Tafsir Al-Qur’an Surah An-Nahl (Lebah)
Surah Makkiyyah; surah ke 16: 128 ayat
“Dan Allah menjadikan bagimu rumah-rumahmu sebagai tempat tinggal dan Dia menjadikan bagimu rumah-rumah (kemab-kemah) dari kulit binatang ternak yang kamu merasa ringan (membawa)nya di waktu kamu berjalan dan di waktu kamu bermukim dan (dijadikannya pula) dari bulu domba, bulu onta dan bulu kambing, alat-alat rumah tangga dan perhiasan (yang kamu pakai) sampai waktu (tertentu). (QS. 16:80) Dan Allah menjadikan bagimu tempat bernaung dari apa yang telah Dia ciptakan, dan Dia jadikan bagimu tempat-tempat tinggal di gunung-gunung, dan Dia jadikan bagimu pakaian yang memeliharamu dari panas dan pakaian (baju besi) yang memeliharamu dalam peperangan. Demikianlah Allah menyempurnakan sikmat-Nya atasmu agar kamu berserah diri (kepada-Nya). (QS. 16:81) Jika mereka tetap berpaling, maka sesungguhnya kewajiban yang dibebankan atasmu (Muhammad) hanyalah menyampaikan (amanat Allah) dengan terang. (QS. 16:82) Mereka mengetahui nikmat Allah, kemudian mereka mengingkarinya dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang kafir. (QS. 16:83)” (an-Nahl: 80-83)
Allah yang Mahasuci lagi Mahatinggi menyebutkan kesempurnaan nikmat-nikmat-Nya yang telah dianugerahkan kepada hamba-hamba-Nya, dimana Dia telah menjadikan bagi mereka rumah-rumah sebagai tempat tinggal untuk berlindung, bernaung, dan memperoleh segala macam manfaat dengannya. Selain itu, Allah Ta’ala juga menjadikan bagi mereka rumah-rumah dari kulit binatang ternak yang mereka merasa ringan membawanya dalam perjalanan mereka maupun waktu mereka bermukim.
Oleh karena itu, Allah Ta’ala berfirman: tastakhiffuunaHaa yauma dha’nikum wa yauma iqaamatikum wa min ashwaafiHaa (“Yang kamu merasa ringan [membawa]nya di waktu kamu berjalan dan di waktu kamu bermukim dan [dijadikan-Nya pula] dari bulu domba, bulu unta dan bulu kambing,”)
Yakni, dari bulu-bulu tersebut kalian bisa membuat berbagai peralatan, yaitu harta kekayaan. Ada juga yang menyatakan, barang berharga, dan ada juga yang menyatakan, pakaian. Yang benar adalah yang lebih umum dari semuanya itu, di mana bulu-bulu itu bisa dijadikan sebagai karpet, pakaian, dan lain-lain, bahkan dijadikan sebagai kekayaan dan juga barang dagangan. Dan firman-Nya: ilaa hiin (“Sampai waktu tertentu,”) maksudnya, sampai batas waktu yang telah ditentukan.
Firman Allah Ta’ala: wallaaHu ja’ala lakum mimma khalaqa dhilaalan (“Dan Allah menjadikan bagimu tempat bernaung dari apa yang telah Dia ciptakan,”) Qatadah mengatakan, yakni pepohonan, wa ja’ala lakum minal jibaali aknaanan (“Dan Dia jadikan bagimu tempat-tempat tinggal di gunung-gunung,”) yakni, benteng-benteng dan parit-parit. Wa ja’ala lakum saraabiila taqiikumul harra (“Dan Dia jadikan bagimu pakaian yang memeliharamu dari panas,”) yaitu, pakaian yang terbuat dari kapas, katun dan wol. Wa saraabiila taqiikum ba’sakum (“Dan pakaian [baju besi] yang memeliharamu dalam peperangan.”) Misalnya, baju besi, tameng, dan lain-lain.
Kadzaalika yutimmu ni’mataHuu ‘alaikum (“Demikianlah Allah menyempurnakan nikmat-Nya atasmu.”) Maksudnya, demikian itulah Allah menciptakan sesuatu yang dapat kalian gunakan untuk berbagai kepentingan dan kebutuhan kalian supaya menjadi penolong (sarana) bagi kalian dalam mentaati Allah dan beribadah kepada-Nya, la’allakum tuslimuun (“Agar kamu berserah diri [kepada-Nya].”) Demikianlah yang ditafsirkan oleh jumhur ulama.
`Atha’ al-Khurasani mengatakan: “Sesungguhnya al-Qur’an itu diturunkan sebatas pengetahuan bangsa Arab, tidakkah engkau menyaksikan firman Allah Ta’ala: “Dan Allah menjadikan bagimu tempat bernaung dari apa yang telah Dia ciptakan, dan Dia jadikan bagimu tempat-tempat tinggal di gunung-gunung,” dan Dia juga menciptakan dataran bagi mereka lebih luas dan banyak, hanya saja mereka itu tinggal di pegunungan. Tidakkah engkau membaca firman-Nya: “Dan [dijadikannya pula] dari bulu domba, bulu onta dan bulu kambing, alat-alat rumah tangga dan perhiasan [yang kamu pakai] sampai waktu [tertentu].”
Dia juga menciptakan yang lain dari itu lebih besar dan lebih banyak, hanya saja mereka itu orang-orang yang memiliki banyak bulu dan rambut. Tidakkah engkau melihat firman-Nya: “Dan Allah (juga) menurunkan (butiran-butiran) es da`ri langit, (yaitu) dari (gumpalan-gumpalan awan seperti) gunung-gunung.” (QS. An-Nuur: 34). Niscaya mereka merasa terkagum olehnya. Dia turunkan es yang melimpah lebih banyak, hanya saja mereka tidak mengetahuinya.
Tidakkah engkau membaca firman-Nya: “Dan Dia jadikan bagimu pakaian yang memeliharamu dart panas,” dan hal-hal yang melindungi dari rasa dingin yang lebih banyak, hanya saja mereka itu memang tinggal di daerah panas.”
Firman-Nya: fa in tawallau (“Jika mereka tetap berpaling,”) yakni, setelah penjelasan dan penganugerahan berbagai kenikmatan ini, maka tidak ada lagi kewajibanmu atas mereka, karena: fa innamaa ‘alaikal balaaghul mubiin (“Sesungguhnya kewajiban yang dibebankan atasmu [Muhammad] hanyalah menyampaikan [amanat Allah] dengan terang.”) Sesungguhnya engkau telah menyampaikannya kepada mereka.
Ya’rifuuna ni’matallaaHi tsumma yunkiruunaHaa (“Mereka mengetahui nikmat Allah, kemudian mereka mengingkarinya dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang kafir.”) Maksudnya, mereka mengetahui bahwa Allah Ta’ala yang melimpahkan nikmat-nikmat itu kepada mereka, serta mengutamakan hal itu untuk mereka. Namun demikian, mereka masih tetap mengingkari nikmat-nikmat tersebut, menyekutukan-Nya dengan yang lain, serta menyandarkan pertolongan dan rizki kepada selain Dia. mereka adalah orang-orang kafir. ”
bersambung
Tag:80, 81, 82, 83, agama islam, Al-qur'an, an-nahl, annahl, ayat, bahasa indonesia, ibnu katsir, islam, religion, surah, surat, tafsir, tafsir alquran, tafsir ibnu katsir, Tafsir Ibnu Katsir Surah An-Nahl ayat 80-83