Tafsir Al-Qur’an Surah An-Israa’
(Memperjalankan di Malam Hari)
Surah Makkiyyah; surah ke 17: 111 ayat
“Barangsiapa menghendaki kehidupan sekarang (duniawi), maka Kami segerakan baginya di dunia itu apa yang Kami kebendaki bagi orang yang Kami kehendaki dan Kami tentukan baginya neraka jahannam; ia akan memasukinya dalam keadaan tercela dan terusir. (QS. 17:18) Dan barangsiapa yang menghendaki kehidupan akhirat dan berusaba ke arab itu dengan sungguh-sungguh sedang ia adalah mukmin, maka mereka itu adalab orang-orang yang usahanya dibalasi dengan baik. (QS. 17:19)” (al-Israa’: 18-19)
Allah memberitahukan bahwa tidak semua orang yang mengejar dunia dan segala kenikmatan yang terdapat di dalamnya, ia akan mendapatkannya, dan hal itu akan didapat oleh orang-orang yang dikehendaki-Nya saja. Dan ayat ini membatasi pengertian yang ada pada ayat-ayat lain yang umum, di mana Dia berfirman: ‘ajjalnaa laHuu fiiHaa maa nasyaa-u liman nuriidu tsumma ja’alnaa laHuu jaHannama (“Maka Kami segerakan baginya di dunia itu apa yang Kami kehendaki bagi orang yang Kami kehendaki dan Kami tentukan baginya neraka jahannam.”) Yakni, di alam akhirat, akan memasukinya;
Yash-laaHaa (“Ia akan memasukinya”) yaitu memasukinya sehingga neraka itu menenggelamkannya dari semua sisi.
Madzmuuman (“Dalam keadaan tercela,”) yakni, dalam keadaan terhina atas tindakan dan perbuatannya yang buruk, di mana ia lebih memilih hal yang bersifat fana (sementara) daripada
yang bersifat baqa (abadi).
Mad-huuran (“Dan terusir.”) Yakni, terjauhkan dan tersisihkan dalam keadaan hina dina.
Imam Ahmad meriwayatkan dari `Aisyah , di mana ia bercerita, Rasulullah bersabda: “Dunia ini adalah tempat tinggal bagi orang yang tidak mempunyai tempat tinggal, dan harta kekayaan bagi orang yang tidak mempunyai harta, dan padanya berkumpul orang-orang yang tidak berakal.”
Dan firman-Nya: wa man araadal aakhirata (“Dan barangsiapa yang menghendaki kehidupan akhirat,”) yakni, menghendaki alam akhirat dan berbagai kenikmatan dan kebahagiaan yang ada di sana.
Wa sa’aa laHaa (“Dan berusaha ke arah itu dengan sungguh-sungguh,”) yakni, mencari hal itu melalui jalannya sedang ia mengikuti Rasul-Nya. wa Huwa mu’min (“Sedang ia adalah mukmin,”) yakni, hatinya beriman, mempercayai adanya pahala dan balasan.
Fa ulaa-ika kaana ya’yuHum masy-kuuran (“Maka mereka itu adalah orang-orang yang usahanya dibalasi dengan baik.”)
bersambung