Ada Apa Di Hari Kiamat
Muhammad Ahmad al-‘Amari; Terjemah : Arif Hidayatullah; IslamHouse.com
Dalam ayat yang lain Allah berfirman:
قال الله تعالى : ﴿ وَيَطُوفُ عَلَيۡهِمۡ وِلۡدَٰنٞ مُّخَلَّدُونَ إِذَا رَأَيۡتَهُمۡ حَسِبۡتَهُمۡ لُؤۡلُؤٗا مَّنثُورٗا ﴾ [الإنسان :19 ]
“Dan mereka dikelilingi oleh pelayan-pelayan muda yang tetap muda, apabila kamu melihat mereka, kamu akan mengira mereka, mutiara yang bertaburan”. (QS al-Insaan: 19).
Allah Ta’ala juga berfirman yang kaitannya sama dengan diatas:
قال الله تعالى : ﴿ وَيَطُوفُ عَلَيۡهِمۡ غِلۡمَانٞ لَّهُمۡ كَأَنَّهُمۡ لُؤۡلُؤٞ مَّكۡنُون ﴾ [سورة الطور : 24]
“Dan berkeliling di sekitar mereka anak-anak muda untuk (melayani) mereka, seakan-akan mereka itu mutiara yang tersimpan”. (QS ath-Thuur: 24).
Tidak ada kesibukkan bagi penduduk surga melainkan hanya untuk bersenang-senang dengan makanan dan minum serta berhubungan badan bersama istri-istrinya. Allah Tabaraka wa ta’ala mengatakan dalam firmanNya:
قال الله تعالى : ﴿ مُتَّكِِٔينَ فِيهَا يَدۡعُونَ فِيهَا بِفَٰكِهَةٖ كَثِيرَةٖ وَشَرَابٖ ٥١ ۞وَعِندَهُمۡ قَٰصِرَٰتُ ٱلطَّرۡفِ أَتۡرَابٌ ٥٢ هَٰذَا مَا تُوعَدُونَ لِيَوۡمِ ٱلۡحِسَابِ ٥٣ إِنَّ هَٰذَا لَرِزۡقُنَا مَا لَهُۥ مِن نَّفَادٍ ﴾ [سورة ص : 51 – 54]
“Di dalam surga mereka bertelekan (diatas dipan-dipan) sambil meminta buah-buahan yang banyak dan minuman. Dan pada sisi mereka (ada bidadari-bidadari) yang tidak liar pandangannya dan sebaya umurnya. Inilah apa yang dijanjikan kepadamu pada hari berhisab. Sesungguhnya ini adalah benar-benar rezki dari Kami yang tiada habis-habisnya”. (QS Shaad: 51-54).
Imam Ibnu Qoyim mengatakan dalam bait qasidahnya:
Wanita, khamr, daging serta buah, disana
Bersama segala keindahan nan abadi
Dan sebagaimana hadits yang terdahulu, Dari Jabir bin Abdullah radhiyallahu ‘anhu, bahwasannya Nabi Shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
قَالَ النَّبِيَّ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَمَ: (( يَأْكُلُ أَهْلُ الْجَنَّةِ فِيهَا وَيَشْرَبُونَ وَلاَ يَتَغَوَّطُونَ وَلاَ يَمْتَخِطُونَ وَلاَ يَبُولُونَ وَلَكِنْ طَعَامُهُمْ ذَاكَ جُشَاءٌ كَرَشْحِ الْمِسْكِ يُلْهَمُونَ التَّسْبِيحَ وَالْحَمْدَ كَمَا يُلْهَمُونَ النَّفَسَ )) ، قَالَ وَفِى حَدِيثِ حَجَّاجٍ «طَعَامُهُمْ ذَلِكَ » [رواه مسلم].
“Penghuni surga memakan serta minuman didalamnya, namun mereka tidak pernah kencing, dan buang air besar tidak pula mengeluarkan ingus hanya saja mereka mengeluarkan keringat yang wangi bagaikan minyak misk, mereka bernafas dengan ucapan tasbih dan tahmid bagaikan jiwa bernafas. Dalam salah satu riwayat Hajjaj dikatakan: ‘Dan itulah makanannya”. (HR Muslim no: 7333. Dalam Bab: Fii Shifatil Jannah.)
Allah Subhanahu wa ta’ala juga berfirman akan hal itu:
قال الله تعالى : ﴿ إِنَّ أَصۡحَٰبَ ٱلۡجَنَّةِ ٱلۡيَوۡمَ فِي شُغُلٖ فَٰكِهُونَ ٥٥ هُمۡ وَأَزۡوَٰجُهُمۡ فِي ظِلَٰلٍ عَلَى ٱلۡأَرَآئِكِ مُتَّكُِٔونَ ٥٦ لَهُمۡ فِيهَا فَٰكِهَةٞ وَلَهُم مَّا يَدَّعُونَ ﴾ [سورة يس : 55-57]
“Sesungguhnya penghuni surga pada hari itu bersenang-senang dalam kesibukan (mereka). Mereka dan isteri-isteri mereka berada dalam tempat yang teduh, bertelekan di atas dipan-dipan. di surga itu mereka memperoleh buah-buahan dan memperoleh apa yang mereka minta”. (QS Yaasin: 55-57).
Abdullah bin Abbas pernah ditanya tentang kesibukan para penghuni surga, manakala mereka sudah tidak dibebani kewajiban apapun oleh Allah Ta’ala, dimana beban taklif sudah diangkat olehNya, maka beliau menjawab dengan jawaban yang membikin kita semua tergiur, beliau mengatakan: “Kesibukan penduduk surga hanya makan dan minum serta merobek keperawanan istri-istrinya ditepi pantai yang mengalir dibawahnya”. (Di nukil dari kitab al-Mathaalibul Aliyah bii Zawaaidil Masaanid Tsamaniyah 5/54.)
Diriwayatkan oleh Abu Nu’aim dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulallah Shalallahu ‘alaihi wa sallam pernah ditanya oleh para sahabatnya; ‘Apakah penduduk surga menyentuh (berjima’) dengan istri-istrinya? Beliau bersabda:
أَنَّ ِالنَّبِيَّ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَمَ سُئِلَ: (( هَلْ يَمَسُّ أَهْلُ الْجَنَّةِ أَزْوَاجَهُمْ ؟ قَالَ : نَعَمْ ، بِذَكَرٍ لاَ يَمَلُّ ، فَرْجٍ لاَ يُحْفَى ، وَشَهْوَةٍ لاَ تَنْقَطِعُ ) [ رواه أبو نعيم ]
‘Ia, dengan keperkasaan yang tidak pernah bosan, dan kemaluan yang selalu perawan serta syahwat yang selalu bergejolak tak pernah usai”. (HR Abu Nu’aim.)
Imam Ibnu Qoyim mengatakan:
Di beritakan pada kita, kalau kesibukan mereka
Telah datang di Yaasin, tanpa penjelas
Sibuk, bagaikan pengantin baru, tatkala
Selesai bersua bersama saudaranya dipasar
Yang telah menyibukannya, dan hartanya
Senantiasa muda, dan yang penting
Telah pergi, penyakit dan tiap kesulitan
Penduduk surga akan memperoleh di taman-taman surga rumah yan mengalir dibawahnya sungai serta diisi oleh para bidadari yang cantik, ia bebas masuk kedalamnya lalu menggaulinya sesenang hatinya.
Diriwayatkan dari Abu Musa al-As’ari radhiyallahu ‘anhu, bahwa Nabi Shalallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda:
قَالَ النَّبِىَّ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَمَ: (( إِنَّ لِلْمُؤْمِنِ فِى الْجَنَّةِ لَخَيْمَةً مِنْ لُؤْلُؤَةٍ وَاحِدَةٍ مُجَوَّفَةٍ طُولُهَا سِتُّونَ مِيلاً لِلْمُؤْمِنِ فِيهَا أَهْلُونَ يَطُوفُ عَلَيْهِمُ الْمُؤْمِنُ فَلاَ يَرَى بَعْضُهُمْ بَعْضًا )) [ رواه مسلم ]
“Sesungguhnya bagi seorang mukmin disurga kelak akan mendapat rumah yang terbuat dari mutiara kering, yang panjangnya enam puluh mil. Dan di dalamnya ada sitri-istrinya yang menunggu, ia bisa menggilirnya, dan mereka tidak bisa melihat satu sama yang lainnya”. (HR Muslim no: 7338. Dalam Bab: Shifatu Khiyam Ahlil Jannah.)
Imam Ibnu Qoyim mengatakan:
Istananya menyatu bersama taman- taman surga
Berada di tepi sungai yang mengalir dibawahnya
Tinggi diangkasa, menjulang sejauh enam puluh mil
Yang pada tiap pojoknya ada bidadari nan jelita
Melambai mesra, namun tak terlihat
Yang lainnya, karena luasnya tempat disana
Allah bagikan untuk mu, duhai
Hati yang merindu dan berharap dengannya
Mereka berubah menjadi lebih bagus, elok dan tampan yang tidak bisa disifati dengan untaian kata-kata.
Hal itu berdasarkan haditsnya Anas bin Malik yang terdahulu, bahwa Nabi Shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
قَالَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَمَ : (( إِنَّ فِى الْجَنَّةِ لَسُوقًا يَأْتُونَهَا كُلَّ جُمُعَةٍ فَتَهُبُّ رِيحُ الشَّمَالِ فَتَحْثُو فِى وُجُوهِهِمْ وَثِيَابِهِمْ فَيَزْدَادُونَ حُسْنًا وَجَمَالاً فَيَرْجِعُونَ إِلَى أَهْلِيهِمْ وَقَدِ ازْدَادُوا حُسْنًا وَجَمَالاً فَيَقُولُ لَهُمْ أَهْلُوهُمْ وَاللَّهِ لَقَدِ ازْدَدْتُمْ بَعْدَنَا حُسْنًا وَجَمَالاً. فَيَقُولُونَ وَأَنْتُمْ وَاللَّهِ لَقَدِ ازْدَدْتُمْ بَعْدَنَا حُسْنًا وَجَمَالاً )) [ رواه مسلم ]
“Sesungguhnya disurga ada sebuah pasar, yang biasa dikunjungi oleh penduduknya tiap hari jum’at. Manakala angin dari sebelah kirinya berhembus menerpa wajah-wajah serta pakaian mereka, maka hal itu, menjadikan rupa mereka bertambah indah tampan, sehingga tatkala mereka kembali kerumah, sedangkan mereka telah bertambah bagus dan tampan, keluarganya menyambut sambil mengatakan; ‘Demi Allah, sungguh engkau telah bertambah bagus dan tampan’. Mereka menjawab; ‘Dan kalian, sungguh demi Allah, juga bertambah cantik dan menggairahkan”. (HR Muslim no: 7324. Dalam Bab: Fii Suuqil Jannah.)
Dan yang paling utama dari sekian banyak kenikmatan yang diperoleh, yaitu bisa melihat wajah Rabbnya Yang Maha Mulia tanpa terhalangi.
Dalam sebuah ayat, dengan tegas Allah menjelaskan akan hal tersebut:
قال الله تعالى: ﴿ وُجُوهٞ يَوۡمَئِذٖ نَّاضِرَةٌ . إِلَىٰ رَبِّهَا نَاظِرَةٞ ﴾ [سورة القيامة : 22-23]
“Wajah-wajah (orang-orang mukmin) pada hari itu berseri-seri. Kepada Rabbnyalah mereka melihat”. (QS al-Qiyamah: 22-23).
Imam Ibnu Qoyim mengatakan:
Mereka melihat Rabb berada diatasnya
Dengan mata telanjang, tak ada samar
Al-Qahthani juga mengatakan dalam rangkaian bait qasidahnya:
Pada hari itu Allah akan kita lihat, seperti kita melihat
Bulan di malam purnama nan terang
Dalam sebuah hadits dijelaskan:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ الله ُ عَنْهُ أَنَّ نَاسًا قَالُوا: (( يَا رَسُولَ اللَّهِ هَلْ نَرَى رَبَّنَا يَوْمَ الْقِيَامَةِ . فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ : هَلْ تُضَارُّونَ فِى رُؤْيَةِ الْقَمَرِ لَيْلَةَ الْبَدْرِ. قَالُوا لاَ يَا رَسُولَ اللَّهِ. قَالَ : هَلْ تُضَارُّونَ فِى الشَّمْسِ لَيْسَ دُونَهَا سَحَابٌ . قَالُوا لاَ يَا رَسُولَ اللَّهِ. قَالَ : فَإِنَّكُمْ تَرَوْنَهُ كَذَلِكَ )) [رواه البخاري و مسلم]
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, bahwa para sahabat pernah bertanya kepada Rasulallah Shalallahu ‘alaihi wa sallam; ‘Wahai Rasulallah, apakah kita bisa melihat Rabb kami esok pada hari kiamat? Beliau justru melontarkan pertanyaan balik: ‘Apakah kalian merasa kesulitan untuk melihat bulan pada malam purnama? Mereka menjawa; ‘Tidak, Wahai Rasullah’. Beliau bertanya kembali; ‘Apakah kalian merasa kesulitan untuk bisa melihat matahari pada siang hari yang cerah? Tidak wahai Rasulallah, jawab mereka. Beliau lalu bersabda: ‘Sesungguhnya kalian akan melihat Rabbmu, sama seperti melihat keduanya (tanpa kerepotan)”. (HR Bukhari no: 7437. Dan Muslim no: 469. Dalam Bab: Ma’rifatu Thariqir Ru’yah.)
Berkata al-Hafidh al-Hakami dalam qasidahnya:
Sungguh Allah pasti akan dilihat dengan mata telanjang
Di Surga Firdaus, tanpa ada yang memungkiri
Semua menyaksikan dengan kebenaran mata
Sama seperti berita dalam al-Qur’an
Dan perkataan sayidul Anam
Tanpa ada keraguan lagi kebimbangan
Melihat Rabb tanpa terhalangi
Bagaikan melihat mentari diterik tak berawan
Maka siapapun orangnya yang beriman, yang menginginkan bisa meraih kenikmatan surga yang tiada batas tersebut, hendaknya beramal sholeh karena itulah kuncinya.
Dalam sebuah hadits dijelaskan, dari Usamah bin Zaid radhiyallahu ‘anhuma, bahwa Rasulallah Shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
قالَ رسولَ الله ِ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَمَ: (( ألا مُشَمِّرٌ إلى الجنَّةِ فإنَّ الجنَّة َ لا حظرَ لها هيَ وربِّ الكعبةِ نورٌ يتلألأ ورَيْحَانَة ٌ تَهتزُّ وقَصْرٌ مشِيدٌ وثمرة ٌ نضيجة ٌ وزوجة ٌ حسناءُ جميلة ٌ وحُلَلٌ كثيرة ٌ في دار ٍ سليمةٍ وفاكهةٍ وخَضْرَةٍ وحَبْرَةٍ ونَعْمَةٍ ومَحَلَةٍ عَالِيةٍ بَهِّيةٍ . قالوا: نعمْ يا رسولَ اللهِ نحنُ المُشَمِّرُون. فقالَ: قولُوا إنْ شاءَ الله! فقالَ القومُ: إنْ شاءَ الله)) [ رواهُ البزارُ وبنُ ماجه ]
“Wahai para pendaki surga, ketahuilah sesungguhnya surga itu tidak pernah terbayang dalam benak, demi Rabb pemilik Ka’bah, dia adalah cahaya yang terang, baunya semerbak, (didalamnya) ada istana megah, buah-buahan siap panen, istri yang cantik lagi jelita, serta pakaian yang banyak, di kampung keselamatan, nan banyak buahnya, hijau, penuh suka cita, kenikmatan, dan tempat yang tinggi. Para sahabat: ‘Benar wahai Rasulalllah, kami adalah para pendaki surga’. Rasulallah mengatakan: ‘Katakan Insya Allah’. Berkata para Sahabat; ‘Insya Allah’. (HR Ibnu Majah dan al-Bazaar.)
Inilah, sebagian gambaran nikmat yang ada di dalam surga, di mana ada begitu banyak nikmat-nikmat tersebut yang tak tergambar baik dari al-Qur’an maupun Sunnah. Hal tersebut, sebagaimana yang Allah Subhanahu wa ta’ala firmankan:
قال الله تعالى : ﴿ فَلَا تَعۡلَمُ نَفۡسٞ مَّآ أُخۡفِيَ لَهُم مِّن قُرَّةِ أَعۡيُنٖ جَزَآءَۢ بِمَا كَانُواْ يَعۡمَلُونَ ﴾ [السجدة: 17]
“Tak seorangpun mengetahui berbagai nikmat yang menanti, yang indah dipandang sebagai balasan bagi mereka, atas apa yang mereka kerjakan”. (QS as-Sajdah: 17).
Yang menegaskan pada kita akan hal tersebut, adalah sebuah hadits Qudsi yang di riwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulallahu Shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, menukil dari Rabbnya:
قَالَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَمَ: (( قَالَ اللَّهُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى أَعْدَدْتُ لِعِبَادِي الصَّالِحِينَ مَا لَا عَيْنٌ رَأَتْ وَلَا أُذُنٌ سَمِعَتْ وَلَا خَطَرَ عَلَى قَلْبِ بَشَرٍ ))
قَالَ أَبُو هُرَيْرَةَ اقْرَءُوا إِنْ شِئْتُمْ قوله تعالى : ﴿ فَلَا تَعْلَمُ نَفْسٌ مَا أُخْفِيَ لَهُمْ مِنْ قُرَّةِ أَعْيُنٍ ﴾ [ سورة السجدة : 17] [ رواه البخاري ومسلم ]
“Allah Tabaraka wa ta’ala berfirman; ‘Aku telah persiapkan bagi para hambaKu yang sholeh (surga) yang tidak pernah dilihat oleh mata, tidak pula pernah terdengar oleh pendengaran, dan tidak pernah terlintas dibenak seseorang’.
Abu Hurairah mengatakan; ‘Jika kalian ingin bacalah firman Allah Ta’ala:
قال الله تعالى : ﴿ فَلَا تَعۡلَمُ نَفۡسٞ مَّآ أُخۡفِيَ لَهُم مِّن قُرَّةِ أَعۡيُنٖ جَزَآءَۢ بِمَا كَانُواْ يَعۡمَلُونَ ﴾ [السجدة: 17]
“Tak seorangpun mengetahui berbagai nikmat yang menanti, yang indah dipandang sebagai balasan bagi mereka, atas apa yang mereka kerjakan”. (QS as-Sajdah: 17). (HR Bukhari no: 4779. Muslim no: 7310. Dalam Bab: al-Jannah wa Shifatu Na’imihaa.)
Demikian juga sebuah hadits, yang diriwayatkan dari Abu Hurairah, bahwa Nabi Shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
قَالَ النَّبِىَّ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَمَ: (( مَنْ يَدْخُلُ الْجَنَّةَ يَنْعَمُ لاَ يَبْأَسُ لاَ تَبْلَى ثِيَابُهُ وَلاَ يَفْنَى شَبَابُهُ )) [ رواه مسلم ]
“Barangsiapa yang masuk surga, ia akan memperoleh kenikmatan yang tak ada hentinya, pakaiannya tidak pernah kotor, dan senantiasa awet muda”. (HR Muslim no: 7335, Dalam Bab: Fii Dawami Na’imi Ahlil Jannah.)
Imam Ibnu Qoyim mengatakan:
Surga, sungguh ia tak pernah terlihat oleh mata
Tidak pula, terdengar oleh dua telinga
Apalagi terbetik dalam khayal manusia
Tentu lebih sulit lagi merangkainya dengan kata-kata
Al-Hafidh al-Hakami mengatakan:
Kampung yang tak pernah terlihat mata
Tidak pula terdengar oleh telinga
Bangunannya dari emas dan perak
Penghuninya tak pernah sakit lagi bising
Sedangkan debunya dari za’faran
Dan masih banyak kenikmatan yang lainnya
&
Tag:abadi, agama, akhirat, Arif Hidayatullah, Bidadari, islam, IslamHouse.com, istana, kekal, kenikmatan, Muhammad Ahmad al-‘Amari, pahala, Sifat, sungai, surga, tenda