Tafsir Al-Qur’an Surah An-Nahl (Lebah)
Surah Makkiyyah; surah ke 16: 128 ayat
“Dan orang-orang yang berhijrah karena Allah sesudah mereka dianiaya, pasti Kami akan memberikan tempat yang bagus kepada mereka di dunia. Dan sesungguhnya pahala di akhirat adalah lebih besar, kalau mereka mengetahui, (QS. 16:41) (yaitu) orang-orang yang sabar dan hanya kepada Rabb saja mereka bertawakkal. (QS. 16:42)” (an-Nahl: 41-42)
Allah memberi kabar tentang balasan-Nya yang diperuntukkan bagi orang-orang yang hijrah di jalan-Nya untuk mencari keridhaan-Nya, yaitu orang-orang yang meninggalkan rumah, saudara dan teman dekat, demi mengharapkan pahala Allah dan ganjaran-Nya.
Dimungkinkan pula bahwa sebab turunnya ayat adalah berkenaan dengan orang-orang yang hijrah ke Habasyah, yaitu orang-orang yang disakiti secara kejam oleh kaumnya di Makkah, sehingga mereka keluar dari tengah-tengah mereka menuju negeri Habasyah, agar mereka dapat melaksanakan ibadah kepada Rabbnya, dan di antara tokoh mereka adalah `Utsman bin `Affan yang disertai isterinya Ruqayyah binti Rasulullah saw, dan Ja’far bin Abi Thalib, anak paman Rasulullah dan Abu Salamah bin `Abdil Aswad, mereka dalam satu kelompok yang berjumlah sekitar delapan puluh orang laki-laki dan perempuan yang mereka semua adalah orang-orang jujur.
Mudah-mudahan Allah meridhai mereka dan Allah membuat mereka ridha, dan Allah telah melaksanakan hal itu, Allah Ta’ala menjanjikan untuk mereka balasan yang baik di dunia dan di akhirat, maka Allah berfirman: lanubawwa-annaHum fid-dun-yaa hasanatun (“Pasti Kami akan memberi tempat yang bagus kepada mereka di dunia.”)
Ibnu `Abbas, asy-Sya’bi dan Qatadah berkata: “Yaitu Madinah,” dan Mujahid berkata: “Berupa rizki yang baik,” dan kedua pendapat ini tidak saling bertentangan, karena sesungguhnya mereka meninggalkan rumah dan harta, kemudian Allah mengganti mereka dengan yang lebih baik di dunia, karena sesungguhnya orang yang meninggalkan sesuatu demi Allah, Allah menggantinya dengan sesuatu yang lebih baik dari sesuatu itu untuknya.
Dan itu semua telah terjadi, karena sesungguhnya Allah telah menempatkan mereka di berbagai negeri, dan Allah jadikan mereka menguasai penduduknya, dan jadilah mereka pemimpin-pemimpin dan hakim-hakim. Masing-masing dari mereka adalah pemimpin untuk orang-orang yang bertakwa.
Dan Allah memberi khabar bahwa pahala yang Dia berikan untuk orang-orang Muhajirin di negeri akhirat adalah lebih besar daripada yang Dia berikan kepada mereka di dunia, maka Allah berfirman: wa la ajrul aakhirati akbaru (“Dan sesunguhnya pahala di akhirat adalah lebih besar,”) maksudnya daripada sesuatu yang Kami berikan kepada mereka di dunia: lau kaanuu ya’lamuun (“Kalau mereka mengetahui,”) maksudnya, jika orang-orang yang tidak mau hijrah bersama mereka, mengetahui apa yang Allah simpan untuk orang-orang yang mentaati-Nya dan mengikuti Rasul-Nya.
Maka dari itu berkata Husyaim, dari al-‘Awwam dari seseorang yang bercerita kepadanya, sesunguhnya `Umar Ibnul Khaththab bila memberi suatu pemberian kepada orang laki-laki dari kaum Muhajirin, beliau berkata: “Ambillah, mudah-mudahan Allah memberi barakah untukrnu di dalamnya, inilah yang Allah janjikan untukmu di dunia, dan yang Allah simpan untukmu di akhirat lebih mulia.” Kemudian beliau membaca ayat ini: “Pasti Kami akan memberikan tempat yang bagus kepada mereka di dunia, dan sesungguhnya pahala di akhirat adalah lebih besar, kalau mereka mengetahui.”
Kemudian Allah mensifati mereka, Allah berfirman: alladziina shabaruu wa ‘alaa rabbiHim yatawakkaluun (“[Yaitu] orang-orang yang sabar dan hanya kepada Rabb saja mereka bertawakkal.”) Maksudnya, mereka bersabar atas siksaan dari kaumnya, sambil bertawakkal
kepada Allah yang membuat akibat lebih baik di dunia dan akhirat.
Bersambung