Arsip | 13.06

Ancaman Bagi Orang yang Tidak Konsekuen

15 Apr

Riyadhush Shalihin; Imam Nawawi; hadits-hadits tentang Ancaman bagi yang tidak konsekuen

Allah berfirman: “Mengapa kamu suruh orang lain (mengerjakan) kebaikan, sedang kamu melupakan dirimu sendiri, padahal kamu membaca al-Kitab (Taurat)? Maka tidakkah kamu berfikir?” (al-Baqarah: 44)

Allah berfirman: “Hai orang-orang yang beriman, mengapa kamu mengatakan apa yang tidak kamu perbuat? Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan.” (ash-Shaff: 2-3)

Allah berfirman: “…dan aku tidak berkehendak mengerjakan apa yang aku larang kamu daripadanya.” (Huud: 88)

Dari Abu Zaid Usamah bin Zaid bin Haritsah ra. ia berkata: Saya mendengar Rasulullah saw. bersabda: “Setelah hari kiamat, ada seseorang yang didatangkan dan dilemparkan ke dalam neraka, kemudian dikeluarkan ususnya, lalu berputar-putar di dalamnya bagaikan berputarnya keledai yang sedang menggiling. Melihat yang demikian, berkerumunlah ahli neraka seraya berkata: “Hai fulan, mengapa kamu seperti itu? Bukankah kamu yang menyuruh untuk berbuat baik dan melarang dari perbuatan munkar?” ia menjawab: “Benar, akulah yang menganjurkan kebaikan, tetapi aku tidak mengerjakannya dan aku melarang dari perbuatan munkar tetapi aku melakukannya.” (HR Bukhari dan Muslim)

Amar Ma’ruf dan Nahi Munkar (2)

15 Apr

Riyadhush Shalihin; Imam Nawawi; hadit-hadits tentang Amar Ma’ruf Nahi Munkar

Dari Ibnu Abbas ra. ia berkata: Rasulullah saw. melihat cincin emas yang dipakai oleh seseorang, kemudian beliau melepas dan membuangnya seraya bersabda: “Salah seorang di antara kalian sengaja mengambil bara api dan meletakkannya di tangan.” Setelah Rasulullah saw. pergi ada seseorang yang berkata kepadanya: “Ambillah cincinmu dan manfaatkanlah.” Ia menjawab: “Tidak, demi Allah saya tidak akan mengambil cincin itu selamanya, karena Rasulullah saw. telah membuangnya.” (HR Muslim)

Dari Abu Sa’id al-Hasan al-Bashriy, ia berkata: ‘Aidz bin ‘Amr ra. datang ke rumah ‘Ubaidillah bin Ziyad kemudian ia berkata: Hai anakku, sesungguhnya Rasulullah saw. bersabda: “Sejahat-jahat pemimpin adalah pemimpin yang kejam, maka janganlah kamu termasuk golongan mereka.” Kemudian ‘Ubaidillah berkata kepadanya: “Duduklah, sesungguhnya kamu hanyalah shahabat Muhammad yang terbuang.” Iapun bertanya: “Apakah ada di antara shahabat-shahabat beliau yang terbuang? Sesungguhnya yang terbuang adalah mereka yang hidup sesudah para shahabat dan orang-orang yang bukan shahabat.” (HR Muslim)

Dari Hudzaifah ra. dari Nabi saw. beliau berkata: “Demi Dzat yang jiwaku berada di genggaman-Nya, seharusnyalah kalian menyuruh untuk berbuat baik dan mencegah dari perbuatan yang munkar. Jika tidak, sungguh Allah akan menurunkan siksa kepad kalian, kemudian kamu berdoa kepada-Nya, tetapi Ia tidak mengabulkan doamu.” (HR Tirmidzi)

Dari Abu Sa’id al-Khudriy ra. dari Nabi saw. beliau bersabda: “Paling utamanya jihad adalah mengatakan keadilan di hadapan penguasa yang menyeleweng.” (HR Abu Daud dan Tirmidzi)

Dari Abu Abdullah Thariq bin Syihab al-Bajaliy al-Ahmasiy ra. ia berkata: Sesungguhnya ada seorang lelaki bertanya kepada Nabi saw. padahal ia sudah meletakkan kakinya di atas pelana: “Wahai Rasulallah, jihad apa yang paling utama?” Beliau menjawab: “Mengatakan kebenaran pada penguasa yang menyeleweng.” (HR an-Nasa-i)

Dari Ibnu Mas’ud ra. ia berkata: Rasulullah saw. bersabda: “Penyebab pertama terjadinya kerusakan pada Bani Israil yaitu, apabila seseorang bertemu dengan kawannya berbuat sesuatu yang dilarang Allah, ia berkata: “Hai kawanku, bertakwalah kepada Allah dan tinggalkanlah apa yang kamu lakukan itu.” Akan tetapi keesokan harinya, ia bertemu kembali, dan kawannya sedang melakukan perbuatan itu lagi, tetapi ia tidak mengingatkan bahkan menemaninya untuk makan, minum dan duduk-duduk. Jika mereka telah berbuat demikian, maka Allah mengunci hati masing-masing dari mereka. Rasulullah pun kemudian membacakan ayat al-Qur’an yang artinya: “Telah dila’nati orang-orang kafir dari Bani Israil dengan lisan Daud dan Isa putera Maryam. yang demikian itu, disebabkan mereka durhaka dan selalu melampaui batas. mereka satu sama lain selalu tidak melarang tindakan Munkar yang mereka perbuat. Sesungguhnya Amat buruklah apa yang selalu mereka perbuat itu. kamu melihat kebanyakan dari mereka tolong-menolong dengan orang-orang yang kafir (musyrik). Sesungguhnya Amat buruklah apa yang mereka sediakan untuk diri mereka, Yaitu kemurkaan Allah kepada mereka; dan mereka akan kekal dalam siksaan. Sekiranya mereka beriman kepada Allah, kepada Nabi (Musa) dan kepada apa yang diturunkan kepadanya (Nabi), niscaya mereka tidak akan mengambil orang-orang musyrikin itu menjadi penolong-penolong, tapi kebanyakan dari mereka adalah orang-orang yang fasik.” (al-Maaidah: 78-81)
Kemudian beliau bersabda pula: “Janganlah kalian seperti mereka. Demi Allah, kalian harus selalu mengajak untuk berbuat baik dan melarang dari perbuatan munkar, cegahlah orang yang berbuat aniaya dan kembalikanlah ia ke jalan yang benar serta batasilah diri dalam mengajak kepada kebenaran. Tidak. Allah pasti akan mengunci hati kalian, kemudian Allah akan mengutuk kalian sebagaimana bani Israil.” (HR Daud dan Tirmidzi)

Hadits di atas adalah menurut lafalnya Abu Daud, adapun menurut lafal yang disampaikan Tirmidzi: Rasulullah saw. menceritakan tentang keadaan Bani Israil, yaitu: “Ketika orang-orang Bani Israil tenggelam dalam kemaksiatan, maka ulama-ulama mereka memperingatkannya, namun mereka tidak mau berhenti. Akhirnya para ulama itu ikut serta dalam majelis mereka, makan dan minum yang dilarang Allah. Maka Allah swt. menutup hati mereka melalui lisan Daud dan Nabi Isa putera Maryam. Hal itu disebabkan karena mereka durhaka dan senantiasa melampaui batas.” Rasulullah yang tadinya bersandar kemudian duduk seraya bersabda: “Janganlah kalian berbuat demikian, demi Allah yang jiwaku berada di dalam genggaman-Nya, kalian luruskan mereka ke jalan yang benar.”

Dari Abu Bakar ash-Shiddiq ra. ia berkata: Wahai manusia, hendaknya kalian membaca ayat ini: yaa ayyuHalladziina aamanuu ‘alaikum anfusakum laa yadlurrukum man dlalla idzaHtadaitum (“Hai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu; tiada orang yang sesat itu akan memberi mudlarat kepadamu apabila kamu telah mendapat petunjuk.”) dan sesungguhnya saya mendengar Rasulullah saw. bersabda: “Sesungguhnya apabila orang-orang melihat orang yang bertindak aniaya kemudian mereka tidak mencegahnya, maka kemungkinan besar Allah akan meratakan siksaan kepada mereka, disebabkan perbuatan tersebut.” (HR Abu Daud, Tirmidzi dan an-Nasa-i)

Amar Ma’ruf dan Nahi Munkar (1)

15 Apr

Riyadhush Shalihin; Imam Nawawi; hadit-hadits tentang Amar Ma’ruf Nahi Munkar

Allah berfirman: “Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar dan merekalah termasuk orang-orang yang beruntung.” (Ali Imraan: 105)

Allah berfirman: “Kalian adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar.” (Ali Imraan: 110)

Allah berfirman: “Jadilah engkau pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang ma’ruf serta berpalinglah dari orang-orang yang bodoh.” (al-A’raaf: 199)

Allah berfirman: “Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma’ruf, mencegah dari yang munkar.” (at-Taubah: 71)

Allah berfirman: “Telah dila’nati orang-orang kafir dari Bani Israil dengan lisan Daud dan Isa putera Maryam. yang demikian itu, disebabkan mereka durhaka dan selalu melampaui batas. Mereka satu sama lain selalu tidak melarang tindakan Munkar yang mereka perbuat. Sesungguhnya Amat buruklah apa yang selalu mereka perbuat itu.” (al-Maaidah: 78-79)

Allah berfirman: “Dan katakanlah: Kebenaran itu datangnya dari Rabb-mu, maka siapa saja yang ingin (beriman) hendaklah ia beriman, dan siapa saja yang ingin (kafir) biarlah ia kafir.” (al-Kahfi: 29)

Allah berfirman: “Maka sampaikanlah secara terang-terangan segala sesuatu yang diperintahkan (kepadamu).” (al-Hijr: 94)

Allah berfirman: “Maka tatkala mereka melupakan apa yang diperingatkan kepada mereka, Kami selamatkan orang-orang yang melarang dari perbuatan jahat dan Kami timpakan kepada orang-orang yang zalim siksaan yang keras, disebabkan mereka selalu berbuat fasik.” (al-A’raaf: 165)

Dari Abu Sa’id al-Khudriy ra. ia berkata: Saya mendengar Rasulullah saw. bersabda: “Siapa saja di antara kalian melihat kemungkaran, maka rubahlah dengan tangannya, apabila ia tidak mampu, maka rubahlah dengan lisannya, bila ia tidak mampu rubahlah dengan hatinya, dan itu adalah paling lemahnya iman.” (HR Muslim)

Dari Ibnu Mas’ud ra. ia berkata: Rasulullah saw. bersabda: “Nabi-nabi yang diutus sebelumku pasti didampingi shahabat-shahabat yang setia. Mereka mengikuti sunnahnya dan mengerjakan apa yang diperintahkan. Sesudah mereka, muncullah orang-orang yang suka berbicaya dan tidak suka beramal, mereka mengerjakan sesuatu yang tidak diperintahkan. Siapa saja yang memerangi mereka dengan tangannya (kekuasaannya), maka ia adalah orang yang beriman, siapa saja yang memerangi mereka dengan lisannya maka ia adalah orang yang beriman. Dan siapa saja yang memerangi mereka dengan hatinya, maka ia juga orang yang beriman. Selain dari itu, maka tidak ada lagi iman walaupun sebesar biji sawi.” (HR Muslim)

Dari Abul Walid ‘Ubadah bin Shamit ra. ia berkata: Kami berbaiat kepada Rasulullah saw. untuk selalu mendengar dan taat, baik dalam kesusahan maupun dalam kesenangan, baik pada yang disenangi maupun yang dibenci. Bahkan terhadap perebutan kekuasaan atas kami, dan kami berbaiat pula untuk tidak menentang pemerintahan dari yang berhak kecuali terbukti adanya pelanggaran yang jelas sesuai adanya dalil-dalil yang datangnya dari Allah Ta’ala, serta kami berbaiat untuk selalu berkata benar dimana saja kami berada, kami tidak takut terhadap celaan siapapun dalam membela (agama) Allah.” (HR Bukhari dan Muslim)

Dari Nu’man bin Basyir ra. dari Nabi saw. beliau bersabda: “Perumpamaan orang yang selalu melaksanakan hukum-hukum Allah dan orang yang terjerumus di dalamnya, bagaikan orang yang membagi tempat di dalam kapal. Sebagian mendapat bagian di atas dan sebagian di bawah. Ketika orang-orang yang di bawah membutuhkan air, mereka harus naik ke atas, tentu akan mengganggu orang yang di atas. Sehingga (yang di bawah) berkata: “Kami akan melubangi kapal ini agar tidak mengganggu orang-orang yang berada di atas.” Jika yang di atas membiarkan hal itu, niscaya semuanya akan binasa, tetapi jika yang di atas menyadari dan mencegah mereka yang di bawah, maka semua akan selamat.” (HR Bukhari)

Dari Ummul Mukminin Salamah Hindun binti Abu Umayyah Hudzaifah ra. dari Nabi saw. beliau bersabda: “Sesungguhnya akan diangkat untuk kalian beberapa penguasa, dan kalian akan mengetahui kemungkarannya. Maka siapa saja yang benci bebaslah dia, dan siapa saja yang mengingkarinya maka selamatlah dia, tetapi orang yang senang dan mengikutinya maka tersesatlah dia.” Para shahabat bertanya: “Apakah tidak sebaiknya kita memerangi mereka?” Beliau menjawab: “Jangan, selama mereka masih mengerjakan shalat bersamamu.” (HR Muslim)

Dari Ummul Mukminin Ummul Hakam Zainab binti Jahsy ra, ia berkata: Nabi saw. masuk ke rumah dengan perasaan cemas seraya bersabda: “Tidak ada tuhan selain Allah, hendaknya bangsa Arab selalu waspada terhadap bencana yang hampir menimpanya, dimana saat itu telah terbuka tirai Ya’juj dan Ma’juj sebesar ibu jari. Saya bertanya: “Wahai Rasulallah, apakah kami akan binasa sedangkan di tengah-tengah kami banyak orang-orang yang berbuat kebajikan?” Beliau menjawab: “Ya, apabila kejahatan merajalela.” (HR Bukhari dan Muslim)

Dari Abu Sa’id al-Khudriy ra. dari Nabi saw. beliau bersabda: “Jauhilah duduk-duduk di tepi jalan.” Para shahabat bertanya: “Wahai Rasulallah, kami tidak bisa meninggalkan tempat-tempat itu, karena di tempat itulah kami membicarakan sesuatu.” Rasulullah bersabda: “Apabila kalian merasa tidak bisa meninggalkan duduk-duduk di sana maka penuhilah hak jalan itu.” Para shahabat bertanya: “Apakah hak jalan itu, wahai Rasulallah?” Beliau menjawab: “Memejamkan mata, tidak mengganggu, menjawab salam, amar ma’ruf dan nahi munkar.” (HR Bukhari dan Muslim)

Nasehat

15 Apr

Riyadhush Shalihin; Imam Nawawi; Hadits-hadits tentang Nasehat

Allah berfirman: “Sesungguhnya orang-orang mukmin adalah bersaudara.” (al-Hujurat: 10)

“Dan aku memberi nasehat kepadamu.” (al-A’raaf: 62)

“Dan aku hanyalah pemberi nasehat yang terpercaya bagimu.” (al-A’raaf: 68)

Dari Abu Ruqayyah Tamim bin Aus ad-Daariy ra. ia berkata: Nabi saw. bersabda: “Agama itu adalah nasehat.” Kami bertanya: “Bagi siapa?” Beliau bersabda: “Bagi Allah, kitab-Nya, Rasul-Nya, pemimpin-pemimpin umat Islam dan umat Islam pada umumnya.” (HR Muslim)

Dari Jarir bin Abdullah ra. ia berkata: “Saya berbaiat kepada Rasulullah saw. untuk senantiasa mengerjakan shalat, menunaikan zakat dan memberi nasehat kepada sesama muslim.” (HR Bukhari dan Muslim)

Dari Anas ra. dari Nabi saw. beliau bersabda: “Tidaklah sempurna iman seseorang di antara kalian sebelum ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri.” (HR Bukhari dan Muslim)

Tolong Menolong dalam Kebajikan dan Takwa

15 Apr

Riyadhush Shalihin; Imam Nawawi; hadits-hadits tentang Tolong Menolong dalam Kebajikan dan Takwa

Allah berfirman: “Tolong menolonglah kamu sekalian dalam kebaikan dan takwa.” (al-Maidah: 2)

Allah berfirman: “Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar merugi, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shalih dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati dalam menetapi kesabaran.” (al-Ashr: 1-3)

Dari Abu Abdirrahman bin Zaid bin Khalid al-Juhaniy ra. Ia berkata: Rasulullah saw. bersabda: “Siapa saja yang menyediakan perbekalan perang di jalan Allah, maka ia disamakan dengan perang, dan siapa saja yang tidak ikut perang lalu menjaga baik-baik keluarga yang ditinggalkan orang yang ikut perang, berarti ia ikut berperang.” (HR Bukhari dan Muslim)

Dari Abu Sa’id al-Khudriy ra. ia berkata: Rasulullah saw. mengutus sepasukan tentara ke Bani Lihyan yang termasuk suku Huzail, kemudian beliau bersabda: “Hendaklah tiap dua orang dalam satu keluarga, yang satu keluar dan yang lain menjaga keluarga-keluarga yang ditinggal, niscaya pahalanya terbagi antara keduanya sama.” (HR Muslim)

Dari Ibnu Abbas ra. ia berkata: Rasulullah saw. bertemu dengan sebuah rombongan di Rauha’, kemudian beliau bertanya: “Siapakah kalian ini?” mereka menjawab: “Kami umat Islam.” Mereka balik bertanya: “Siapakah engkau?” Beliau menjawab: “Rasulullah.” Tiba-tiba ada seorang wanita yang mengangkat anaknya sambil bertanya: “Apakah sah hajinya anak ini?” Beliau menjawab: “Ya. Dan pahalanya untukmu.” (HR Muslim)

Dari Abu Musa al-Asy’ariy ra. dari Nabi saw. beliau bersabda: “Seorang muslim yang menjadi bendahara, adalah orang yang dapat dipercaya. Ia melaksanakan tugas yang dilimpahkan dengan sempurna dan senang hati, serta memberikan sesuatu kepada siapa yang diperintahkan, maka ia termasuk salah seorang yang mendapat pahala bersedekah.” (HR Bukhari dan Muslim)

Seruan untuk Berdakwah

15 Apr

Riyadhush Shalihin; Imam Nawawi; Hadits-hadits agar Berdakwah

Allah berfirman: “Dan serulah kepada (agama) Rabb-mu.” (al-Hajj: 67)

Allah berfirman: “Serulah (manusia) kepada jalan Rabb-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik.” (an-Nahl: 125)

Allah berfirman: “Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa.” (al-Maaidah: 2)

Allah berfirman: “Dan hendaklah ada di antara kalian segolongan umat yang menyeru kepada kebaikan.” (Ali Imraan: 104)

Dari Ibnu Mas’ud ‘Uqbah bin ‘Amr al-Anshariy al-Badriy ra. ia berkata: Rasulullah saw. bersabda: “Siapa saja yang menunjukkan (mengajak) kepada kebaikan, maka ia mendapat pahala seperti pahala orang yang mengerjakan kebaikan itu.” (HR Muslim)

Dari Abu Hurairah ra. ia berkata: Sesungguhnya Rasulullah saw. bersabda: “Siapa saja yang mengajak kepada kebenaran, maka ia memperoleh pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya tanpa dikurangi sedikitpun. Dan siapa saja yang mengajak kepada kesesatan, maka ia mendapat dosa seperti dosa orang yang mengerjakannya tanpa dikurangi sedikitpun.” (HR Muslim)

Dari Abul ‘Abbas Sahl bin Sa’ad as-Sa’idiy ra. ia berkata: Ketika perang Khaibar Rasulullah saw. bersabda: “Esok akan kuserahkan panji ini kepada seseorang. Allah akan memberi kemenangan melalui tangannya. Ia mencintai Allah dan Rasul-Nya, Allah dan Rasul-Nya pun mencintainya.” Semalaman orang-orang ramai membicarakan, siapa gerangan di antara mereka yang akan diserahi panji itu. Keesokan harinya Rasulullah saw. bersabda: “Dimana Ali bin Abi Thalib?” Seseorang menjawab: “Wahai Rasulallah, ia sedang sakit mata.” Beliau bersabda: “Panggillah ia kemari.” Setelah di hadapannya, Rasulullah saw. meludahi kedua matanya dan mendoakannya. Lalu sembuhlah penyakit itu seakan-akan ia tidak pernah sakit mata, kemudian ia diberi panji. Ali ra. bertanya: “Wahai Rasulallah, apakah aku harus memerangi mereka sampai bersaksi bahwa tidak ada tuhan selain Allah?” beliau menjawab: “Laksanakanlah dengan tenang, sehingga kamu sampai di daerah mereka, lalu ajaklah masuk agama Islam dan beritahukanlah kepada mereka tentang hak Allah Ta’ala yang harus mereka laksanakan. Demi Allah, seandainya Allah memberi petunjuk disebabkan ajakanmu, itu lebih baik bagimu daripada memperoleh rampasan perang berupa ternak-ternak yang paling bagus.” (HR Bukhari dan Muslim)

Dari Anas ra. ia berkata: Seorang pemuda dari suku Aslam berkata: “Wahai Rasulallah, sesungguhnya saya ingin ikut berperang, tetapi tidak mempunyai bekal.” Beliau bersabda: “Datanglah kepada si fulan karena ia sudah mempersiapkan tetapi ia sakit.” Kemudian pemuda itu datang ke tempat fulan dan berkata: “Rasulullah mengucapkan salam untuk kamu.” Kemudian melanjutkan perkataannya: “Berikanlah perbekalan perangmu untukku.” Kemudian si fulan tadi berkata: “Wahai istriku, berikanlah perbekalan yang telah aku persiapkan dan jangan kamu simpan sedikitpun, demi Allah, jangan kamu simpan sedikitpun bekal yang telah aku persiapkan, karena hal itu pasti akan membawa berkah bagimu.” (HR Muslim)

Pionir Kebaikan atau Kejahatan

15 Apr

Riyadhush Shalihin; Imam Nawawi; Hadits-hadits tentang Panutan Baik/Buruk

Allah berfirman: “Dan orang-orang berkata: “Ya Rabb kami, anugerahkanlah kepada kami istri-istri dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa.” (al-Furqaan: 74)

Allah berfirman: “Kami telah menjadikan mereka itu sebagi pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami.” (al-Anbiyaa’: 73)

Dari Abu ‘Amr Jabir bin Abdullah ra. ia berkata: “Suatu siang kami bersama-sama Rasulullah saw. tiba-tiba datanglah serombongan orang tidak beralas kaki, berkemul kain wol yang dilubangi pada bagian kepala dan bersenjatakan pedang. Mereka kebanyakan dari suku Mudlar, bahkan semuanya dari suku Mudlar. Melihat kemiskinan yang mereka derita, berubahlah wajah Rasulullah saw.. Beliau kemudian masuk rumah dan keluar lagi, kemudian menyuruh Bilal untuk mengumandangkan adzan dan iqamah, sesudah menyelesaikan shalatnya beliau bersabda: “Wahai sekalian manusia, bertakwalah kalian kepada Rabbmu yang telah menciptakanmu dari seorang diri, daripadanya Allah menciptakan istri, dan dari keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak.
Dan bertakwalah kalian kepada Allah yang dengan mempergunakan nama-Nya, kalian saling meminta satu sama lain, serta peliharalah hubungan silaturahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kalian.” Beliau juga menyampaikan firman Allah yang lain, yang artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu semua kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat).”
Seusai berpidato ada seseorang yang bersedekah dengan sebagian dinarnya, dirham, pakaian, segantang gandum dan dengan satu gantang kurma-nya sehingga Jarir mengatakan: “Bahkan tidak ada yang ingin ketinggalan, sekalipun hanya besedekah dengan separuh biji kurma.” Kemudian datanglah seorang shahabat Anshar yang datang dengan membawa pundi-pundi besar, hampir saja ia tidak kuat untuk mengangkatnya, yang diikuti oleh shahabat yang lain. Akhirnya saya melihat wajah Rasulullah saw. tampak sangat gembira sehingga berkilauan seperti emas, beliau kemudian bersabda: “Siapa saja yang pertama memberi contoh perilaku yang baik dalam Islam, maka ia mendapatkan pahala kebaikannya dan mendapat pahala orang-orang yang meniru perbuatannya itu tanpa dikurangi sedikitpun. Dan siapa saja yang pertama memberi contoh perilaku yang jelek dalam Islam, maka ia mendapatkan dosa kejahatan itu dan mendapatkan dosa orang yang meniru perbuatannya tanpa dikurangi sedikitpun.” (HR Muslim)

Dari Ibnu Mas’ud ra. ia berkata: Sesungguhnya Rasulullah saw. bersabda: “Tiap-tiap jiwa yang terbunuh dengan penganiayaan, maka putra adam yang pertama (Qabil), mendapat bagian dari dosa pertumpahan darah, karena dialah orang pertama yang melakukan pembunuhan.” (HR Bukhari dan Muslim)

Bid’ah

15 Apr

Riyadhush Shalihin; Imam Nawawi; Hadits-Hadits tentang Bid’ah

Allah berfirman: “Maka tidak ada sesudah kebenaran itu, melainkan kesesatan.” (Yunus: 32)

Allah berfirman: “Tiadalah Kami alpakan sesuatupun di dalam al-Kitab.” (al-An’am: 38)

Allah berfirman: “Jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (al-Qur’an) dan Rasul (sunnahnya).” (an-Nisaa’: 59)

Allah berfirman: “Dan (perintah Kami) ini adalah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah dia; dan janganlah mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai-beraikan kamu dari jalan-Nya.” (al-An’am: 153)

Allah berfirman: “Katakanlah. Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu.” (Ali ‘Imraan: 31)

Dari Aisyah ra. ia berkata: Rasulullah saw. bersabda: “Siapa saja yang mengada-ada tentang sesuatu dalam urusan (agama) kami, yang tidak kami perintahkan, maka hal itu ditolak.” (HR Bukhari dan Muslim)

Dalam riwayat Muslim, Rasulullah saw. bersabda: “Siapa saja yang mengerjakan suatu pekerjaan yang tidak cocok dengan syariat kami, maka ditolak.”

Dari Jabir ra. ia berkata: “Apabila Rasulullah saw. berkhutbah, kedua matanya memerah, suaranya dan kelihatan sangat marah seakan-akan beliau seorang panglima yang kejam, seraya bersabda: “(Hati-hatilah) dari pagi sampai sore musuh mengancam kalian!” selanjutnya beliau bersabda: “Aku diutus sedangkan kiamat itu bagaikan dua jari ini.” Sambil mensejajarkan jari telunjuk dan jari tengah. Beliau bersabda: “Ketahuilah bahwa sebaik-baik ucapan adalah kitab Allah (al-Qur’an), sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad saw. dan sejelek-jelek perkara agama sepeninggalanku adalah melakukan sesuatu yang baru dalam agama, yang demikian itu disebut bid’ah, dan setiap bid’ah itu pasti sesat.” Selanjutnya bersabda: “Aku lebih utama (dalam segala hal) dibanding orang mukmin yang lain. Siapa saja meninggalkan harta, adalah menjadi hak ahli warisnya. Dan siapa saja meninggalkan hutang atau keluarga yang tersia-sia, maka sayalah walinya dan atas tanggungan.” (HR Muslim)

Wajib Melaksanakan Hukum-Hukum Allah

15 Apr

Riyadhush Shalihin; hadits tentang Melaksanakan Hukum-hukum Allah

Allah berfirman: “Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim terhadap perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa dalam hati mereka sesuatu keberatan terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya.” (an-Nisaa’: 65)

Allah berfirman: “Sesungguhnya jawaban oran-orang mukmin, bila mereka dipanggil kepada Allah dan Rasul-Nya agar Rasul menghukum (mengadili) di antara mereka ialah ucapan. “Kami mendengar, dan Kami patuh”. dan mereka Itulah orang-orang yang beruntung.” (an-Nuur: 51)

Dari Abu Hurairah ra. ia berkata: Ketika Rasulullah saw. menerima ayat: lillaaHi maa fis samaawaati wa maa fil ardli wa in tubduu maa fii anfusikum au tukhfuuHu yuhaasibkum biHillaaH (“Kepunyaan Allah-lah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Dan jika kamu mengungkapkan apa yang ada di dalam hatimu atau menyembunyikannya, niscaya Allah akan membuat perhitungan dengan kamu tentang perbuatanmu itu”). Para shahabat Rasulullah saw. merasa berat dengan kandungan ayat tersebut. Kemudian mereka menemui Rasulullah saw. sambil berjongkok dan berkata: “Wahai Rasulallah, kami dapat melakukan amal-amal perbuatan yang dibebankan kepada kami dengan sekuat tenaga, yaitu: shalat, jihad, berpuasa dan sedekah. Tetapi mengenai kandungan ayat itu, kami merasa tidak mampu untuk melaksanakannya.” Beliau bersabda: “Apakah kamu akan berkata seperti yang dikatakan ahli kitab sebelum kamu. Mereka mengatakan: “Kami mendengar dan kami melanggarnya.” Janganlah seperti mereka, tetapi katakanlah: “Sami’naa wa atha’naa ghufraanaka rabbanaa wa ilaikal mashiir.”(“Kami mendengar dan kami mentaatinya. Ampunilah kami wahai Rabb kami dan kepada Engkaulah tempat kami kembali.”) ketika ayat itu dibaca dan lidah mereka terasa ringan untuk membacanya, kemudian Allah Ta’ala menurunkan ayat selanjutnya: aamanar rasuulu bimaa unzila ilaiHi mir rabbiHii wal mu’minuuna kullun aamana billaaHi wa malaa-ikatiHii wa kutubiHii wa rusuliHii laa nufarriqu baina ahadim mir rusuliHi wa qaaluu sami’naa wa atha’naa ghufraanaka rabbanaa wa ilaikal mashiir (“Rasul telah beriman kepada al-Qur’an yang diturunkan kepadanya dari Rabb-nya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikatnya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (mereka mengatakan): “Kami tidak membeda-bedakan antara seorang (dengan yang lain) dari rasul-rasul-Nya,” dan mereka mengatakan: “Kami mendengar dan kami mentaati.” (mereka berdoa): “Ampunilah kami ya Rabb kami dan kepada Engkaulah tempat kembali.”
Ketika mereka telah melakukan kandungan ayat itu, kemudian Allah Ta’ala memasuhkan dengan ayat selanjutnya, yaitu: laa yukallifullaaHu nafsan illaa wus-‘aHaa laHaa maa kasabat wa-‘alaiHaa maktasabat, rabbanaa laa tu-aakhidnaa in nasiinaa au akhtha’naa.” (“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (mereka berdoa): Ya Rabb kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami bersalah.”)
Dijawab: “yaa” “rabbanaa wa laa tahmil ‘alainaa ishrang kamaa halataHuu ‘alal ladziina ming qablinaa” (“Ya Rabb kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami.”) dijawab: “Ya.” “Rabbanaa wa laa tuhammilnaa maa laa thaaqata lanaabiHi” (“Ya Rabb kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang kami tidak sanggup memikulnya.”) dijawab: “Ya.”, “Wa’fu ‘annaa waghfir lanaa warhamnaa anta maulaanaa fanshurnaa ‘alal qaumil kaafiriin.” (“Beri maaflah kami, ampunilah kami, dan rahmatilah kami. Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir.”) dijawab: “Ya.” (HR Muslim)

Menjaga Sunnah-sunnah Nabi saw. (2)

15 Apr

Riyadhush Shalihin; Imam Nawawi; Hadits-hadits tentang Sunnah Nabi saw.

Dari Abu Musa ra. ia berkata: Rasulullah saw. bersabda: “Sesungguhnya perumpamaan petunjuk dan ilmu yang ditugaskan oleh Allah untukku menyiarkannya adalah bagaikan hujan yang jatuh ke bumi. Sebagian bumi ada yang baik, sehingga dapat menerima air dan menyimpannya kemudian menumbuhkan rerumputan dan tumbuhan yang lain. Sebagian ada yang kering tapi dapat menyimpan air, lalu Allah memberikan manfaat kepada manusia dengan bumi kering yang mengandung air itu, sehingga manusia minum, menyiram dan bertanam darinya. Sebagian lagi adalah tanah berbatu yang tidak bisa menyimpan air dan tidak dapat pula menumbuhkan rerumputan. Demikianlah perumpamaan orang yang pandai dengan agama Allah dan ilmu atau petunjuk-petunjuk dari Allah yang bisa memberi manfaat pada dirinya, dia belajar hingga pandai lalu mengajarkan ilmunya (kepada orang lain). Demikian pula perumpamaan orang yang tidak dapat menerima petunjuk ajaran Allah yang diutuskan untukku.” (HR Bukhari dan Muslim)

Dari Jabir ra. ia berkata: Rasulullah saw. bersabda: “Perumpamaan diriku di antara kalian adalah bagaikan seorang laki-laki yang menyalakan api, lalu mulailah laron-laron dan serangga-serangga mengerumuni api. Sementara itu, sementara itu laki-laki itu mencegat laron dan serangga-serangga itu, jangan sampai tercebur ke dalam api. Saya akan selalu menarik kalian dari belakang, jangan sampai kalian tercebur ke dalam api, tetapi (di antara) kalian memberontak lepas dari tanganku.” (HR Muslim)

Dari Jabir ra. ia berkata: “Sesungguhnya Rasulullah saw. menyuruh untuk membersihkan tangan dan piring ketika makan. Beliau bersabda: “Sesungguhnya kalian tidak tahu dimana letak keberkahan makanan itu.” (HR Muslim)

Dalam riwayat lain dikatakan, Rasulullah saw. bersabda: “Jika makanan salah seorang di antara kalian jatuh, hendaklah ia mengambilnya dan membersihkan kotoran yang melekat kemudian makanlah. Dan jangan biarkan makanan itu untuk setan. Dan janganlah kamu membersihkan tangan dengan sapu tangan sebelum membersihkan jari-jari tangan dengan mulut, karena sesungguhnya ia tidak tahu dimana letak keberkahan makanan itu.”

Dalam riwayat lain dikatakan, Rasulullah saw. bersabda: “Setan itu selalu hadir menyertai salah seorang di antara kalian dalam segala hal, juga ketika makan. Oleh sebab itu, jika makanan salah seorang dari kalian itu terjatuh, maka hendaklah ia membersihkan kotoran yang melekat kemudian makanlah dan janganlah ia meninggalkan makanan itu untuk setan.”

Dari Ibnu Abbas ra. ia berkata: Rasulullah saw. berdiri di tengah-tengah kami untuk memberi nasehat: “Hai sekalian manusia, sesungguhnya kalian akan dikumpulkan di hadapan Allah Ta’ala dalam keadaan telanjang bulat dan tidak beralas kaki sebagaimana pertama kali kita diciptakan. Itu adalah janji Allah untuk kita dan sesungguhnya janji itu pasti akan dilaksanakan. Ingatlah. Sesungguhnya pertama kali makhluk yang diberi pakaian kelak di hari kiamat adalah Nabi Ibrahim as. Ingatlah, sesungguhnya nanti akan ada dari umatku yang didatangkan dari sebelah kiri dan mereka akan disiksa, kemudian aku berkata: “Wahai Rabb-ku, mereka itu adalah umatku.” Allah berfirman: “Sesungguhnya engkau tidak mengetahui apa yang diperbuat mereka sepeninggalanmu.” Maka saya berkata sebagaimana perkataan Nabi yang lain: “Sesungguhnya saya menjadi saksi mereka selama saya berada di sisi mereka. Dan sesudah saya mati, Engkau wahai Allah yang mengawasi mereka dan Engkau pulalah yang mengetahui segala sesuatunya. Apabila Engkau menyiksa mereka maka sesungguhnya mereka adalah hamba-Mu dan jika Engkau mengampuni mereka maka sesungguhnya Engkau adalah Dzat Yang Maha Mulia lagi Maha Bijaksana.” Kemudian aku diberitahu: “Sesungguhnya mereka itu murtad dari agama Islam semenjak engkau tinggalkan mereka.” (HR Bukhari dan Muslim)

Dari Abu Sa’id Abdullah bin Mughaffal ra. ia berkata: Rasulullah saw. melarang bermain ketepil dan bersabda: “Ketepil itu tidak dapat membunuh binatang buruan, dan tidak dapat melukai musuh, hanya saja ia akan mencukil mata dan mematahkan gigi.” (HR Bukhari dan Muslim)

Dalam riwayat lain, Rasulullah saw. bersabda: “Kerabat Ibnu Mughaffal ada yang bermain ketepil kemudian ia dilarangnya dan dikatakan bahwa Rasulullah saw. melarang untuk bermain ketepil, dan ia mengatakan pula bahwa ketepil itu tidak dapat digunakan untuk berburu. Setelah itu mereka masih tetap terus bermain ketepil. Akhirnya ia berkata: “Kamu telah saya beri tahu, bahwa Rasulullah saw. melarang bermain ketepil, oleh sebab itu saya tidak akan bicara lagi denganmu selamanya.”

Dari Abbas bin Rabi’ah, ia berkata: “Saya pernah melihat Umar bin al-Khaththab ra. mencium Hajar Aswad, seraya berkata: “Aku tahu engkau adalah batu, engkau tidak bisa memberi manfaat dan tidak pula membahayakan. Seandainya aku tidak pernah melihat Rasulullah saw. menciummu, tentu akupun tidak menciummu.” (HR Bukhari dan Muslim)