Tafsir Ibnu Katsir Surah Al-Hadiid (5)

18 Nov

Tafsir Al-Qur’an Surah Al-Hadiid (Besi)
Surah Madaniyyah; surah ke 57:29 ayat

tulisan arab alquran surat al hadid ayat 12-15“12. (yaitu) pada hari ketika kamu melihat orang mukmin laki-laki dan perempuan, sedang cahaya mereka bersinar di hadapan dan di sebelah kanan mereka, (Dikatakan kepada meraka): “Pada hari ini ada berita gembira untukmu, (yaitu) syurga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, yang kamu kekal di dalamnya. Itulah keberuntungan yang besar”. 13. pada hari ketika orang-orang munafik laki-laki dan perempuan berkata kepada orang-orang yang beriman: “Tunggulah Kami supaya Kami dapat mengambil sebahagian dari cahayamu”. dikatakan (kepada mereka): “Kembalilah kamu ke belakang dan carilah sendiri cahaya (untukmu)”. lalu diadakan di antara mereka dinding yang mempunyai pintu. di sebelah dalamnya ada rahmat dan di sebelah luarnya dari situ ada siksa. 14. orang-orang munafik itu memanggil mereka (orang-orang mukmin) seraya berkata: “Bukankah Kami dahulu bersama-sama dengan kamu?” mereka menjawab: “Benar, tetapi kamu mencelakakan dirimu sendiri dan menunggu (kehancuran Kami) dan kamu ragu- ragu serta ditipu oleh angan-angan kosong sehingga datanglah ketetapan Allah;dan kamu telah ditipu terhadap Allah oleh (syaitan) yang Amat penipu. 15. Maka pada hari ini tidak diterima tebusan dari kamu dan tidak pula dari orang-orang kafir. tempat kamu ialah neraka. Dialah tempat berlindungmu. dan Dia adalah sejahat-jahat tempat kembali”. (al-Hadiid: 12-15)

Allah berfirman seraya menceritakan tentang orang-orang mukmin yang bersedekah, bahwa pada hari kiamat kelak mereka akan memperoleh cahaya yang terang di hadapan mereka di pelataran hari kiamat sesuai dengan amal yang mereka perbuat. Sebagaimana dikatakan oleh Ibnu Mas’ud mengenai firman Allah: yas’aa nuuruHum baina aidiiHim (“Sedang cahaya mereka bersinar di hadapan mereka.”) ia mengatakan: “Sesuai dengan amal perbuatan mereka, mereka akan berjalan melintasi jembatan. Di antara mereka ada yang cahayanya seperti gunung. Ada pula yang cahayanya seperti pohon kurma dan ada pula yang cahayanya seperti seorang yang berdiri tegak. Dan yang paling gelap cahayanya adalah orang-orang yang cahayanya terdapat pada ibu jari mereka, terkadang bercahaya dan terkadang padam.”

Hal ini juga diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim dan Ibnu Jarir. Sufyan ats-Tsauri bercerita dari Hushain, dari Mujahid, dari Junadah bin Abi Umayyah, ia berkata: “Sesungguhnya kalian tertulis di sisi Allah dengan nama-nama, tanda-tanda, tempat, rahasia, dan majelis kalian. Dan jika hari kiamat tiba, akan dikatakan: “Hai fulan, inilah cahayamu. Hai fulan, tidak ada cahaya bagimu”” dan kemudian dia membacakan: yas’aa nuuruHum baina aidiiHim (“Sedang cahaya mereka bersinar di hadapan mereka.”)

Masih mengenai firman-Nya ini: yas’aa nuuruHum baina aidiiHim (“Sedang cahaya mereka bersinar di hadapan mereka.”) al Hasan mengatakan: “Yakni, di atas ash-Shirath.”

Dan firman Allah: wa bi aimaaniHim (“dan disebelah kanan mereka.”) adh-Dhahhak mengatakan: “Yakni disebelah kanan mereka terdapat buku catatan mereka.” Sebagaimana difirmankan oleh Allah: faman uutiya kitaabaHu biyamiiniHii (“Maka barangsiapa yang kitab amalnya diberikan di tangan kanannya.”)(al-Israa’: 71)

Firman-Nya: busyraakumul yauma jannaatun tajrii min tahtiHal anHaaru (“Pada hari ini ada berita gembira untukmu, [yaitu] surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai.”) maksudnya dikatakan kepada mereka: “Pada hari ini ada kabar gembira bagi kalian berupa surga.”) dengan kata lain, bagi kalian kabar gembira berupa surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. Khaalidiina fiiHaa (“Yang kamu kekal di dalamnya”) artinya kamu akan tinggal di dalamnya untuk selamanya. Dzaalika Huwal fauzul ‘adhiim (“Itulah keberuntungan yang besar.”)

Dan firman Allah: yauma yaquulul munaafiquuna wal munaafiqaatu lilladziina aamanun dhuruunaa naqtabis min nuurikum (“Pada hari ketika orang-orang munafik laki-laki dan perempuan berkata kepada orang-orang yang beriman: ‘Tunggulah kami supaya kami dapat mengambil sebagian dari cahaya mu.”) yang demikian itu merupakan kabar dari Allah Ta’ala tentang apa yang akan terjadi pada hari kiamat kelak di pelataran kiamat, berupa berbagai hal yang menakutkan lagi mengerikan, juga berupa berbagai goncangan dan hal-hal buruk lainnya.

Pada saat itu tidak ada orang yang selamat kecuali orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya serta mengamalkan apa yang diperintahkan Allah kepadanya serta menjauhi semua larangan-Nya. Jadi orang kafir dan munafik tidak akan dapat memanfaatkan cahaya orang mukmin, sebagaimana orang buta tidak akan dapat memanfaatkan cahaya orang yang dapat melihat.

Dan orang-orang munafik berkata kepada orang-orang yang beriman: undhuruunaa naqtabis min nuurikum qiilar ji’uu waraa-akum faltamisuu nuuran (“’Tunggulah kami supaya kami dapat mengambil sebagian dari cahayamu.’ Dikatakan [kepada mereka]: ‘Kembalilah kamu ke belakang dan carilah sendiri cahaya [untukmu].’”) yang demikian itu merupakan tipu daya Allah yang ditujukan kepada orang-orang munafik, dimana Dia berfirman: yukhaadi’uunallaaHa wa Huwa khaadi’uHum (“Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah membalas tipuan mereka.”)(an-Nisaa’: 142)

Sehingga merekapun kembali ke tempat dimana cahaya dibagikan, namun mereka tidak mendapatkan sedikitpun cahaya tersebut. Al-‘Aufi, adh-Dhahhak dan lain-lain mengatakan dari Ibnu ‘Abbas: “Ketika orang-orang berada di kegelapan, tiba-tiba Allah mengirimkan cahaya. Ketika orang-orang mukmin melihat cahaya itu, merekapun menghadapkan wajah ke arah cahaya tersebut. Cahaya itu merupakan petunjuk dari Allah untuk menuju ke surga.

Dan ketika orang-orang munafik melihat orang-orang mukmin telah berangkat, mereka pun mengikutinya, maka Allah pun memberikan kegelapan bagi mereka [orang-orang munafik]. Dan pada saat itu mereka berkata: undhurunaa naqtabis min nuurikum (“Tunggulah kami supaya kami dapat mengambil sebagian dari cahayamu.”) sesungguhnya kami bersama kalian di dunia. Maka orang-orang mukmin berkata: irji’uu waraa-akum (“Kembalilah kamu ke belakangmu.”) yakni dari tempat dimana kalian datang dari kegelapan. Lalu carilah cahaya di sana.”)

Abul Qasim ath-Thabrani meriwayatkan dari Ibnu ‘Abbas ra. ia berkata: Rasulullah saw. bersabda: “Sesungguhnya Allah Ta’ala memanggil manusia pada hari kiamat kelak dengan nama-nama mereka sebagai tirai penghalang dari-Nya atas hamba-hamba-Nya. Sedang di atas ash-Shirath, Allah Ta’ala memberikan cahaya kepada setiap orang mukmin dan munafik. Dan jika mereka telah berada di atas Shirath, Allah segera menarik kembali cahaya orang-orang munafik, baik laki-laki maupun perempuan. Kemudian orang-orang munafik berkata: ‘Tunggulah kami supaya kami bisa mengambil sebagaian dari cahaya kalian.’ Maka orang-orang Mukmin berkata: ‘Ya Rabb kami, sempurnakanlah cahaya kami untuk kami.’ Pada saat itu seseorang tidak akan mengingat orang lain.”

Bersambung ke bagian 6

Tinggalkan komentar