LANGKAH 27 HENDAKNYA BERSABAR

1 Okt

30 Langkah Mendidik Anak Agar Mengamalkan Ajaran Agama
Salim Sholih Ahmad Ibn Madhi; IslamHouse.com

Kata sabar di dalam al-Quran disebut lebih dari 70 kali. Ini menunjukkan betapa penting dan besarnya kesabaran. Cita-cita dan harapan tidak akan tercapai tanpa kesabaran menapaki kesulitan dan beratnya beban mendidik. Ia merupakan jalan panjang yang dipenuhi kesulitan dan kepenatan. Para orang tua hendaknya menyadari bahwa tanggung jawab ini berat, tidak sekadar menyediakan makan dan minum saja, lebih dari itu. Hendaknya menghiasi diri dengan kesabaran, mengenakannya dan menjadikannya moto dalam mendidik. Orang tua mendapat pahala manakala disertai dengan niat yang saleh.

Contoh Praktis Dan Kisah Yang Menunjukkan Pentingnya Kesabaran

Urwah Ibn az-Zubair dan putranya, Muhammad mendatangi Walid Ibn Abdul Malik. Muhammad putra Urwah adalah anak yang amat tampan wajahnya. Suatu hari dia datang kepada al-Walid mengenakan pakaian bordir bermotif warna dengan rambut dikepang dua sambil menepuk tangannya. Walid berkata:

“Beginilah semestinya pemuda Quraisy!” dia pun terkena ain (Ain adalah suatu kondisi buruk yang diakibatkan oleh pandangan takjub atau dengki orang lain terhadap sesuatu itu ketika tidak disertakan pemberkatan. Nabi –salallahu alaihi wasallam- bersabda: “Adanya Ain itu adalah benar. Diakibatkan oleh setan dan kedengkian anak Adam.” (HR. Al-Bukhari) –pent). Ketika keluar dia menjadi linglung, terjatuh pingsan di penambatan kuda dan terinjak-injak kuda hingga tewas. Sementara ayahnya, Urwah terjangkit kusta di kakinya. Para tabib didatangkan. Mereka berkata: “Jika tidak dipotong, kustanya akan menggerogoti bagian tubuh yang lain dan akan membinasakannya.” Akhirnya diputuskan memotong kakinya. Pemotongan dilakukan dengan gergaji. Ketika gergaji diletakkan di kakinya dia meletakkan kepalanya ke bantal. Selang satu jam dia pun pingsan. Ketika sadar, keringat bercucuran di wajahnya, dan dia terus mengucap tahlil dan takbir. Seusai pemotongan Urwah mengambil potongan kakinya, membolak-baliknya dengan tangannya seraya berkata:

“Sungguh yang membuatku lega dan engkau mengetahuinya, bahwa aku tidak pernah membawamu ke tempat haram dan maksiat, tidak pula pada apa yang tidak diridai Allah.”
Kemudian dia memerintahkan memandikan, meminyaki, mengafani potongan itu dengan beludru dan dikuburkan di pekuburan muslimin. Ketika tiba di Madinah dan berada bersama al-Walid, karib kerabat dan para sahabatnya menyambutnya dan berbela sungkawa terhadapnya. Namun dia berkata:
“…Sesungguhnya kita telah merasa letih karena perjalanan kita ini”. (QS. Al-Kahfi:62)
Tidak lebih dari itu.

Ibnul Qoyyim -rahimahullah- berkata:
“Ketika kakinya akan dipotong orang-orang berkata: ‘Jika boleh, kami akan memberimu suatu minuman agar tidak berasa sakit!”
Namun Urwah berkata: “Sesungguhnya aku diuji untuk melihat kesabaranku. Apakah kemudian aku akan berpaling darinya.” (Solahul Ummah 4/389-390)

&

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

%d blogger menyukai ini: