Ukhuwah Islamiyah; Merajut Benang Ukhuwah Islamiyyah;
DR. Abdul Halim Mahmud
Menutup saudara seiman merupakan hak atas seseorang yang melakukan tindakan maksiat. Saudara seiman yang melihatnya melakukan tindakan maksiat itu harus menunaikan hak ini. Inilah salah satu bukti keagungan ajaran Islam, yang membuka pintu taubat bagi orang yang telah bermaksiat sebelum kemaksiatan itu tersebar luas di tengah khalayak. Boleh jadi, dengan tersebarnya berita maksiat itu justru membuat pelakukanya semakin berani melakukannya, dan berarti merusaknya. Selain itu, setan akan membantu untuk menjerumuskannya lebih jauh, sebagaimana dijelaskan dalam sebagian hadits Nabi yang akan disebutkan nanti.
Menutup aib saudara seiman pahalanya di sisi Allah adalah surga dan ampunan serta ridla-Nya. Tentang hal ini, banyak hadits yang menuturkan, antara lain:
Tirmidzi meriwayatkan dengan sanadnya dari Abdullah bin Umar ra. ia berkata bahwa Rasulullah saw. bersabda: “Sebaik-baik orang yang bersahabat di sisi Allah adalah yang paling baik terhadap sahabatnya, dan sebaik-baik orang yang bertetangga di sisi Allah adalah yang paling baik terhadap tetangganya.”
Hubungan persaudaraan dalam Islam lebih kuat dibandingkan dengan hubungan persahabatan atau pertetanggaan. Kebaikan paling utama baginya adalah menutup aib saudaranya itu apabila melihatnya melakukan tindakan maksiat.
Imam Muslim meriwayatkan dengan sanadnya dari Abu Hurairah ra. ia berkata bahwa Rasulullah saw. bersabda: “Barangsiapa menutup aib saudara muslim, Allah akan menutup aibnya di dunia dan akhirat.”
Ath-Thabrani meriwayatkan dalam al-Ausath dan ash-Shaghir dengan sanadnya dari Abu Sa’id al-Khudri ra. ia berkata bahwa Rasulullah saw. bersabda: “Tidaklah seorang Muslim melihat aurat [cacat] saudaranya lalu menutupinya, kecuali pasti akan masuk surga.”
Abu Dawud meriwayatkan dengan sanadnya dari Mu’awiyah bin Abu Sufyan ra. bahwa Rasulullah saw. bersabda: “Wahai Mu’awiyah, jika engkau mencari-cari aib orang, berarti engkau merusak mereka atau hampir merusak mereka.”
Abu Dawud meriwayatkan dengan sanadnya dari Abu Hurairah ra. ia berkata bahwa Rasulullah saw. bersabda: “Wahai orang-orang yang beriman dengan lisannya namun imannya belum masuk ke dalam hatinya, janganlah kalian menggunjing dan mencari-cari aib kaum muslimin, karena barangsiapa mencari-cari aib saudaranya, niscaya Allah akan mencari-cari aibnya. Barangsiapa aibnya dicari-cari oleh Allah, niscaya aib itu akan ditampakkan-Nya, sekalipun ia berada di dalam rumahnya.”
Hakim meriwayatkan dengan sanadnya dari Abdullah bin Mas’ud ra. ia berkata: “Saya ingat tentang orang yang pertama kali tangannya dipotong oleh Rasulullah saw. Suatu ketika seorang pencuri didatangkan kepada beliau, lalu beliau menjatuhkan hukuman potongan tangan kepadanya, namun wajah beliau tampak menyesal. ‘Wahai Rasulallah, tampaknya engkau tidak suka memotongnya?’ tanya mereka. Beliau saw. menjawab, ‘[Ya tetapi] apa yang menghalangiku? Janganlah kalian menjadi penolong bagi setan untuk mencelakakan saudara kalian ini [yakni Rasulullah].’ ‘Tidakkah sebaiknya engkau maafkan saja?’ tanya mereka. beliau saw. bersabda: ‘Apabila pengaduan telah sampai ke penguasa, seharusnyalah sanksi ditegakkan. Sesungguhnya Allah Maha Pemaaf.’ Lalu beliau membaca firman Allah yang artinya, ‘Hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada. Apakah kalian tidak ingin jika Allah mengampuni kalian, dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.’ [an-Nuur: 22]”
Bukhari meriwayatkan dari Ibnu Umar ra. ia pernah mendengar Rasulullah saw. bersabda, “Allah mendekatkan orang yang beriman dan memberikan perlindungan-Nya kepadanya, kemudian berfirman, ‘Tahukah kamu dosa ini, tahukah kamu dosa ini?’ orang itu pun menjawab, ‘Benar wahai Rabbku.’
Sampai ketika Allah membuatnya mengakui dosa-dosanya dan merasa bahwa dirinya akan binasa, Allah swt. berfirman, ‘Kamu telah menutupi dosa-dosamu itu di dunia, pada hari ini Aku mengampuni dosa-dosamu.’
Kemudian ia diberi buku catatan amal-amal kebaikannya. Adapun orang-orang kafir dan munafik, para saksi berkata kepada mereka, ‘Orang-orang inilah yang telah berdusta terhadap Tuhannya. Ingatlah bahwa kutukan Allah bagi orang-orang yang dhalim.’”
&
Tinggalkan Balasan