Surga Kenikmatan Yang Kekal; Berita Akhirat; Mahir Ahmad Ash-Shufiy
Di antara fasilitas yang dinikmati oleh orang-orang mukmin di surga adalah makanan, minuman, dan buah-buahan. Allah swt banyak menyebut kata-kata “buah-buahan surga” dalam al-Qur’an. Hal ini termasuk kesenangan dan kelezatan yang dinikmati ahli surga.
Di surga tidak ada buah-buahan yang menyerupai buah-buahan sebagaimana yang ada di dunia, rasanya beda, bentuknya juga beda. Mahabesar Allah dengan firman-Nya, “.. Mereka telah diberi [buah-buahan] yang serupa….” (al-Baqarah: 25)
Di dalam al-Qur’an, Allah memberi nama dengan nama-nama yang ada di dunia agar orang-orang beriman mudah menangkap maksud dari firman Allah swt.
Di antara bentuk penghargaan Allah adalah Allah menjadikan buah-buahan surga tersebut tunduk sehingga mudah dijangkau oleh tangan-tangan orang mukmin kapan saja mereka kehendaki. Tidak susah dipetik dan tidak perlu pertolongan atau alat-alat bantu karena Allah swt. benar-benar membuat mereka tunduk. Firman-Nya yang artinya: “Dan naungan [pepohonan]nya dekat di atas mereka dan dimudahkan semudah-mudahnya untuk memetik [buah]nya.” (al-Insaan: 14)
Ibnu ‘Abbas dalam menafsirkan ayat-ayat ini berkata, “Kalau orang-orang mukmin menginginkan buah-buahan, maka buah-buahan itu langsung tunduk kepadanya sehingga mudah dipetik dan mereka memperoleh apa yang diinginkan. Dalam Tafsir ash-Shabuni disebutkan, “Artinya buah-buahan itu tunduk kepada mereka sehingga mereka dapat memetiknya dengan mudah.”
Allah swt. menjelaskan dalam al-Qur’an bahwa ahli surga berhak memperoleh tiap buah-buahan, maksudnya segala macam buah-buahan, baik yang diketahui maupun yang belum diketahui, tidak habis oleh waktu dan tidak tercegah oleh harga.
Allah swt. berfirman setelah menuturkan tentang sungai-sungai di surga dengan airnya yang tawar, sungai khamar, serta madu., “Di dalamnya mereka memperoleh segala macam buah-buahan dan ampunan dari Tuhan mereka.” (Muhammad: 15)
Allah menuturkan tentang buah-buahan surga, yang menyatakan bahwa buah-buahan tersebut untuk orang-orang mukmin:
“Dan sampaikanlah berita gembira kepada mereka yang beriman dan berbuat baik, bahwa bagi mereka disediakan surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya. Setiap mereka diberi rezki buah-buahan dalam surga-surga itu, mereka mengatakan : “Inilah yang pernah diberikan kepada Kami dahulu.” mereka diberi buah-buahan yang serupa dan untuk mereka di dalamnya ada isteri-isteri yang suci dan mereka kekal di dalamnya.” (al-Baqarah: 25)
“[Yaitu] surga ‘Adn yang pintu-pintunya terbuka bagi mereka, di dalamnya mereka bersandar [di atas dipan-dipan] sambil meminta buah-buahan yang banyak dan minuman [di surga itu].” (Shaad: 50-51)
“Dan itulah surga yang diwariskan kepada kamu karena perbuatan yang telah kamu kerjakan. Di dalam surga itu terdapat banyak buah-buahan untukmu yang sebagiannya kamu makan.” (az-Zukhruf: 72-73)
Perhatikan besarnya rahmat, pengargaan, dan anugerah Allah swt. Allah berfirman: “Yang tidak berhenti berbuah dan tidak terlarang mengambilnya.” (al-Waaqi’aH: 33) artinya selalu dan senatiasa sebagaimana mereka yang akan kekal dan abadi di surga. Setiap saat tidak terputus, tidak tercegah, dan tidak seorang pun bisa mencegahnya.
Allah swt. menyebutkan sebagian nama-nama buah-buahan surga tersebut, dalam surah ar-Rahmaan, dengan memberikan karakteristik dua surga yang di bawahnya ada dua buah mata air yang mengalir:
“Dan bagi orang yang takut akan saat menghadap Tuhannya ada dua syurga. Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?, kedua syurga itu mempunyai pohon-pohonan dan buah-buahan. Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan? Di dalam kedua syurga itu ada dua buah mata air yang mengalir. Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan? Di dalam kedua syurga itu terdapat segala macam buah-buahan yang berpasangan.” (ar-Rahmaan: 46-52)
Allah Swt. juga berfirman tentang dua surga yang lain:
“Dan selain dari dua syurga itu ada dua syurga lagi. Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan? kedua syurga itu (kelihatan) hijau tua warnanya. Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan? Di dalam kedua syurga itu ada dua buah mata air yang memancar. Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan? Di dalam keduanya (ada macam-macam) buah-buahan dan kurma serta delima.” (ar-Rahmaan: 62-68)
Allah swt. telah menentukan kurma dan delima di antara buah-buahan yang disebutkan karena kelebihan dan kemuliaan yang dimiliki keduanya. sebagaimana Allah juga telah menentukan kebun kurma dan anggur dalam surah an-Naba’ sebab keduanya merupakan jenis buah-buahan yang memiliki kelebihan, dari sisi kebaikan dan manisnya.
Diceritakan dari Abu Musa al-Asy’ari ra. bahwa Rasulullah saw. bersabda: “Allah swt. menurunkan Nabi Adam dari surga dan mengajarkannya agar mampu membuat segala sesuatu dan membekalinya buah-buahan di antara buah-buahan surga. Oleh karena itu, buah-buahan kalian ini termasuk buah-buahan surga. Hanya saja yang di sini berubah, sedangkan yang di sana masih asli.” (HR Ibnu Huzaimah dalam kitab Shahihnya, al-Baihaqi, dan ath-Thayalisi)
Disebutkan juga dalam hadits Laqith bin Shabrah, yang diriawayatkan oleh Abdullah bin Ahmad dalam Musnad bapaknya: Saya bertanya, “Wahai Rasulallah, apa yang disuguhkan pada ahli surga?” rasulullah saw. menjawab: “Mereka akan mendapatkan sungai dari sungai madu murni, sungai dari minuman [khamar] yang tidak memusingkan kepala dan tidak menimbulkan penyesalan, yang tidak berubah rasanya serta baunya, dan juga dihidangkan buah-buahan.”
Diceritakan dari Ibnu ‘Abbas ra. ia berkata: “Buah-buahan surga itu seperti Qilal [jenis buah dari pohon yang berkayu] dan ad-Dila’ [jenis buah], lebih putih dari susu, lebih manis dari madu, lebih lembut dari yoghurt, dan tidak terdapat cacat sedikitpun.”
Diceritakan dari al-Barra bin Azib ra. “Sesungguhnya ahli surga makan buah-buahan surga dalam keadaan berdiri, duduk, atau berbaring, dalam keadaan apapun mereka mau.” (Dituturkan oleh al-Manduri dalam kitab at-Targhib wa at-Tarhib dan Fathul Bari)
Diceritakan dari Salim bin Amir ra. bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Sesungguhnya Allah memberi manfaat kepada kita berkat orang-orang desa dan permasalahan mereka.” Suatu ketika ada orang desa datang menghadap Rasulullah saw. dan bertanya, “Wahai Rasulallah, Allah swt. menyebutkan bahwa di surga ada pohon yang menyakitkan, sedangkan saya tidak pernah melihat di kebun ada pohon yang menyakitkan dan menyerang pemiliknya.” Rasulullah saw. menjawab, “Apakah itu?” Orang desa tersebut berkata: “Yaitu pohon bidara atau lotus [jenis tanaman berduri] sebab pohon itu memiliki duri dan menyakitkan.” Rasulullah saw. menjawab: “Bukankah Allah swt. berfirman: ‘[Mereka] berada di antara pohon bidara yang tidak berduri.” (al-Waaqi’ah: 28) (at-Targhib wa at-Tarhib, HR Ibnu Abi Ad-Dun-ya dengan sanad yang hasan)
&