Memilih Tempat untuk Mengubur Jenazah

28 Jan

At-Tadzkirah; Bekal Menghadapi Kehidupan Abadi;
Imam Syamsuddin al-Qurthubi

Abu Dawud ath-Thayalisi berkata: telah menceritakan kepada kami, Siwar bin Maimun Abul Jarah al-‘Abdi, dia berkata, telah menceritakan kepadaku, seseorang dari keluarga Umar, dari Umar, dia berkata, aku mendengar Rasulullah saw. bersabda:

“Barangsiapa berziarah ke kuburku,” atau beliau bersabda, “Barangsiapa berziarah kepadaku, maka aku menjadi saksi atau pemberi syafaat baginya. Dan barangsiapa meninggal dunia di salah satu Tanah Haram [Makkah atau Madinah], maka Allah akan membangkitkannya dalam golongan orang-orang yang aman pada hari kiamat.” (Dlaif al-Jami’ [5608] karya al-Albani dengan lafadz yang sama, tetapi dari hadits riwayat Anas ra)

Hadits yang senada dikeluarkan pula oleh ad-Daruquthni dari Hathib, sabda Rasulullah saw.:

“Barangsiapa berziarah kepadaku sepeninggalku, maka seakan-akan dia berziarah kepadaku selagi aku masih hidup. Dan barangsiapa mati di salah satu Tanah Haram, maka ia akan dibangkitkan dalam golongan orang-orang yang aman pada hari kiamat.” (Saya tidak mengenal hadits ini, tapi kepalsuan dan kemungkarannya tampak jelas pada matannya)

Al-Bukhari dan Muslim meriwayatkan dari Abu Hurairah ra, dia berkata, “Malaikat Maut pernah diutus kepada Nabi Musa as [untuk mencabut nyawanya]. Ketika dia datang, maka Nabi Musa meninjunya sampai copot matanya. Maka malaikat itu kembali kepada Tuhannya seraya berkata, ‘Engkau telah mengutus aku kepada seorang hamba-Mu yang tidak mau mati.’”

Perawi berkata, “Maka Allah mengembalikan mata Malaikat Maut dan berfirman, ‘Kembalilah kamu kepadanya dan katakanlah, hendaknya dia meletakkan tangannya pada bagian luar kulit lembu, dia akan memperoleh tambahan umur satu tahun untuk setiap helai lembu yang ditutupi oleh tangannya.’

Malaikat Maut berkata, ‘Ya Tuhanku, sesudah itu apa?’
‘Sesudah itu mati,’ jawab Allah.
Malaikat Maut berkata, ‘Sekarang juga aku berangkat.’

Adapun Nabi Musa sendiri kemudian memohon kepada Allah agar mendekatkan dirinya kepada Negeri Yang Disucikan [al-ardl al-Muqaddasah] sejauh lemparan batu.

Rasulullah saw. bersabda, “Andaikan aku ada di sana, niscaya aku tunjukkan kepada kamu sekalian kuburannya, ada di sebelah jalan, di bawah gundukan pasir merah.” (Shahih al-Bukhari [1339], Shahih Muslim [2372])

Menurut riwayat lain, Abu Hurairah berkata: Malaikat Maut datang kepada Nabi Musa as, lalu berkata, “Penuhilah panggilan Tuhanmu.” Maka Nabi Musa as. meninju mata Malaikat Maut sampai copot, atau seterusnya seperti hadits di atas.

At-Tirmidzi berkata, dari Ibnu Umar ra, bahwa Nabi saw bersabda:
“Barangsiapa bisa mati di Madinah, maka matilah di sana. Sesungguhnya aku memberi syafaat kepada orang yang mati di sana.” (Shahih al-Jami’ [6015] karya al-Albani; dinyatakan shahih pula oleh Abu Muhammad Abdul Haqq)

Dalam al-Muwaththa’ disebutkan, bahwa Umar ra pernah berdoa: “Ya Allah, karuniailah ku mati syahid di jalan-Mu, dan wafat di negeri Nabi-Mu.” (Shahih al-Bukhari [1890], dan Malik dalam al-Muwaththa’ [Kitab al-Jihad, bab Maa Takuunu fiiHi ShaHadaH)

Sa’ad bin Abi Waqqash dan Sa’id bin Zaid ra telah berpesan supaya jasadnya kalau mati dibawa dari al-Aqiq ke al-Baqi’, yaitu kuburan di Madinah, dan supaya dikubur di sana, karena keutamaannya yang mereka ketahui. wallaaHu a’lam.

Dan sesungguhnyalah, bahwa keutamaan Madinah tidak bisa dipungkiri dan tidak samar. Dan andaikan keutamaannya hanya sekedar bertetangga dengan orang-orang shalih dan para syuhada yang utama, itupun cukup.

Dan diriwayatkan dari Ka’ab al-Ahbar, bahwa dia berkata kepada salah seorang penduduk Mesir, ketika dia ditanya, “Ada perlu apa?” dia menjawab, “Saya perlu sekantong tanah lereng al-Muqaththam,” maksudnya sebuah gunung di Mesir.
“Semoga Allah merahmatimu,” kata si penanya, “Untuk apakah tanah itu?” dia jawab, “Akan aku taruh dalam kuburku.”
“Kenapa begitu, padahal kamu tinggal di Madinah, dan kata orang, kuburan al-Baqi’ itu begini-begitu?” tanya orang itu pula. Maka jawab Ka’ab al-Ahbar, “Kami dapatkan dalam sebuah kitab kuno, bahwasannya ada tanah suci antara al-Qushair dan al-Yahmum.”

&

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

%d blogger menyukai ini: