Rantai, Belenggu, Dan Tali Kekang Penghuni Neraka

6 Jul

Neraka, Kengerian dan Siksaannya;
Berita Akhirat; Mahir Ahmad Ash-Shufiy

Alangkah ngeri bermacam-macam adzab yang disediakan Allah swt bagi penghuni neraka, sedangkan adzab itu tidak pernah berhenti.

Setiap kali kiat membicarakan berbagai kesengsaraan dan adzab penghuni neraka di dalamnya, ternyata siksaan itu justru bertambah pedih dari yang sebelumnya. Semua adzab itu menyakitkan dan menghinakan. Semua itu melampaui batas kemampuan akal manusia di dunia bahkan khayalan kita. Sebenarnya orang-orang kafir, musyrik dan munafik itu mengetahui jika mereka akan masuk neraka, bahkan mereka mengetahui betapa besar adzab yang disediakan Allah swt. untuk mereka. oleh karena itu mereka berharap, sedang mereka dalam keadaan hina akan masuk neraka dan mendapatkan adzab-Nya tersebut. Mereka akan dihisab, sebagaimana yang tela disebutkan sebelumnya.

“Pada hari itu kamu dihadapkan (kepada Tuhanmu), tiada sesuatupun dari keadaanmu yang tersembunyi (bagi Allah).” (al-Haaqqah: 18)

“Sesungguhnya Kami telah memperingatkan kepadamu (hai orang kafir) siksa yang dekat, pada hari manusia melihat apa yang telah diperbuat oleh kedua tangannya; dan orang kafir berkata:”Alangkah baiknya Sekiranya dahulu aku jadi tanah”. (an-Naba’: 40)

Orang kafir berharap musnah selamanya daripada harus menghadap Allah swt karena dosa-dosa yang telah mereka perbuat, kekafiran, dan kesyirikan mereka terhadap-Nya. Sementara orang-orang yang beriman berada dalam kenikmatan, yaitu masuk ke dalam surga yang telah disediakan Allah swt. dan ia kekal di dalamnya. Hal itu karena orang-orang kafir hidup di dunia dalam kesesatan bahkan menutup telinga dari pendengaran, nasehat dan peringatan serta sesuatu yang berharap kepada mereka untuk beriman dan kembali kepada kebenaran.

Sesungguhnya kehinaan, penderitaan, dan kesengsaraan yang didapatkan orang-orang kafir itu merupakan hasil atau akibat yang pasti karena kekafiran, kemaksiatan dan kejahatan serta ejekan mereka terhadap orang-orang beriman.

Selama 950 tahun Nabi Nuh as. menyeru kaumnya, tetapi tidak seorangpun dari orang-orang kafir mengikuti seruannya itu. Bahkan mereka memasukkan jari-jari mereka ke telinga dan menutupkan baju mereka setiap kali Nabi Nuh as menyeru mereka.

“Nuh berkata: “Ya Tuhanku Sesungguhnya aku telah menyeru kaumku malam dan siang. Maka seruanku itu hanyalah menambah mereka lari (dari kebenaran). Dan Sesungguhnya Setiap kali aku menyeru mereka (kepada iman) agar Engkau mengampuni mereka, mereka memasukkan anak jari mereka ke dalam telinganya dan menutupkan bajunya (kemukanya) dan mereka tetap (mengingkari) dan menyombongkan diri dengan sangat.” (Nuh: 5-7)

Kaum Nabi Nuh as. dan yang seperti mereka merupakan jumlah besar dari orang kafir yang telah disediakan adzab oleh Allah swt. Kepedihan adzab itu melampaui batas khayalan manusia. Di antara adzab yang telah disediakan Allah adalah belenggu, rantai, palu besi, dan tali kekang. Semua itu merupakan bentuk atau jenis siksaan yang didapatkan penghuni neraka di dalamnya. Selain adzab api yang membakar dan memanggang tubuh mereka adalah belenggu dan rantai yang dipergunakan untuk menyeret dan mengikat mereka, seperti mengikat binatang. Tangan mereka terbelenggu sampai ke leher, sedang rantai mengikat mereka dari berbagai sisi, baik dari kaki maupun leher. Rantai yang diikatkan itu dipergunakan untuk menyeret atau menarik mereka ke dalam neraka.

“Mereka Itulah orang-orang yang membeli kesesatan dengan petunjuk dan siksa dengan ampunan. Maka Alangkah beraninya mereka menentang api neraka!” (al-Baqarah: 175)

Allah juga memperingatkan orang-orang yang menentang dan sombong terhadap keimanan dan ketaatan bahwa bagi mereka adalah adzab yang pedih.

“….. dan jika seandainya orang-orang yang berbuat zalim itu mengetahui ketika mereka melihat siksa (pada hari kiamat), bahwa kekuatan itu kepunyaan Allah semuanya, dan bahwa Allah Amat berat siksaan-Nya (niscaya mereka menyesal).” (al-Baqarah: 165)

Maksud ayat ini bahwa Allah swt telah memperingatkan kepada mereka akan adzab-Nya yang berat dan pedih. Di antara adzab Allah itu adalah mereka kekal di dalam neraka, sedang mereka dalam keadaan bergandengan, terbelenggu dan terikat pada rantai.

“….dan Kami pasang belenggu di leher orang-orang yang kafir….” (Saba’: 33)

“Sesungguhnya Kami menyediakan bagi orang-orang kafir rantai, belenggu dan neraka yang menyala-nyala.” (al-Insaan: 4)

“Ketika belenggu dan rantai dipasang di leher mereka, seraya mereka diseret, ke dalam air yang sangat panas, kemudian mereka dibakar dalam api,” (al-Mu’min: 71-72)

“(Allah berfirman): “Peganglah Dia lalu belenggulah tangannya ke lehernya. Kemudian masukkanlah Dia ke dalam api neraka yang menyala-nyala. kemudian belitlah Dia dengan rantai yang panjangnya tujuh puluh hasta.” (al-Haaqqah: 30-32)

“Karena Sesungguhnya pada sisi Kami ada belenggu-belenggu yang berat dan neraka yang menyala-nyala. Dan makanan yang menyumbat di kerongkongan dan azab yang pedih.” (al-Muzzammil: 12-13)

“Dan kamu akan melihat orang-orang yang berdosa pada hari itu diikat bersama-sama dengan belenggu. Pakaian mereka adalah dari pelangkin (ter) dan muka mereka ditutup oleh api neraka,” (Ibrahim: 49-50)

Tubuh para penghuni neraka itu besar tetapi mereka tetap tidak kuat dan tidak berdaya di hadapan kehendak Allah swt. itulah adzab yang disediakan Malaikat Zabaniyah, pengawas adzab dan yang akan menambah kehinaan mereka.

Dalam Shafwah at-Tafasir, ash-Shabuni berpendapat bahwa makna ayat “dan Kami pasangkan belenggu di leher orang-orang yang kafir” adala Allah menjadikan rantai-rantai yang mengikat leher mereka sebagai siksa mereka di neraka.

Adapun menurut Ibnu Katsir, ayat “dan Kami pasangkan belenggu di leher orang-orang yang kafir” ini bermakna rantai-rantai itu mengumpulkan atau menyatukan tangan dan leher mereka.

Ibnu Katsir juga menafsirkan ayat “Sesungguhnya Kami menyediakan bagi orang-orang kafir rantai, belenggu dan neraka yang menyala-nyala.” Dengan makna bahwa Allah swt memberitahukan apa yang telah disiapkan-Nya untuk orang-orang kafir, yaitu belenggu, rantai, dan api yang menyala-nyala di dalam nereka, sebagaimana ayat “Ketika belenggu dan rantai dipasang di leher mereka, seraya mereka diseret ke dalam air yang sangat panas, kemudian mereka dibakar dalam api.”

Keadaan mereka itu sungguh berbeda dengan keadaan yang disediakan Allah swt bagi orang-orang yang berbahagia mendapatkan surga:

“Sesungguhnya orang-orang yang berbuat kebajikan minum dari gelas (berisi minuman) yang campurannya adalah air kafur.” (al-Insaan: 5)

Di dalam air kafur tersebut terkandung sifat segar dan mempunyai bau yang sedap. Kafur adalah mata air surga yang airnya putih dan baunya sedap serta enak rasanya.

Menurut ash-Shabuni, ayat “Ketika belenggu dan rantai dipasang di leher mereka, seraya mereka diseret ke dalam air yang sangat panas, kemudian mereka dibakar dalam api.” Ini maknanya ketika orang-orang kafir itu memasuki neraka, tangan mereka terbelenggu ke leher mereka dengan belenggu dan rantai. Kemudian, dengan rantai itulah mereka diseret ke dalam air yang mendidih, lalu dinyalakan dan dibakar di dalam neraka.

Ibnu Katsir menafsirkan ayat: “Ketika belenggu dan rantai dipasang di leher mereka, seraya mereka diseret ke dalam air yang sangat panas, kemudian mereka dibakar dalam api.” Dengan makna rantai itu tersambung ke tangan Malaikat Zabaniyah yang terkadang menyeret orang-orang kafir di atas wajah mereka ke dalam air panas yang mendidih dan terkadang menyeret mereka ke neraka.

“(Allah berfirman): “Peganglah Dia lalu belenggulah tangannya ke lehernya. Kemudian masukkanlah Dia ke dalam api neraka yang menyala-nyala. kemudian belitlah Dia dengan rantai yang panjangnya tujuh puluh hasta.” (al-Haaqqah: 30-32) merupakan ayat yang banyak menerangkan tentang belenggu, rantai, dan tali pengikat yang digunakan untuk mengikat orang-orang kafir. Oleh karena itu itu akan diterangkan makna setiap kata dari ayat ini:

khudzuHu: ucapan yang disampaikan untuk penjaga neraka.
faghulluuH: ikatlah dengan kuat dan kumpulkan kedua tangannya ke lehernya dengan rantai.
Tsummal jahiima: api menyala-nyala yang membakar.
shalluuH: masukkan dia ke dalam neraka yang apinya menyala-nyala dan membakar.
Dzar’uHaa: yang panjangnya.
Sab’uuna dziraa’an: maksudnya adalah rantai yang panjang. Rantai ini sangat panjang karena orang kafir di dalam neraka tubuhnya dibesarkan sehingga jarak antara kedua bahunya sejauh perjalanan tiga hari, ketebalan kulitnya sepanjang empat puluh dua hasta, dan tempat duduknya sejauh antara Makkah dan Madinah. Oleh karena itu rantai yang diikatkan kepada mereka sangat besar dan panjang. Panjangnya mencapai tujuh puluh hasta, yaitu hasta malaikat.

faslukuuHu: masukkan orang kafir itu ke dalam rantai, setelah dimasukkan ke dalam neraka, lalu ikatkan rantai itu ke tubuhnya agar tidak bergerak. Neraka dan rantai disebutkan lebih dahulu untuk menunjukkan kekhususan dan perhatian terhadap jenis siksaan atau adzab bagi orang kafir.

Tsumma: sebagai perbedaan antara berat adzab keduanya.
Dalam tafsir al-Munir disebutkan bahwa Dr.Wahbah az-Zahiliy berpendapat sekitar penafsiran ayat yang menerangkan adanya siksa dengan belenggu dan rantai: “(Allah berfirman): “Peganglah Dia lalu belenggulah tangannya ke lehernya. Kemudian masukkanlah Dia ke dalam api neraka yang menyala-nyala. kemudian belitlah Dia dengan rantai yang panjangnya tujuh puluh hasta.” (al-Haaqqah: 30-32)

Menurut Dr.Wahbah az-Zahiliy, ayat tersebut bermakna bahwa Allah swt menyuruh Malaikat Zabaniyah untuk memegang orang kafir dengan mengumpulkan tangannya ke lehernya, lalu diikat dengan tali dan belenggu. Kemudian Allah swt memerintahkan malaikat itu untuk memasukkan orang kafir itu ke dalam neraka agar dibakar dengan panasnya, lalu dimasukkannya ke rantai yang panjangnya tujuh puluh hasta. Rantai ini digunakan untuk melipat dan mengikat tubuhnya agar tidak bergerak.

Menurut ash-Shabuni, ayat “tangkaplah dia, lalu belenggulah tangannya ke lehernya” bermakna bahwa Allah swt berfirman kepada Malaikat Zabaniyah agar memegang orang kafir dan mengikatnya dengan belenggu.

Menurut al-Qurthubi ayat ini bermakna bahwa seratus ribu malaikat berebut memegang orang kafir, kemudian mengumpulkan tangannya ke lehernya. Adapun ayat “kemudian masukkan dia ke dalam api neraka yang menyala-nyala” berarti malaikat memasukkan orang kafir ke dalam api neraka yang bergejolak agar ia dibakar panasnya.
“Kemudian belitlah dia dengan rantai yang panjangnya tujuh puluh hasta” bermakna kemudian masukkan orang kafir itu ke dalam rantai besi yang panjangnya mencapai tujuh puluh hasta. Sedangkan menurut Ibnu Abbas, rantai itu dimasukkan tangan malaikat dari dubur orang kafir dan keluar dari tenggorokannya, kalu kepala dan kedua kakinya dikumpulkan dan dilipat.

Menurut Ibnu Katsir, tafsir dari ayat “Peganglah Dia lalu belenggulah tangannya ke lehernya. Kemudian masukkanlah Dia ke dalam api neraka yang menyala-nyala. kemudian belitlah Dia dengan rantai yang panjangnya tujuh puluh hasta.” Adalah Allah swt. menyuruh Malaikat Zabaniyah untuk mengambil tindakan terhadap orang kafir di padang mahsyar. Malaikat itupun segera membelenggu orang kafir dan meletakkan rantai pada lehernya atau mengikatnya. Kemudian ia ditarik ke neraka untuk dibakar di dalamnya.

Menurut Minhal bin Amr, ketika Allah swt memerintahkan malaikat untuk memegang orang kafir, ada tujuh puluh ribu malaikat yang berebut, lalu mereka melemparkan tujuh puluh ribu orang kafir ke dalam neraka.

Menurut al-Fadhil bin ‘Iyadh, ketika Allah memerintahkan para malaikat untuk memegang orang-orang kafir, ada tujuh puluh ribu malaikat yang meletakkan rantai pada leher orang-orang kafir. Adapun maksud ayat “kemudian masukkanlah dia ke dalam api neraka yang menyala-nyala” ini menerangkan bahwa orang-orang kafir itu dibanjiri api dalam neraka. sedangkan ayat “kemudian belitlah dia dengan rantai yang panjangnya tujuh puluh hasta” menurut Ka’ab bin al-Akhbar adalah setiap mata rantai itu besarnya sama dengan besi di dunia. Ibnu Abbas berpendapat bahwa maksud dari “hasta” dalam ayat tersebut adalah hasta malaikat. Sedangkan al-Aufi berkata dari Ibnu Abbas bahwa belenggu itu dimasukkan ke dalam duburnya [orang kafir] hingga keluar dari hidungnya sehingga ia tidak mengetahui kedua kakinya.

Dari Abdullah bin Umar ra. bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Seandainya satu remukan [bubuk] seperti ini [lalu beliau menunjuk tempat minum dari kayu] dijatuhkan dari langit ke bumi, niscaya baru akan sampai ke bumi setelah perjalanan lima ratus tahun, sebelum malam tiba. Akan tetapi, jika dijatuhkan dari kepala rantai, niscaya baru akan sampai ke ujungnya setelah perjalanan empat puluh tahun, siang dan malam.” (HR Ahmad dan Turmudzi)

“Karena Sesungguhnya pada sisi Kami ada belenggu-belenggu yang berat dan neraka yang menyala-nyala.” (al-Muzzammil: 12)

Allah menyebutkan dan mensifati adzab dalam neraka yang telah disediakan bagi orang-orang kafir, yaitu belenggu. Belenggu ini adalah tali yang berat, yang membebani punggung orang-orang kafir dan menambah berat timbangan mereka sehingga mereka tetap berada dalam timbangan yang berat. Dalam at-Tashil disebutkan, “ankal” adalah jamak dari “niklun” yaitu tali dari besi. Ada pula yang berpendapat bahwa “ankal” adalah tali-tali hitam dari neraka.

“Dan kamu akan melihat orang-orang yang berdosa pada hari itu diikat bersama-sama dengan belenggu.” (Ibrahim: 49)

Sebelum menafsirkan ayat di atas, Ibnu Katsir menyebutkan firman Allah yang artinya: “[yaitu] pada hari [ketika] bumi diganti dengan bumi yang lain dan [demikian pula] langit…” (Ibrahim: 48) atau semua makhluk dikumpulkan di padang mahsyar, umat demi umat dan kamu [Muhammad] pada hari itu akan melihat orang-orang yang berdosa karena kekafiran dan suka berbuat kerusakan [di muka bumi] diikat dengan sebagian yang lain serta dikumpulkan secara berkelompok, sebagaimana firman Allah:

“(kepada Malaikat diperintahkan): “Kumpulkanlah orang-orang yang zalim beserta teman sejawat mereka ….” (ash-Shaaffaat: 22)

Selain itu Allah swt juga menerangkan keadaan setiap jiwa dan orang kafir pada hari kiamat.

“Dan apabila ruh-ruh dipertemukan (dengan tubuh).” (at-Takwir: 7)

“Dan apabila mereka dilemparkan ke tempat yang sempit di neraka itu dengan dibelenggu, mereka di sana mengharapkan kebinasaan.” (al-Furqaan: 13)

Maksudnya: mereka mengharapkan kebinasaan, agar terlepas dari siksaan yang Amat besar, Yaitu azab di neraka yang Amat panas dengan dibelenggu, di tempat yang sempit pula, sebagai yang dilukiskan itu.

&

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

%d blogger menyukai ini: