Menangis Karena Ingat dan Takut Neraka

4 Des

At-Tadzkirah; Bekal Menghadapi Kehidupan Abadi; Imam Syamsuddin al-Qurthubi

Ibnu Wahab meriwayatkan dari Zaid bin Aslam, dia berkata: “Jibril pernah datang kepada Nabi saw. bersama Israfil. Keduanya mengucapkan salam kepada beliau. Tiba-tiba Israfil menunduk dan berubah roman mukanya. Maka Nabi saw. bersabda: “Hai Jibril, kenapa aku lihat Israfil menunduk dan berubah roman mukanya?” Jibril menjawab: “Ketika turun tadi, sekilas nampak olehnya neraka Jahanam. Itulah kenapa engkau melihat dia menunduk.” (isnad hadits ini dlaif karena mursal)

Dan kata Ibnu Mubarak: telah mengabarkan kepada kami, Muhammad bin Mutharrif, dari seorang yang tsiqah, bahwasannya ada seorang Anshar merasa ketakutan karena mengingat Allah. Ia menangis jika ingat neraka, sehingga dia diam saja di rumah karenanya. Hal itu kemudian diceritakan kepada Rasulullah saw. Maka beliau mendatangi pemuda itu di rumah. Dan ketika Rasulullah menemuinya, pemuda itu memeluk beliau, lalu terjungkal tidak bernyawa. Maka Nabi saw. bersabda: “Uruslah teman kalian semua, sesungguhnya ketakutannya kepada neraka telah mengiris-iris hatinya.” (isnad hadits ini dlaif: lihat az-Zuhud, karya Ibnul Mubarak [320]. Pada sanadnya terdapat seorang perawi yang mubham [tidak disebut namanya])

Dan diriwayatkan pula, bahwa Isa as. pernah melewati 4000 wanita yang telah berubah warna kulitnya. Mereka memakai jubah terbuat dari rambut dan bulu. Maka bertanyalah Isa as.,”Kenapa kulit kamu sekalian berubah, hai para wanita?” mereka menjawab: “Karena ingat neraka, sehingga berubahlah warna kulit kami, hai putra Maryam. Sesungguhnya orang yang masuk neraka, di sana dia tidak menemukan kesejukan dan tidak mendapat minuman.” (Diceritakan oleh al-Khara’ithi dalam kitab al-Qubur)

Dan juga diriwayatkan bahwa Salman al-Farisi ra. ketika mendengar firman Allah: wa inna jaHannama lamau’iduHum ajma’iin (“Dan sesungguhnya jahanam itu benar-benar tempat yang telah diancamkan kepada mereka [para pengikut setan] semuanya.” (al-Hijr: 43), ia lari kabur selama tiga hari, karena ketakutan, dalam keadaan hilang akal. Maka ia ditangkap dan dibawa ke hadapan Nabi saw. Beliau menanyainya maka ia menjawab: “Ya Rasulallah, ketika ayat itu diturunkan, yaitu firman Allah: wa inna jaHannama lamau’iduHum ajma’iin (“Dan sesungguhnya jahanam itu benar-benar tempat yang telah diancamkan kepada mereka [para pengikut setan] semuanya.” (al-Hijr: 43) demi Tuhan, yang telah mengutusmu sebagai Nabi yang membawa kebenaran, ayat ini benar-benar memotong-motong hatiku.”

Maka selanjutnya Allah menurunkan, innal muttaqiina fii jannaatiw wa ‘uyuun (“Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa itu berada dalam surga [taman-taman] dan [di dekat] mata air –mata air [yang mengalir]..” (al-Hijr: 45)

Demikian yang disebutkan Ats-Tsa’labi dan yang lainnya.

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

%d blogger menyukai ini: