Definisi ibadah secara etimologi dan terminology

9 Okt

Tauhid Uluhiah
Muhammad Ibn Ibrahim al Hamd; Islamhouse.com

• Definisi ibadah secara etimologi: merendah dan tunduk. Dikatakan unta muabad yakni tunduk. Jalan muabad yakni tertundukkan, ditundukan oleh kaki.Juga perkataan Tharfah Ibn al-Abd dalam karya mualaqnya yang terkenal, medeskripsikan untanya:

Berlomba unta pacu dan saling menyusul
Langkah demi langkah di atas jalan muabbad (Syarhul Mu’alaqât al-Asyr oleh Zuzni hal.97.)
Perkataannya: “di atas jalan muabad”, yakni di atas jalan yang tertundukkan karena seringnya dilalui.

• Definisi ibadah secara terminologi:
secara terminologi ibadah didefinisikan dengan banyak definisi:

1. Syaikhul Islam Ibnu Taimiah -rahimahullah- mendefinisikan: segala nama yang meliputi apa saja yang dicintai dan diridai AllahShubhanahu wa ta’alla, dari ucapan, amal batin dan lahiriah.

2. Ibnul Qoyyim mendefinisikan: ibadah adalah kesempurnaan cinta bersama kesempurnaan kepatuhan. Dia menyebutkan dalam an-Nuniah:
Mengibadahi ar-Rahman puncak cintanya
Bersama ketundukan hamba-Nya,
keduanya merupakan dua kutub (Al-Kafiah as-Syafiah lil Intishar Lil Firqotin Najiah hal.32.)

3. As-Syaikh Ibnu Sa’di -rahimahullah- mendefinisikan dengan banyak definisi, di antaranya:
“Ibadah merupakan roh dan hakikatnya adalah merealisasikan cinta dan kepatuhan kepada AllahShubhanahu wa ta’alla. Kecintaan yang utuh dan kepatuhan yang sempurna kepada -Nya, itulah hakikat ibadah. Manakala ibadah luput dari dua hal itu atau salah satunya, ia bukanlah ibadah. Hakikat ibadah adalah ketundukan dan mengiba kepada -Nya, dan hal itu tidak terjadi kecuali dengan mencintai -Nya dengan kecintaan penuh yang dikuti seluruh kecintaan. (Lihat kitab Al-Haqul Wâdhihatul Mubayyin hal.59-60.)

Didefinisikan dengan definisi kedua, dengan berkata: ibadah dan penghambaan kepada Allah Shubhanahu wa ta’allaadalah nama yang mencakup segala yang dicintai dan diridai -Nya, dari keyakinan, amal hati dan lahiriah. Segala yang mendekatkan kepada Allah Shubhanahu wa ta’alladari aksi perbuatan dan meninggalkan adalah ibadah. Karenanya, seorang yang meningalkan maksiat karena Allah Shubhanahu wa ta’allatengah beribadah, mendekat kepada Tuhan-nya dengan aksi itu. (Syaikh Abdurrahman as-Sa’di wa Juhudihi fi Taudhihil Aqidah hal.162.)
Yang perlu diingatkan, bahwa ibadah diungkapkan untuk dua hal: (Lihat kitab Qoulul Mufid Ala Kitabut Tauhid oleh Syaikh Muhamad Soleh al-Utsaimin I/X.)

4. Pekerjaannya (aktivitas), yang merupakan aksi ibadah.
1. Objek aksi, yaitu ibadah yang dilakukan atau qurbah (yang dijadikan sarana pendekat).
Contoh: shalat. Aktivitas shalat adalah ibadah, bentuknya perbuatan shalat, dan shalat yang tengah dilakukan itu sendiri ibadah, sarana pendekat.Atas dasar ungkapan kedua, ibadah didefiniskan sebagaimana yang didefinisikan oleh Syaikul Islam Ibnu Taimiah, sedang dengan ungkapan pertama didefinisikan menurut definisi kedua dan ketiga.
2. Adapun definisi keempat yang merupakan definisi Syaikh Ibnu Sa’di, mencakup kedua pengungkapan tersebut, baik aktivitas maupun objeknya.Yang juga menjadi definisi ibadah: ia adalah amal-amal saleh sukarela yang dilakukan untuk Allah -ta’ala- serta mengesakan -Nya dengan hal itu. (Lihat kitab Ubudiâtul Kâinat lirobbil Âlamîn oleh Farid at-Tuni hal.25.) Definisi ini pun mencakup dua ungkapan di atas.

&

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

%d blogger menyukai ini: