Tafsir Ibnu Katsir Surah Huud ayat 109-111

1 Okt

Tafsir Al-Qur’an Surah Huud
Surah Makkiyyah; surah ke 11: 123 ayat

tulisan arab alquran surat huud ayat 109-111“Maka janganlah kamu berada dalam keragu-raguan tentang apa yang diibadahi oleh mereka. Mereka tidak beribadah melainkan sebagaimana nenek-moyang mereka beribadah dahulu. Dan sesungguhnya Kami pasti akan menyempurnakan dengan secukup-cukupnya pembalasan (terhadap) mereka dengan tidak dikurangi sedikit pun. (QS. 11:109) Dan sesungguhnya Kami telah memberikan Kitab (Taurat) kepadaMusa, lalu diperselisihkan tentang Kitab itu. Dan seandainya tidak ada ketetapan yang telah terdahulu dari Rabbmu, niscaya telah ditetapkan hukuman di antara inereka. Dan sesungguhnya mereka (orang-orang kafir Makkah) dalam keraguan yang menggelisahkan terhadap al-Qur’an. (QS. 11:110) Dan sesungguhnya kepada masing-masing (mereka yang berselisih itu) pasti Rabbmu akan menyempurnakan dengan cukup, (balasan) pekerjaan mereka. Sesungguhnya Allah Mahamengetahui apa yang mereka kerjakan. (QS. 11:111)” (Huud: 109-111)

Allah berfirman: falaa taku fii miryatim mimmaa ya’budu Haa-ulaa-i (“Maka janganlah kamu berada dalam keragu-raguan tentang apa yang diibadahi oleh mereka.”) Orang-orang musyrik, sesungguhnya apa yang mereka ibadahi itu merupakan suatu kebathilan, kebodohan dan kesesatan, karena mereka hanyalah beribadah kepada apa yang diibadahi oleh bapak-bapak mereka sebelumnya, maksudnya mereka tidak mempunyai pegangan dalam apa yang mereka kerjakan kecuali hanyalah mengikuti bapak-bapak mereka dalam kebodohan dan Allah akan membalas perbuatan mereka dengan balasan yang paling sempurna, maka Allah akan menyiksa mereka dengan siksaan yang tidak pernah disiksakan kepada seorang pun, meskipun mereka mempunyai kebaikan dan Allah telah membalasnya di dunia sebelum di akhirat.

Sufyan ats-Tsauri berkata dari Jabir al-Ju’fi, dari Mujahid, dari Ibnu Abbas: wa innaa lamuwaffuuHum nashiibaHum ghaira manquush (“Dan sesungguhnya Kami pasti akan menyempurnakan dengan secukup-cukupnya pembalasan terhadap mereka tidak dikurangi sedikitpun.”) ia berkata: “Yaitu sesuatu yang dijanjikan kepada mereka, baik berupa kebaikan maupun keburukan.”

`Abdur Rahman bin Zaid bin Aslam berkata: “Sungguh Kami menimpakan siksaan sebagai adzab bagi mereka tanpa dikurangi.” Lalu Allah menyebutkan tentang diberikannya Musa al-Kitab (Taurat), maka manusia ketika itu saling berbeda pendapat dalam menanggapi al-Kitab tersebut, sebagian orang mau beriman dan sebagian lagi menolaknya. Dengan demikian, hal sebagai contoh bagimu terhadap kejadian-kejadian para Nabi sebelummu nereka juga(mereka juga banyak yang mendustakan), maka pendustaan-pendustaan dari umatmu ya Muhammad, jangan membuatmu panik (emosi) dan jangan membuatmu bimbang.

Wa lau laa kalimatun sabaqat mir rabbika laqudliya bainaHum (“Dan seandainya tidak ada ketetapan yang telah terdahulu dari Rabbmu, niscaya telah ditetapkan hukuman di antara mereka.”) Ibnu Jarir berkata: “Seandainya penangguhan siksa belum diputuskan dalam waktu yang telah ditentukan, niscaya Allah menurunkan siksa di antara mereka dan dimungkinkan bahwa yang dimaksud dengan kata “al-kalimah”, bahwasanya Allah tidak menyiksa seseorang kecuali setelah Allah mendirikan hujjah dan mengutus seorang Rasul kepadanya, sebagaimana Allah berfirman yang artinya: “Dan Kami tidak akan mengadzab sebelum Kami mengutus seorang Rasul.” (QS. Al-Israa’: 15)

Allah telah berfirman di ayat lain yang artinya: “Dan sekiranya tidak ada suatu ketetapan dari Allah yang telah terdahulu atau tidak ada yang telah ditentukan, pasti (adzab) itu menimpa mereka. Maka sabarlah kamu atas yang mereka katakan.” (QS. Thaahaa: 129-130)

Kemudian, Allah Ta’ala mengabarkan bahwa Allah akan mengumpulkan dari mulai manusia yang pertama sampai manusia yang terakhir dan Allah akan membalas amal-amal mereka. Jika baik, dibalas dengan kebaikan dan jika uruk dibalas dengan keburukan, maka Allah berfirman: wa inna kulla lammaa layuwaffiyannaHum rabbuka a’maalaHum innaHuu bimaa ya’lamuuna khabiir (“Dan sesungguhnya kepada masing-masing [mereka yang berselisih itu] pasti Rabbmu akan menyempurnakan dengan cukup, (balasan) pekerjaan mereka. “Sesungguhnya Allah Mahamengetahui apa yang mereka kerjakan.” Maksudnya, Allah Mahamengetahui tentang amal perbuatan mereka semua, baik yang bernilai tinggi maupun yang bernilai rendah, baik kecil maupun besar.

Bersambung

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

%d blogger menyukai ini: