Tafsir Ibnu Katsir Surah Al-A’raaf ayat 142

30 Nov

Tafsir Al-Qur’an Surah Al-A’raaf (Tempat Tertinggi)
Surah Makkiyyah; surah ke 7: 206 ayat

tulisan arab alquran surat al a'raaf ayat 142“Dan telah Kami janjikan kepada Musa (memberikan Taurat) sesudah berlalu waktu tiga puluh malam dan Kami sempurnakan jumlah malam itu dengan sepuluh (malam lagi), maka sempurnalah waktu yang telah ditentukan Rabbnya empatpuluh malam. Dan berkatalah Musa kepada saudaranya yaitu Harun: ‘Gantikanlah aku dalam (memimpin) kaumku, dan perbaikilah dan janganlah kamu mengikuti jalan orang-orang yang membuat kerusakan.’” (QS. al-A’raaf: 142)

Allah Ta’ala mengingatkan Bani Israil akan apa yang telah mereka peroleh, yaitu hidayah, berupa firman-Nya langsung kepada Musa as. dan pemberian Taurat oleh-Nya, yang di dalamnya terdapat beberapa ketentuan dan keterangan mengenai hukum bagi mereka. Dia menyebutkan bahwa Dia telah menjanjikan kepada Musa tiga puluh malam. Para ahli tafsir mengatakan, Musa berpuasa selama tiga puluh malam tersebut. Setelah sampai pada batas waktu yang ditentukan itu, Musa as. menggosok gigi dengan kulit pohon.

Kemudian Allah menyuruhnya untuk menyempurnakan dengan sepuluh malam hari, sehingga menjadi empat puluh hari. Mengenai maksud sepuluh malam itu, terjadi perbedaan pendapat di kalangan ahli tafsir. Tetapi mayoritas ahli tafsir mengatakan bahwa, “Tiga puluh malam itu adalah bulan Dzulqa’dah, sedangkan yang sepuluh malam adalah bulan Dzulhijjah.” Demikian yang dikatakan oleh Mujahid, Masruq, dan Ibnu Juraij. Dan diriwayatkan dari Ibnu ‘Abbas dan ulama lainnya: “Atas dasar ini berarti Musa telah menyempumakan miqat (waktu yang ditentukan) pada hari raya kurban dan pada saat itulah telah terjadi firman Allah Ta’ala langsung kepada Musa as. Dan pada hari itu juga, Allah menyempurnakan agama bagi Muhammad saw., sebagaimana firman-Nya yang artinya:

“Pada hari ini telah Aku sempurnakan untukmu agamamu dan telah Aku cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Aku ridhai Islam itu menjadi agama bagimu.” (QS. Al-Maa-idah: 3)

Setelah sampai pada waktu yang telah ditentukan tersebut, lalu Musa bermaksud pergi ke gunung (Thur), sebagaimana firman Allah yang artinya:
“Hai Bani Israil, sungguhnya Kami telah menyelamatkanmu dari musuhmu dan Kami telah mengadakan perjanjian denganmu (untuk munajat) di sebelah kanan gunung itu.” (QS. Thaahaa: 80)

Maka pada saat itu Musa as. meminta saudaranya, Harun, memimpin Bani Israil, serta berpesan kepadanya agar melakukan perbaikan, bukan kerusakan. Dan ini merupakan peringatan dan penekanan semata, karena Harun sendiri adalah seorang Nabi mulia bagi Allah, memiliki kedudukan dan kehormatan. Semoga shalawat dan salam dilimpahkan Allah kepadanya dan kepada para Nabi lainnya.

&

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

%d blogger menyukai ini: