Tafsir Al-Qur’an Surah Yunus
Surah Makkiyyah; surah ke 10: 109 ayat
“Musa berkata: ‘Ya Rabb kami, sesungguhnya Engkau telah memberi kepada Fir’aun dan pemuka-pemuka kaumnya perhiasan dan harta kekayaan dalam kehidupan dunia. Ya Rabb kami, akibatnya mereka menyesatkan (manusia) dari jalan Engkau. Ya Rabb kami, binasakanlah harta benda mereka kunci-matilah hati mereka, maka mereka tidak beriman hingga mereka melihat siksaan yang pedih.’ (QS. 10:88) Allah berfirman: ‘Sesungguhnya telah diperkenankan permohonanmu berdua, sebab itu tetaplah kamu berdua pada jalan yang lurus dan janganlah sekali-kali kamu mengikuti jalan yang tidak mengetahui.’ (QS. 10:89)” (Yunus: 88-89)
Ini adalah kabar dari Allah tentang apa yang didakwahkan Musa untuk mengajak Fir’aun dan pemuka-pemuka kaumnya dan ketika mereka enggan untuk menerima kebenaran dan mereka tetap pada kesesatan dan kekafirannya, dengan memusuhi dan mengingkari secara dhalim, sombong, congkak dan melampaui batas, Musa berkata: rabbanaa innaka aataita fir’auna wa mala-aHu ziinatan (“Ya Rabb kami, sesungguhnya Engkau telab memberi kepada Fir’aun dan pemuka-pemuka kaumnya perhiasan.”) Maksudnya, perabotan dunia dan perhiasannya.
Wa amwaalan (“Dan harta kekayaan,”) maksudnya dengan sangat melimpah banyak. Fii (“Dalam,”) al hayaatid dun-yaa rabbanaa liyu-dlilluu ‘an sabiilika (“Kehidupan dunia, ya Rabb
kami, akibatnya mereka menyesatkan [manusia] dari jalan Engkau.”) Dengan “ya” berfathah, maksudnya Engkau memberi mereka itu semua, sedangkan Engkau mengetahui bahwa sesungguhnya mereka tidak beriman dengan apa yang Engkau utus aku dengannya, sebagai penguluran/perdaya Engkau terhadap mereka.
Sebagaimana firman-Nya yang artinya: linaftinaHum fiiHi (“Untuk Kami uji mereka dengannya.”) (QS. Thaahaa: 131)
Dan ulama-ulama lain membaca “liyu-dlilluu” dengan “ya” berdhammah, maksudnya agar orang yang Engkau kehendaki di antara makhluk-Mu, membuat fitnah dengan apa yang Engkau berikan kepada mereka, supaya orang yang Engkau perdaya mengira bahwa Engkau memberi mereka semua ini karena kecintaan dan perhatian Engkau kepada mereka, “Ya Rabb kami, binasakanlah harta benda mereka.”
Ibnu `Abbas dan Mujahid berkata: “Maksudnya hancurkanlah.” Adh-Dhahhak, Abul `Aliyah dan ar-Rabi’ bin Anas berkata: “Allah menjadikannya batu yang berukir seperti bentuk semula.”
Dan firman-Nya: wasy-dud ‘alaa quluubiHim (“Dan kunci matilah hati mereka”) Ibnu `Abbas berkata: “Maksudnya tutuplah hati mereka itu.”
Falaa yu’minuu hattaa yarawul ‘adzaabal aliim (“Maka mereka tidak beriman hingga mereka melihat siksa yang pedih.”) Do’a ini adalah dari Musa as. yang marah karena Allah dan karena agama-Nya, terhadap Fir’aun dan pemuka-pemuka kaumnya yang menurutnya sudah jelas-jelas tidak ada kebaikan sama sekali dari mereka, sebagaimana Nuh berdo’a, maka dia berkata: “Ya Rabbku janganlah Engkau biarkan seorang pun di antara orang-orang kafir tinggal di atas bumi.” (QS. Nuh: 26)
Maka dari itu Allah Ta’ala mengabulkan do’a Musa as. terhadap mereka ini yang di aminkan oleh saudaranya, Harun. Maka Allah Ta’ala berfirman: qad ujiibat da’watukumaa (“Sesungguhnya telah diperkenankan permohonanmu berdua.”)
Abul `Aliyah, Abu Shalih, `Ikrimah, Muhammad bin Ka’ab al-Qurazhi dan ar-Rabi’ bin Anas berkata: “Musa berdo’a dan Harun mengaminkan, maksudnya sungguh Kami telah mengabulkan apa yang kamu berdua minta, yaitu agar menghancurkan Fir’aun dan pengikutnya. Dengan ayat ini, ada orang berhujjah bahwa aminnya makmum atas bacaan al-Fatihah, dihitung sama dengan membacanya, orang itu berdalil dengan ayat ini, karena sesungguhnya Musalah yang berdo’a dan Harun yang mengaminkan.
Dan Dia berfirman: qad ujiibat da’watukumaa fastaqimaa (“Sesungguhnya telah diperkenankan permohonanmu berdua, sebab itu tetaplah kamu berdua pada jalan yang lurus..”) dan ayat seterusnya. Maksudnya, sebagaimana do’amu berdua dikabulkan, maka istiqamahlah kamu berdua atas perintah-Ku.
Ibnu Juraij berkata dari Ibnu `Abbas: “Maka istiqamahlah kamu berdua, maka laksanakanlah perintah-Ku, itulah istiqamah.”
Bersambung
Tinggalkan Balasan