Silsilah Hadits Dlaif (Lemah) dan Maudlu’ (Palsu);
Muhammad Nashiruddin al-Albani
AllaaHul ladzii yuhyii wa yumiitu wa Huwa hayyun laa yamuutu ighfil li ummii fathimata binti asadin walaqqinHaa hujjatahaa wa wassi’ ‘alaiHaa mudkhalaHaa, bi haqqi nabiyyika wal anbiyaa-il ladziina min qabli fa innaka arhamur raahimiin.
“Allahyang menghidupkan dan mematikan sedang Dia Hidup tidak akan mati. Ampunilah ibuku Fatimah binti Asad, bimbinglah hujjahnya, luaskanlah tempat masuknya, atas hak Nabi-Mu dan
para Nabi sebelumku karena Engkau-Iah Maha Pengasih dan Maha Penyayang.”
Hadits ini dha’if dan diriwayatkan oleh ath-Thabrani dalam kitab al-Kabir dan Anas dalam al-Ausath. Abu Naim meriwayatkannya dalam kitab Haliyyatul-Auliya III/121. Haitsami menyebutkan dalam kitab Mujma’ az-Zawaid IX/257 bahwa dalam sanad hadits tersebut terdapat Rauh bin Shalah yang oleh Ibnu Hibban dan al-Hakim dipercaya namun ada kelemahan dalam meriwayatkan. Adapun selain Rauh bin Shalah semua rijal sanadnya adalah sahih.
Setelah saya teliti dalam riwayat ath-Thabrani yang diriwayatkan oleh Abu Naim dalam Haliyyatul Auliya lll / 121 terdapat pula sanad bernama Zughbah. Orang ini tidak termasuk deretan rijal sahih. Bahkan tidak ada yang meriwayatkan darinya kecuali Imam Nasa’i, kendatipun ia (Nasa’i) tsiqah (dapat dipercaya).
Kini tinggal Rauh bin Shalah yang oleh Abu Naim dinyatakan merupakan sanad tunggal, sedangkan Ibnu Hibban menyatakannya kuat. Barangkali hadits tersebut tcrmasuk salah satu dari hadits-hadits israiliat yang mauquf sanadnya.
&
Tinggalkan Balasan