Tafsir Al-Qur’an Surah Al-A’raaf (Tempat Tertinggi)
Surah Makkiyyah; surah ke 7: 206 ayat
“Dan penghuni Neraka menyeru penghuni Surga: ‘Limpahkanlah kepada kami sedikit air, atau makanan yang telah dirizkikan Allah kepadamu’ Mereka (penghuni Surga) menjawab: ‘Sesungguhnya Allah telah mengharamkan keduanya atas orang-orang kafir, (QS. 7:50) (yaitu) orang-orang yang menjadikan agama mereka sebagai main-main dan senda-gurau dan kehidupan dunia telah menipu mereka.’ Maka pada hari itu (Kiamat ini), Kami melupakan mereka sebagaimana mereka melupakan pertemuan mereka dengan hari ini dan (sebagaimana) mereka selalu mengingkari ayat-ayat Kami. (QS. 7:51)” (al-A’raaf: 50-51)
Allah memberitahukan mengenai kehinaan para penghuni Neraka, dan juga permintaan mereka akan minuman dan makanan dari para penghuni Surga. Diberitahukan juga bahwa mereka tidak diberi apa yang mereka minta.
Mengenai firman Allah: wa naadaa ash-haabun naari ash-haabal jannati an afiidluu ‘alainaa minal maa-i au mimmaa razaqakumullaaHu (“Dan penghuni Neraka menyeru penghuni Surga: ‘Limpahkan kepada kami air atau apa yang telah diberikan Allah kepadamu.’”) As-Suddi mengatakan: “Yakni makanan.”
Sedangkan ‘Abdurrahman bin Zaid bin Aslam mengatakan: “Mereka meminta makanan dan minuman kepada para penghuni Surga.”
Ats-Tsauri mengatakan dari ‘Utsman ats-Tsaqafi, dari Sa’id bin Jubair, mengenai ayat ini, ia berkata: “Seseorang berseru kepada ayahnya atau saudaranya seraya berteriak: ‘Aku telah terbakar, karenanya curahkan kepadaku sedikit air.’ Maka dikatakan kepada mereka (para penghuni Surga): ‘Jawablah mereka.’ Maka mereka pun berkata: innallaaHa harrama Humaa ‘alal kaafiriin (“Sesungguhnya Allah telah mengharamkan keduanya itu bagi orang-orang yang kafir.”)
Selanjutnya Allah menyifati orang-orang kafir dengan apa yang mereka jadikan perilaku selama di dunia, yaitu tindakan mereka menjadikan agama sebagai permainan belaka, serta tertipunya mereka oleh dunia, perhiasan dan kemewahannya, sehingga mereka lupa akan amal untuk akhirat yang telah diperintahkan kepada mereka.
Dan firman-Nya: fal yauma nansaaHum kamaa nasuu liqaa-a yaumiHim Haadzaa (“Maka pada hari [Kiamat] ini, Kami melupakan mereka sebagaimana mereka melupakan pertemuan mereka dengan hari ini.”) Artinya, Allah memperlakukan mereka sebagaimana perlakuan mereka yang melupakan, karena Allah tidak menyimpang dari ilmu-Nya sedikit pun dan tidak pula Ia melupakannya.
Sebagaimana yang Allah firmankan yang artinya berikut ini: “Di dalam sebuah kitab, Rabbku tidak akan salah dan tidak pula lupa.” (QS. Thaahaa: 52). Apa yang Allah firmankan ini adalah sebagai balasan timbal-balik.
As-Suddi mengatakan: “Kami abaikan mereka dari rahmat, sebagaimana mereka dahulu telah mengabaikan untuk beramal guna menghadapi pertemuan pada hari ini.”
Dalam hadits shahih disebutkan bahwasannya Allah Ta’ala berfirman kepada seorang hamba pada hari Kiamat kelak: “Bukankah Aku telah menikahkanmu? Bukankah Aku telah memuliakanmu? Dan bukankah Aku telah menundukkan buat kalian unta, kuda dan memberimu kesempatan untuk memimpin dan bersenang-senang?” Maka si hamba itu berkata: “Benar.” Kemudian Allah bertanya: “Apakah kamu mengira akan bertemu dengan-Ku?” Si hamba itu menjawab: “Tidak.” Dan Allah Ta’ala pun berfirman: “Maka pada hari ini Aku akan melupakanmu, sebagaimana kamu telah melupakan-Ku.” (HR. Muslim dalam kitab [bab] az-Zuhud [2947])
bersambung