DR.Muhammad Sa’id Ramadhan Al-Buthy; Sirah Nabawiyah;
analisis Ilmiah Mahajiah Sejarah Pergerakan Islam di Masa Rasulullah saw.
1. Telah kita ketahui dalam riwayat Bukhari dari Abdullah bin Mughaffal bahwa ketika memasuki Mekkah Rasulullah saw membaca surat al-Fath berulang-ulang dengan suara yang merdu sekali. Ini menunjukkan seperti anda saksikan bahwa Nabi saw saat memasuki kota Mekkah tengah hanyut dalam suasana syuhudma‘allah (khusyu‘ mengingat akan karunia Allah) bukan dengan kecongkakan dan kesombongan.
Gambaran ini diperjelas lagi oleh riwayat Ibnu Ishaq bahwa ketika sampai di Dzi-Thuwa, Nabi saw menundukkan kepalanya karena tawadhu‘ kepada Allah, ketika melihat kemenangan yang dikaruniakan Allah kepadanya, sampai janggutnya hampir menyentuh punggung untanya. Ini berarti Rasulullah saw saat itu tengah tenggelam dalam suasana ubudiyah sepenuhnya kepada Allah, karena menyaksikan hasil dari pelaksanaan perintah Rabb-nya dan buah dari semua penderitaan yang pernah dialaminya dari kaumnya. Sesungguhnya ia adalah saat-saat yang harus dipenuhi dengan sikap syukur kepada Allah semata bahkan seharusnya seluruh waktu ini kita isi dengan semangat ubudiyah kepada Allah.
Demikianlah seharusnya seluruh keadaan kaum Muslimin : Ubudiyah secara mutlak kepada Allah dalam keadaan susah dan gembira, dalam suasna kemenangan dan kekalahan, dalam kondisi lemah dan kuat. Kaum Muslimin tidak boleh merendahkan diri di hadapan Allah hana pada waktu sulit dan musibah saja, sehingga ketika semua kesulitan itu telah sirna mereka dimabuk oleh kegembiraan sampai melupakan ajaran-ajaran Allah, seolah-olah mereka tidak pernah berdo‘a dengan khusyu‘ kepada Allah meminta agar mereka dibebaskan dari kesulitan yang membelitnya.
2. Hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari ini juga menunjukkan disyariatkannya membaca al-Quran dengan suara merdu (tarannum) sesuai huum bacaan yang ada. Suatua tata-cata membaca ynag diungkapkan oleh Abdullah bin Mughafal dengan istilah tarji‘. Pendapat ini disepakati oleh semua ulama Syafi‘iyah, hanafiyah, sebagian besar ualama Malikiyah dan lainnya.
Tentang riwayat dari sebagian besar para sahabat atau Tabi‘in yang menunjukkan bahwa Rasulullah melarang membaca al-Quran dengan lagu dan suara merdu, para Imam tersebut mengartikan dengan suatu lagu bacaan yang mengakibatkan kesalahan dalam pengucapan huruf dan kaidah-kaidah tilawah. Sebab tilawah seperti ini para ulama sepakat tidak membolehkannya.
3. Kebijaksanaan Rasulullah saw yang memerintahkan para sahabatnya agar memasuki Mekkah dari berbagai arah adlaah suatu tadbir (strategi) yang sangat bijaksana. Sebab dengan demikian para penduduk Mekkah tida punya kesempatan untuk melancarkan pepernagna jika mereka menginginkannya, karena mereka terpaksa harus memencar orang-orang mereka dan menempatkan kekuatan mereka ke berbagai penjuru Mekkah sehingga kekuatan perlawanan mereka menjadi lesu.
Rasulullah saw mengambil tindakan ini demi menghindarkan terjadinya penumpahan daran dan memelihara makna keselamatan dan keamnaan bagi kota haram. Oleh sebab itu, Nabi saw memerintahkan kaum Muslimin agar tidak melancarkan pepernagna kecuali kepada orang yang memulai peperangan, dan mengumumkan siapa yang memasuki rumahnya dan menutup pintu rumahnya ia selamat.
&
Tinggalkan Balasan