Tag Archives: ahli

Kesesatan Ahli Ilmu Kalam

5 Mar

Ilmu Al-Qur’an (‘Ulumul Qur’an)
Studi Ilmu-ilmu Al-qur’an; Mannaa’ Khaliil al-Qattaan

Para ahli ilmu kalam telah tenggelam dalam cara-cara para filsuf dalam menjelaskan kalam Allah sehingga mereka telah sesat dan menyesatkan orang lain dari jalan yang lurus. Mereka membagi kalam Allah menjadi dua bagian: kalam nafsi yang kekal yang ada pada Dzat Allah, yang tidak berupa huruf, suara, tertib dan tidak pula bahasa; dan kalam lafdzi [verbal], yaitu yang diturunkan kepada para Nabi yang di antaranya adalah empat buah kitab.

Para ahli ilmu kalam ini semakin terbenam dalam perselisihan skolastik yang mereka adakan: apakah al-Qur’an dalam pengertian lafdzi, makhluk atau bukan? Mereka memperkuat pendapat bahwa al-Qur’an dalam pengertian kalam lafdzi di atas adalah makhluk. Dengan demikian, mereka telah keluar dari jalan para mujtahid dahulu dalam hal yang tidak ada nasnya dalam kitab dan sunnah. Mereka juga menggarap sifat-sifat Allah dengan analisis filosofis yang hanya menimbulkan keraguan dalam akidah tauhid.

Sedang madzhab Ahlus Sunnah wal Jama’ah menentukan nama-nama dan sifat-Sifat Allah yang sudah ditetapkan Allah atau ditetapkan Rasulullah saw. dalam hadits shahih yang datang dari Nabi. Bagi kita sudah cukup dengan beriman bahwa kalam itu adalah salah satu sifat di antara sekian sifat Allah.

Allah berfirman yang artinya: “Dan Allah telah berbicara kepada Musa secara langsung.” (an-Nisaa’: 164)

Demikian pula al-Qur’anul Karim [wahyu yang diturunkan kepada Muhammad saw] adalah Kalamullah, bukan makhluk, sebagaimana tersirat dalam ayat yang artinya: “Jika orang di antara orang-orang musyrik itu meminta perlindungan kepadamu, lindungilah dia, supaya dia sempat mendengar kalam Allah.” (at-Taubah: 6)

Penetapan mengenai apa yang dinisbatkan oleh Allah sendiri oleh Rasulullah saw., sekalipun sifat itu juga ditetapkan pada hamba-hamba Allah, tidaklah mengurangi kesempurnaan kesucian-Nya dan tidak membuat-Nya serupa dengan hamba-hamba-Nya. Dengan demikian, kesamaan dalam kata itu tidak mengharuskan kesamaan dalam apa yang dikandung oleh nama itu.

Amat berbeda antara Khaliq dengan makhluq dalam hal dzat, sifat dan perbuatan-Nya. Dzat Khaliq adalah Mahasempurna, sifatnya paling dan tinggi. Apabila kalam itu merupakan sifat kesempurnaan makhluk, bagaimana sifat itu ditiadakan dari Khaliq ? Kita menerima apa yang diterima oleh para shahabat Rasulullah saw., para ulama tabi’in, para ahli hadits dan fiqih yang hidup pada masa-masa yang dinyatakan baik, sebelum lahir segala macam bid’ah para ahli ilmu kalam.

Kita beriman kepada apa yang datang dari Allah, atau shahih dari Rasulullah mengenai sifat-sifat dan perbuatan Allah, baik yang ditetapkan ataupun tidak, tanpa dikurangi, diserupakan, dimisalkan ataupun ditakwilkan. Kita tidak berhak menetapkan pendapat kita sendiri mengenai hakekat dzat Allah ataupun sifat-sifat-Nya.

“Tiada apa pun yang serupa dengan Dia, dan Dialah Yang Maha Mendengar dan Maha Melihat.” (asy-Syura: 11)

&

Minuman Ahli Surga

17 Feb

Minuman Ahli Surga
Surga Kenikmatan Yang Kekal; Berita Akhirat; Mahir Ahmad Ash-Shufiy

Makanan dan minuman adalah dua hal yang menjadi suatu keharusan. Keduanya termasuk diantara kenikmatan surga, sebagaimana makan dan minum termasuk salah satu kesenangan dan kenikmatan dunia. Oleh karena itu, Allah swt berkenan memberi bermacam-macam jenis makanan dan minuman kepada ahli surga, sesuatu yang tidak pernah mereka ketahui atau dengar sebelumnya. Hal itu patut dimaklumi sebab surga adalah alam yang selain alam kehidupan dunia ini.

Bermacam-macam minuman yang lezat dan enak akan disuguhkan oleh anak-anak kecil di surga, mereka akan berkeliling di antara orang-orang mukmin di surga. Di sana terdapat jenis minuman spesial dengan rasa yang enak dan diberi misik untuk menambah kelezatannya.

Di dalam al-Qur’an banyak firman Allah yang menyatakan tentang minuman ahli surga, sebagaimana dijelaskan tentang wadah, gelas, dan cawannya. Ini adalah keutamaan yang agung dari Allah swt karena telah menjelaskan kepada kita sebagian dari kemuliaan dan keutamaan Allah serta apa yang telah dijanjikan kepada para hamba-Nya yang beriman, yaitu orang-orang yang akan masuk surga yang bagi mereka rumah yang kekal dan abadi.

Allah swt berfirman yang artinya:
“Mereka dikelilingi oleh anak-anak muda yang tetap muda, dengan membawa gelas, cerek dan minuman yang diambil dari air yang mengalir, mereka tidak pening karenanya dan tidak pula mabuk,” (al-Waaqi’ah: 17-19)

Di surga terdapat anak-anak surga yang mengelilingi orang-orang mukmin dengan membawa gelas, cerek, serta minuman, dengan keindahan dan kelezatannya, yang di antaranya adalah minuman khamr [khamr surga], sebagaimana difirmankan Allah swt, “Mereka tidak pening karenanya dan tidak mabuk,” artinya mereka tidak pernah merasakan pusing karena meminumnya atau menyebabkan hilang ingatan, sebagaimana yang terjadi kalau meminum khamr di dunia.

Firman Allah yang artinya:
“Di dalam syurga itu mereka diberi minum segelas (minuman) yang campurannya adalah jahe. (yang didatangkan dari) sebuah mata air surga yang dinamakan salsabil.” (al-Insaan: 17-18)

“Sesungguhnya orang-orang yang berbuat kebajikan minum dari gelas (berisi minuman) yang campurannya adalah air kafur, (yaitu) mata air (dalam surga) yang daripadanya hamba-hamba Allah minum, yang mereka dapat mengalirkannya dengan sebaik-baiknya.” (al-Insaan: 5-6)

“Mereka memakai pakaian sutera Halus yang hijau dan sutera tebal dan dipakaikan kepada mereka gelang terbuat dari perak, dan Tuhan memberikan kepada mereka minuman yang bersih [dan suci].” (al-Insaan: 21)

“Ini adalah kehormatan (bagi mereka). dan Sesungguhnya bagi orang-orang yang bertakwa benar-benar (disediakan) tempat kembali yang baik, (yaitu) syurga ‘Adn yang pintu-pintunya terbuka bagi mereka, di dalamnya mereka bertelekan (diatas dipan-dipan) sambil meminta buah-buahan yang banyak dan minuman di surga itu.” (Shaad: 49-51)

Arti kata “mizaajuHaa zanjabiilaa” dalam surah al-Insan ayat 17 adalah minuman yang bisa dicampur dan ditaruh dalam gelas, seperti jahe, dengan kualitas yang sangat bagus.

mizaajuHaa kafuuraa; adalah minuman yang bisa dicampur dan ditaruh dalam gelas dicampur dengan air kafur [nama suatu mata air di surga yang airnya putih dan baunya sedap serta enak sekali rasanya], dengan kualitas yang bagus.

Syaraaban thaHuuraa; adalah minuman yang disuguhkan, yang tidak cacat atau kotor sedikitpun, bahkan minuman tersebut adalah suci.

BifaakiHatin katsiiratiw wa syaraab; adalah minuman yang disuguhkan dalam berbagai macam warna dan jenis minuman.

Di surga, Allah telah mengalirkan sungai yang bermacam-macam, baik jenis maupun karakteristik yang bermacam-macam. Di sana juga terdapat minuman untuk ahli surga yang dapat diminum setiap saat tidak terputus-putus, sebagaimana tidak terputusnya aliran sungai tersebut selamanya.

Firman Allah swt yang artinya:
“(apakah) perumpamaan (penghuni) jannah yang dijanjikan kepada orang-orang yang bertakwa yang di dalamnya ada sungai-sungai dari air yang tiada berubah rasa dan baunya, sungai-sungai dari air susu yang tidak berubah rasanya, sungai-sungai dari khamar yang lezat rasanya bagi peminumnya dan sungai-sungai dari madu yang disaring; dan mereka memperoleh di dalamnya segala macam buah-buahan dan ampunan dari Rabb mereka, sama dengan orang yang kekal dalam Jahannam dan diberi minuman dengan air yang mendidih sehingga memotong ususnya?” (Muhammad: 15)

Para ahli tafsir mengatakan tentang ayat ini bahwa Allah swt menyatakan tentang sungai-sungai itu. Allah swt juga mengalirkan sungai berupa minuman untuk ahli surga, perhiasan dan pemandangan yang menggiurkan. Sungai-sungai tersebut mengalir dengan berbagai macam warna minuman dan perhiasan terus-menerus, di sekitar dan di bawah istana mereka serta taman-taman mereka. mereka akan memperolehnya tanpa harus capai atau bersusah payah.

“Di sana ada sungai-sungai yang airnya tidak payau.” Artinya di surga terdapat sungai-sungai yang mengalir dengan air yang baunya tidak pernah berubah. Ibnu Mas’ud ra. mengatakan bahwa sungai-sungai di surga memancar dari sebuah gunung yang terdiri atas parfum misik.

“Dan sungai-sungai air susu yang tidak berubah rasanya.” Artinya sungai-sungai yang mengalir, yang terdiri atas susu yang warnanya sangat putih manis dan benar-benar full cream, tidak akan basi dan juga tidak akan rusak, berbeda dengan susu yang ada di dunia, serta tidak pernah keluar dari susu binatang ternak.

“Dan sungai-sungai madu yang murni.” Artinya sungai-sungai yang mengalir terdiri atas madu dan kualitas yang benar-benar murni, berwarna, dan beraroma baik, serta tidak keluar dari perut lebah. Abu as-Su’ud mengatakan tentang firman Allah, “Asalin mushaffaa”, yang berarti madu yang tidak bercampur dengan sarang lebah atau hal-hal lain yang berkaitan dengan lebah. Semuanya mengalir dan tangan orang-orang mukmin mudah meraihnya kapan saja mereka inginkan, bukan hanya satu, dua, seribu atau sepuluh juta kali. Sungguh tidak terbatas, tidak terputus, tidak akan berkurang, tidak akan tertutup, tidak berubah dan tidak terlarang. Hal itu akan berlaku terus-menerus selamanya, dari Allah Dzat Yang Maha Penyayang serta Mahamulia.

&

Kesibukan Ahli Surga

16 Feb

Kesibukan Ahli Surga
Surga Kenikmatan Yang Kekal; Berita Akhirat; Mahir Ahmad Ash-Shufiy

“Sesungguhnya penghuni syurga pada hari itu bersenang-senang dalam kesibukan (mereka). Mereka dan isteri-isteri mereka berada dalam tempat yang teduh, bertelekan di atas dipan-dipan. Di syurga itu mereka memperoleh buah-buahan dan memperoleh apa yang mereka minta. (kepada mereka dikatakan): “Salam”, sebagai Ucapan selamat dari Tuhan yang Maha Penyayang.” (Yaasiin: 55-58)

“Pada hari itu bersenang-senang dalam kesibukan [mereka].” maksudnya atau bersenang-senang dalam kesibukan [mereka], adalah kenikmatan yang agung, yang akan mampu melupakan segalanya, mereka terlena dan gembira, Syaikh Ali Ash-Shabuni mengatakan dalam kitab Shafwah at-Tafasir berkenaan dengan firman Allah ini, “Sesungguhnya penghuni syurga pada hari itu bersenang-senang dalam kesibukan (mereka).” artinya penduduk surga [pada hari itu, yaitu hari pembalasan] sibuk dengan kelezatan dan kenikmatan sehingga mereka tidak dituntut untuk memikirkan ahli neraka. mereka bersenang-senang bersama para bidadari dan istri-istri mereka [yang menemani mereka] di dunia, dengan makan, minum, mendengarkan gitar atau musik. Abu Hayyan mengatakan bahwa yang jelas dari kata sibuk itu adalah kenikmatan yang membuat mereka sibuk dari apa pun yang terlintas dalam hati.

Ibnu Abbas berkata, “Mereka sibuk bersenang-senang dengan para bidadari dan mendengarkan musik, jauh dari apa yang dialami ahli neraka. Ahli surga tidak akan ingat nasib ahli neraka agar kesenangan mereka tidak terganggu.”

Sementara saat di dunia, sekecil apa pun yang kita miliki atau aktifitas apa pun yang kita perbuat, salah seorang di antara kita akan berkata, “Pekerjaanku perlu waktu 24 jam.” Sementara yang lain akan berkata, “Bisnisku tidak memberi kesempatan kepadaku untuk begini dan begitu.” Dan seterusnya. Lalu apa yang terlintas dalam fikiran anda tentang kenikmatan dan kerajaan besar yang tidak seorang pun tahu kecuali Allah swt. ?

Allah berfirman yang artinya: “Dan apabila kamu melihat di sana (surga), niscaya kamu akan melihat berbagai macam kenikmatan dan kerajaan yang besar.” (al-Insaan: 20)

&

Permadani Ahli Surga

16 Feb

Permadani Ahli Surga
Surga Kenikmatan Yang Kekal; Berita Akhirat; Mahir Ahmad Ash-Shufiy

Allah swt. telah menyediakan istana-istana, kamar-kamar, dan tenda-tenda untuk orang-orang mukmin di surga. Di dalamnya semua itu, juga di kebun dan di taman-taman surga, terdapat dipan-dipan dan permadani yang indah dengan warna-warna yang mengagumkan. Kita tidak pernah melihat sebelumnya, tidak dari segi keindahannya ataut dari kesenangan yang abadi. ia adalah permadani yang sebelah dalamnya terdiri atas sutra. Permadani-permadani itu terhampar di setiap tempat dengan keindahan bentuk dan warna yang menyejukkan mata, menggoda, dan menggugah jiwa.

Firman Allah yang artinya:
“Dan Kami lenyapkan segala rasa dendam yang berada dalam hati mereka, sedang mereka merasa bersaudara duduk berhadap-hadapan di atas dipan-dipan.” (al-Hijr: 47)

“Mereka Itulah (orang-orang yang) bagi mereka surga ‘Adn, mengalir sungai-sungai di bawahnya; dalam surga itu mereka dihiasi dengan gelang mas dan mereka memakai pakaian hijau dari sutera Halus dan sutera tebal, sedang mereka duduk sambil bersandar di atas dipan-dipan yang indah. Itulah pahala yang sebaik-baiknya, dan tempat istirahat yang indah;” (al-Kahfi: 31)

“Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa berada dalam surga dan kenikmatan, mereka bersuka ria dengan apa yang diberikan kepada mereka oleh Tuhan mereka; dan Tuhan mereka memelihara mereka dari azab neraka. (Dikatakan kepada mereka): “Makan dan minumlah dengan enak sebagai Balasan dari apa yang telah kamu kerjakan”, mereka bertelekan di atas dipan-dipan berderetan dan Kami kawinkan mereka dengan bidadari-bidadari yang cantik bermata jeli.” (ath-Thuur: 17-20)

“Mereka bertelekan di atas permadani yang sebelah dalamnya dari sutera. dan buah-buahan di kedua syurga itu dapat (dipetik) dari dekat.” (ar-Rahmaan: 54)

“Mereka bertelekan pada bantal-bantal yang hijau dan permadani-permadani yang indah.” (ar-Rahmaan: 76)

“Dan orang-orang yang beriman paling dahulu, mereka Itulah yang didekatkan kepada Allah. berada dalam jannah kenikmatan. segolongan besar dari orang-orang yang terdahulu, dan segolongan kecil dari orang-orang yang kemudian, mereka berada di atas dipan yang bertahta emas dan permata, seraya bertelekan di atasnya berhadap-hadapan.” (al-Waaqi’ah: 10-16)

“Banyak muka pada hari itu berseri-seri, merasa senang karena usahanya, dalam syurga yang tinggi, tidak kamu dengar di dalamnya Perkataan yang tidak berguna. di dalamnya ada mata air yang mengalir. di dalamnya ada takhta-takhta yang ditinggikan, dan gelas-gelas yang terletak (di dekatnya), dan bantal-bantal sandaran yang tersusun, dan permadani-permadani yang terhampar.” (al-Ghaasyiyah: 8-16)

Dalam Shafwah at-Tafasir, karya ash-Shabuni, yang menggabungkan antara penafsiran Ibnu Jarir ath-Thabari dan Ibnu Katsir dalam menafsirkan Surah al-Ghasyiyah ayat 8-16, disebutkan tentang kenikmatan surga.

“WujuHuy yauma-idzin naa’imaH.” Artinya wajah-wajah orang-orang mukmin pada hari kiamat memperoleh kenikmatan cerah dan berseri-seri, seperti firman Allah, “Kamu dapat mengetahui dari wajah mereka kesenangan hidup yang penuh kenikmatan.” (al-Muthaffifiin: 24)

Sedangkan firman-Nya: “….merasa senang karena usahanya [sendiri]…” (al-Ghasyiyah: 9) bermakna karena amal yang telah ia perbuat selama di dunia dan ketaatannya kepada Allah dengan rela. Sebab, amal yang seperti inilah yang membuatnya memperoleh warisan surga firdaus, yaitu rumah orang-orang bertakwa.

Fii jannatin ‘aaliyaH; artinya di kebun-kebun atau taman-taman yang tinggi tempat dan kualitasnya, mereka aman berada di kamar-kamar mereka.

Laa tasma’u fiiHaa laaghiyaH; artinya di surga tidak pernah didengar kata-kata cacian, kata-kata jelek, dan kata-kata jorok.
Ibnu Abbas ra. mengatakan: “Tidak akan pernah didengar kata-kata cemoohan dan yang tidak berguna.”

fiiHaa ‘ainun jaariyaH; artinya di surga terdapat mata air yang mengalir tidak pernah berhenti dan tidak pernah putus selamanya.

fiiHaa sururum marfuu’aH; artinya di dalamnya ada takhta-takhta yang ditinggalkan, dihiasi dengan zabarjad dan yakut. Di sana terdapat bidadari. Ketika kekasih Allah menghendaki bidadari tersebut di atas dipan, ia pun melakukannya.

Wa akwaabum maudluu’aH; artinya gelas-gelas yang letaknya dekat dan kelihatan dan telah beisi minuman sehingga tidak perlu ada yang harus mengisi lagi.

Wa namaariqu mash-fuufaH; artinya bantal-bantal yang tersusun untuk dijadikan sandaran.
Wa zaraabiyyu mabtsuutsaH; artinya di surga terdapat permadani indah dan halus yang terhampar di surga.

&

Ahli Surga Tidak Perlu Buang Air Kecil atau Air Besar, Tidak Meludah, Tidak Ingusan

16 Feb

Ahli Surga Tidak Perlu Buang Air Kecil atau Air Besar, Tidak Meludah, Tiak Ingusan
Surga Kenikmatan Yang Kekal; Berita Akhirat; Mahir Ahmad Ash-Shufiy

Di antara kenikmatan yang akan diterima ahli surga adalah disana tidak ada kotoran kecil atau besar dan segala yang jorok atau sampah. Semua itu menambah kehormatan ahli surga dan demi menjaga wibawa mereka. mereka tinggal di surga dan Allah swt. memuliakan mereka dengan sebesar-besar penghormatan. Semua ini merupakan ciptaan baru yang akan diciptakan Allah swt. kepada hamba-hamba-Nya yang beriman di surga. Dia Mahaberkuasa terhadap segala sesuatu. Dia akan menciptakan hamba-hamba-Nya tidak buang air besar dan kecil, tidak meludah, serta tidak ingusan seperti ketika di dunia, dan Dia Mahakuasa untuk menghilangkan semua itu. Allah swt. menciptakan sesuatu yang mengalir keluar dari badan manusia dengan aroma harum, seperti parfum misik.

Dari Abu Hurairah ra. bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Sesungguhnya kelompok pertama yang akan masuk surga itu berwajah tampan dan cantik, seperti bulan di malam purnama. Kemudian, cahaya wajah orang-orang yang mengikuti di belakangnya, seperti bintang kejora yang paling gemerlap cahayanya di langit, setelah itu cahaya-cahaya itupun turun. Mereka tidak perlu buang air kecil, tidak perlu buang air besar, tidak meludah, dan tidak ingusan. Sisir mereka terbuat dari perak [dalam riwayat lain disebutkan dari emas]. Aroma keringat mereka seperti parfum misik, aroma dupanya harum mirip seperti dupa India. Istri-istri mereka adalah para bidadari [dalam suatu riwayat disebutkan bahwa setiap orang memiliki dua istri yang sumsum betisnya terlihat dari balik daging karena kecantikannya]. Tidak ada perbedaan pendapat di antara mereka, tidak saling dengki, hati mereka satu. Mereka bertasbih kepada Allah, setiap pagi dan petang.” (HR Bukhari)

Sifat-sifat terpuji, indah, dan baik menjauhkan mereka dari berbagai karakter kekurangan sebagaimana ketika masih di dunia. Hal tersebut agar orang-orang beriman makin menyadari keagungan ciptaan Allah swt yang Mahakuasa atasa segala sesuatu.

Penulis menemukan sebuah hadits di saat Rasulullah saw. membacakan sebuah ayat kepada para shahabatnya, yakni Allah berfirman:
“… dan Kami akan mengumpulkan mereka pada hari kiamat (diseret) atas muka mereka dalam Keadaan buta, bisu dan pekak. tempat kediaman mereka adalah neraka Jahannam. tiap-tiap kali nyala api Jahannam itu akan padam, Kami tambah lagi bagi mereka nyalanya.” (al-Israa’: 97)

Salah seorang shahabat Rasulullah saw. bertanya, “Wahai Rasulallah, bagaimana mereka bisa berjalan dengan menggunakan wajah mereka?” Rasulullah saw. menjawab, “Sesungguhnya Dzat yang mampu menjalankan mereka dengan kaki-kaki mereka, juga mampu membuat mereka berjalan dengan menggunakan wajah-wajah mereka.” (HR Turmudzi dari Abu Hurairah ra)

Allah telah menciptakan kita di dunia dalam bentuk yang seperti ini sehingga kita bisa hidup dan Dia juga Mahakuasa untuk menciptakan kita di akhirat dengan ciptaan sebagaimana yang Dia kehendaki. Allah tidak menghendaki apapun bagi orang-orang beriman ketika mereka di surga, kecuali kebahagiaan, kegembiraan, dan kejelasan mereka berada dalam kenikmatan yang agung dari Allah, Dzat Yang Mahamulia. Sebagaimana sabda Rasulullah saw. bahwa di antara mereka tidak ada dengki, hati mereka saling menyatu dalam cinta, persaudaraan, kasih, rela dan saling menerima, dan Allah telah membuat mereka suka bertasbih dan berdzikir, seperti Dia mengilhamkan pada nafas. wallaaHu a’lam.

&