Ghibah

25 Feb

Ghibah Termasuk akhlak yang buruk

Definisi Ghibah

a. Menurut bahasa: kebalikan dari yang nyata
b. Menurut istilah: seorang Muslim yang menyebut saudaranya dengan sebutan yang dia tidak suka, baik dengan kata-kata maupun dengan tulisan, ketika dia tidak ada.

Rasulullah bersabda kepada para shahabatnya, pada suatu hari: “Tahukah kalian apa ghibah itu?” Mereka menjawab: “Allah dan Rasul-Nya lebih tahu.” Rasulullah bersabda: “Engkau menyebut saudaramu dengan sebutan yang dia tidak suka.” Mereka berkata: “Ya Rasulallah, bagaimana jika yang saya sebutkan itu benar?” Rasulullah bersabda: “Jika yang engkau katakan itu benar, maka itulah ghibah. Dan jika yang engkau katakan itu tidak benar maka itu adalah dusta.” (HR Muslim).

Bentukk-Bentuk Ghibah

1. Menyebut cacat fisik
2. Menyebut cacat duniawi
3. Menyebut cacat keluarga
4. Menyebut cacat moral
5. Menyebut cacat penampilan
6. Buruk sangka tanpa bukti
7. Mendengar orang yang ghibah

Hukum Ghibah

1. Ghibah yang diharamkan.
Allah berfirman: “Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), Karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.” (QS 49: 12)

Rasulullah bersabda: “Ketika saya dimi’razkan, saya melewati sebuah kaum. Mereka memiliki kuku dari tembaga, mereka mencakar habis muka dan dada mereka. Saya berkata: ‘Siapa mereka itu wahai Jibril?’ Jibril berkata: ‘Mereka adalah manusia-manusia yang memakan daging saudaranya, dan melanggar kehormatannya.’” (HR Abu Dawud)

Dalam hadits lain diriwatkan bahwa Rasulullah bersabda kepada ‘Aisyah yang telah berkata: “Ya Rasulallah, cukuplah bagimu Sofiyyah yang telah berkata begini dan begitu.” Rasulullah bersabda: “Wahai ‘Aisyah sungguh engkau berkata dengan kata-kata yang andaikan dicampur dengan air laut, air laut tersebut akan terwarnai semua.”

Dalam hadits lain Rasulullah bersabda: “Seorang Muslim adalah saudara bagi Muslim yang lain. Tidak boleh mengkhianatinya, membohonginya dan merendahkannya. Setiap Muslim terhadap Muslim yang lainnya haram kehormatannya, hartanya dan darahnya. Taqwa itu ada di sini (sambil menunjuk ke dadanya). Cukuplah kejahatan seseorang Muslim apabila dia menghinakan saudaranya sesama Muslim.”

2. Ghibah yang diperbolehkan.
1. Dalam rangka mengadukan kedzaliman. Allah berfirman: “Allah tidak menyukai Ucapan buruk, (yang diucapkan) dengan terus terang kecuali oleh orang yang dianiaya. Allah adalah Maha mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS 4: 148)
2. Meminta tolong untuk merubah kemungkaran. Rasulullah bersabda: “Barang siapa di antara kalian yang melihat kemungkaran hendaknya dia merubah dengan tangannya, jika tidak mampu maka dengan lisannya, jika tidak mampu maka dengan hatinya, dan itulah selemah-lemah iman.” (HR Muslim)
3. Dalam rangka meminta fatwa.
Rasulullah bersabda dalam sebuah hadits yang panjang: “Ambillah sekiranya cukup untukmu dan anakmu dengan baik.” (HR Bukhari)
4. Dalam rangka memberi peringatan kepada kaum Muslimin. Rasulullah berkata kepada Fatimah: “Adapun Muawiyah dia adalah lelaki yang miskin dan Abu Jahm adalah laki-laki yang tidak pernah meletakkan tongkat dari pundaknya.” (HR Muslim)
5. Bagi orang yang mujaharah (terang-terangan dalam berbuat dosa). Rasulullah bersabda: “Setiap umatku diampuni dosanya kecuali orang-orang yang mujaharah, dan termasuk mujaharah adalah orang yang melakukan kemaksiatan di malam hari dan hingga pagi hari Allah telah menutupi kemaksiatan tersebut, akan tetapi dia berkata: ‘Wahai fulan, semalam saya melakukan ini dan itu, padahal Allah telah menutupi kemaksiatan tersebut, tapi di pagi hari dia buka tutup Allah itu.”

Sebab-Sebab Ghibah

1. Tidak adanya tabayyun. Allah berfirman: “6. Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, Maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu.” (QS 49: 6).
2. Marah. Rasulullah bersabda: “Siapa yang menahan marah padalah dia mempu melampiaskannya, di hari kiamat Allah akan memanggilnya di hadapan seluruh manusia, sehingga ia memilih bidadari yang dia kehendaki untuk dinikahkan dengannya.” (HR Abu Dawud, Tirmidzi, Ibnu Majah dan Ahmad).
3. Lingkungan yang buruk
4. Hasud. Rasulullah bersabda: “Janganlah kalian saling hasud, saling memutus hubungan, saling membenci, dan saling membelakangi. Jadilah kalian hamba-hamba Allah yang bersaudara.”
Dalam hadits lain Rasulullah bersabda: “Hasad itu memakan kebajikan, bagaikan api memakan kayu bakar.” (HR Abu Dawud).
5. Kagum atas diri sendiri. Allah berfirman: “Dan Fir’aun berseru kepada kaumnya (seraya) berkata: “Hai kaumku, bukankah kerajaan Mesir Ini kepunyaanku dan (bukankah) sungai-sungai Ini mengalir di bawahku; Maka apakah kamu tidak melihat(nya)? Bukankah Aku lebih baik dari orang yang hina Ini dan yang hampir tidak dapat menjelaskan (perkataannya)? Mengapa tidak dipakaikan kepadanya gelang dari emas atau malaikat datang bersama-sama dia untuk mengiringkannya?”(QS 43: 51-53)
6. Ummat tidak menjalankan kewajiban amar ma’ruf nahi munkar.
7. Tidak takut akan dampak yang ditimbulkan perbuatan ghibah.

Dampak Ghibah

1. Hati menjadi keras. Allah berfirman: “Maka apakah orang-orang yang dibukakan Allah hatinya untuk (menerima) agama Islam lalu ia mendapat cahaya dari Tuhannya (sama dengan orang yang membatu hatinya)? Maka Kecelakaan yang besarlah bagi mereka yang Telah membatu hatinya untuk mengingat Allah. mereka itu dalam kesesatan yang nyata.” (QS 39: 22)
2. Menempatkan diri di tempat yang dibenci dan dimurkai Allah. Rasulullah bersabda: “Sesungguhnya seorang hamba berkata dengan kalimat yang dibenci Allah, dia tidak menaruh perhatian terhadapnya, akan tetapi kalimat tersebut menjerumuskannya ke dalam neraka jahanam.”
3. Siksa yang dasyat. Rasulullah bersabda: “Sesungguhnya dua orang ini sedang disiksa oleh Allah, padahal mereka tidak disiksa karena sesuatu yang besar. Seorang di antara mereka karena tidak menjaga diri dari kencing, dan seorang lagi karena berjalan di tengah manusia dengan ghibah dan namimah.”
4. Tidak mampu menjalankan kewajiban. Allah berfirman: “(yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mema’afkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.” (QS 3: 134)
5. Menjadi penakut
6. Terjadi perselisihan dan perpecahan
7. Membuka jalan kepada musuh untuk menyerang.

Cara Mengatasi Ghibah

1. Mentarbiyah iman. Allah berfirman di akhir ayat Ghibah: “..dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.” (QS 49: 12)
2. Menyadari bahwa setiap yang diucapkan itu ditulis. Allah berfirman: “Tiada suatu ucapanpun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir.” (QS 50: 18)
3. Melakukan tabayyun di dalam mensikapi segala sesuatu. Allah berfirman: “Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, Maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu.” (QS 49: 6)
4. Menahan marah. Allah berfirman: “Dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.” (QS 3: 134)
5. Tinggal di lingkungan yang baik akhlaknya
6. Mengingatkan kepada yang menjadi teladan bahwa seluruh perbuatan mereka diperhitungkan
7. Umat menjalankan kewajibannya terhadap orang yang ghibah
8. Menyadari akan akibat ghibah.

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

%d blogger menyukai ini: