Tag Archives: al kautsar

Mewarnai Gambar Kaligrafi Nama Surah Al-Kautsar

19 Okt

Mewarnai Gambar Kaligrafi
Nama-Nama Surah Al-Qur’an Anak Muslim

mewarnai gambar tulisan surah al-kautsar anak muslim

Tafsir Jalalayn Surah 108 Al-Kautsar

12 Sep

Tafsir Jalalayn Surah 108 Al-Kautsar
Tafsir Jalalayn Bahasa Indonesia

602 quraisy al maauun al kautsar

1. (Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu) hai Muhammad (Al-Kautsar) merupakan sebuah sungai di surga dan telaga milik Nabi saw. kelak akan menjadi tempat minum bagi umatnya. Al-Kautsar juga berarti kebaikan yang banyak, yaitu berupa kenabian, Alquran, syafaat dan lain sebagainya.
2. (Maka dirikanlah salat karena Rabbmu) yaitu salat Hari Raya Kurban (dan berkurbanlah) untuk manasik hajimu.
3. (Sesungguhnya orang-orang yang membenci kamu) yakni orang-orang yang tidak menyukai kamu (dialah yang terputus) terputus dari semua kebaikan; atau putus keturunannya. Ayat ini diturunkan berkenaan dengan orang yang bersikap demikian, dia adalah ‘Ash bin Wail, sewaktu Nabi saw. ditinggal wafat putranya yang bernama Qasim, lalu ‘Ash menjuluki Nabi sebagai Abtar yakni orang yang terputus keturunannya.
&

108. Surah Al-Kautsar

4 Des

Pembahasan Tentang Surat-Surat Al-Qur’an (Klik di sini)
Tafsir Ibnu Katsir (Klik di sini)

Surat Al Kautsar terdiri atas 3 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyyah diturunkan sesudah surat Al ‘Aadiyaat. Dinamai Al Kautsar (nikmat yang banyak) diambil dari perkataan Al Kautsar yang terdapat pada ayat pertama surat ini.
Surat ini sebagai penghibur hati Nabi Muhammad s.a.w.

Pokok-pokok isinya:
Allah telah melimpahkan nikmat yang banyak karena itu bersembahyang dan berkorbanlah; Nabi Muhammad s.a.w. akan mempunyai pengikut yang yang banyak sampai hari kiamat dan akan mempunyai nama yang baik di dunia dan di akhirat, tidak sebagai yang dituduhkan pembenci-pembencinya.
Surat ini menganjurkan agar orang selalu beribadah kepada Allah dan berkorban sebagai tanda bersyukur atas nikmat yang telah dilimpahkan-Nya.

HUBUNGAN SURAT AL KAUTSAR DENGAN SURAT AL KAAFIRUUN

Dalam surat Al Kautsar Allah memerintahkan agar memperhambakan diri kepada Allah, sedang dalam surat Al Kaafiruun perintah tersebut ditandaskan lagi.

Tafsir Al-Qur’an Surah Al-Kautsar

22 Feb

Tafsir Ibnu Katsir Surah Al-Kautsar (Sungai di Surga)
Surat Makkiyyah; Surah ke 108: 3 ayat

tulisan arab alquran surat al kautsar ayat 1-3

“1. Sesungguhnya kami Telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak. 2. Maka Dirikanlah shalat Karena Tuhanmu; dan berkorbanlah. 3. Sesungguhnya orang-orang yang membenci kamu dialah yang terputus.”
(al-Kautsar: 1-3)

Imam Ahmad meriwayatkan dari Anas bin Malik, dia berkata: “Rasulullah saw. mengantuk sejenak, lalu beliau mengangkat kepalanya sambil tersenyum, baik beliau yang berkata kepada mereka maupun mereka yang berkata kepada beliau, ‘Mengapa engkau tertawa?’ Rasulullah menjawab: ‘Sesungguhnya belum lama tadi telah diturunkan satu surat kepadaku.’ Kemudian beliau membaca: bismillaahir rahmaanir rahiim. Innaa a’thainaa kal kautsar (“Dengan Nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak”) sampai akhir ayat. Lalu beliau bertanya, ‘Tahukah kalian, apakah al-Kautsar itu?’ Mereka menjawab, ‘Allah dan Rasul-Nya lebih tahu.’ Beliau bersabda, ‘Ia adalah sungai yang diberikan Rabb-ku kepadaku di surga, padanya terdapat banyak kebaikan, dimana pada hari kiamat kelak umatku akan hilir mudik ke sungai itu. Bejananya sebanyak bintang di langit. Lalu ada seorang hamba dari mereka yang gemetaran, maka kukatakan: ‘Wahai Rabb-ku, sesungguhnya dia termasuk umatku.’ Kemudian dikatakan,’Sesungguhnya engkau tidak mengetahui apa yang mereka lakukan sepeninggalanmu.’” Demikianlah yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad. Hadits ini juga diriwatkan oleh Muslim, Abu Dawud, dan an-Nasa-i.

Banyak dari para ahli qira-ah yang menggunakannya sebagai dalil bahwa surat ini termasuk surat Madaniyyah. Dan banyak pula ahli fiqih yang menyebutkan bahwa ‘basmalah’ termasuk dalam surat tersebut dan ia juga diturunkan bersamanya.

Imam Ahmad meriwayatkan dari Anas, dia berkata: “Rasulullah bersabda: ‘Aku masuk surga dan ternyata aku sudah berada di sungai yang kedua sisinya dipenuhi oleh kemah-kemah mutiara. Kemudian aku memukul dengan tanganku kepada tempat mengalir air, ternyata ia adalah minyak adzfar. Lalu kutanyakan: ‘Apa ini wahai Jibril?’ Jibril menjawab: ‘Itu adalah al-Kautsar yang diberikan kepadamu oleh Allah swt.’” diriwayatkan oleh al-Bukhari di dalam kitab Shahih-nya dan Muslim.

Firman Allah Ta’ala: “fa shalli lirabbika wanhar” (“Maka dirikanlah shalat karena Rabbmu; dan berkurbanlah.”) maksudnya, sebagaimana Kami telah memberimu kebaikan yang banyak di dunia dan akhirat. Di antaranya adalah sungai yang sifatnya telah dijelaskan di depan. Oleh karena itu, tulus ikhlashlah dalam menjalankan shalat wajib dan sunnahmu serta dalam berkurban hanya untuk Rabb-mu. Ibadahilah Dia semata yang tiada sekutu bagi-Nya. Ibnu ‘Abbas, ‘Atha’, Mujahid, ‘Ikrimah, dan al-Hasan mengatakan: “Yang dimaksud dengan hal itu adalah kurban fisik dan yang semisalnya.” Demikian itu pula yang dikemukakan oleh Qatadah, Muhammad bin Ka’ab al-Qurazhi, adl-Dlahhak, ar-Rabi’, ‘Atha’, al-Khurasani, al-Hakam, Sa’id bin Abi Khalid dan lain-lain yang jumlahnya lebih dari satu orang ulama Salaf. Dan itu jelas berbeda dengan apa yang berlangsung di kalangan orang-orang musyrik yang berupa sujud kepada Allah dan menyembelih binatang dengan menyebut selain nama Allah.

Firman Allah Ta’ala: inna syaani-aka huwal abtar (“Sesungguhnya orang-orang yang membencimu, dialah yang terputus.”) maksudnya, sesungguhnya orang yang membencimu, hai Muhammad, serta membenci apa yang engkau bawa, baik berupa petunjuk, kebenaran, bukti nyata, dan cahaya yang terang benderang adalah orang yang terputus, yang paling minim jumlahnya, dan paling hina. Demikian yang disebutkan oleh Ibnu ‘Abbas, Mujahid, Sa’id bin Jubair, dan Qatadah. Ayat ini turun berkenaan dengan al-‘Ash bin Wa-il. Muhammad bin Ishaq meriwayatkan dari Yazid bin Rauman, dia berkata: “Al-‘Ash bin Wa-il jika disebutkan, maka Rasulullah saw. bersabda: ‘Biarkanlah orang itu, karena ia seorang yang tidak memiliki penerus. Jika dia binasa, maka terputuslah penyebutannya,’ lalu Allah menurunkan surat ini.”

Al-Bazzar meriwayatkan dari Ibnu ‘Abbas, dia berkata: “Ka’ab bin al-Asyraf pernah datang ke Mekah, lalu kaum Quraisy berkata kepadanya: ‘Engkau adalah pemuka mereka, tidakkah engkau melihat orang lemah yang terpisah dari kaumnya ini? Dia mengaku lebih baik daripada kami sedang kami orang yang ahli di bidang argumentasi, ahli berdebat, dan orang yang suka memberi minum.” Lalu dia berkata: “Kalian lebih baik darinya.” Dia berkata: “Lalu turunlah ayat: inna syaani-aka huwal abtar (“Sesungguhnya orang-orang yang membencimu, dialah yang terputus”). Demikianlah yang diriwayatkan oleh al-Bazzar, yang ia termasuk sanad yang shahih.

Dan dari ‘Atha’, ayat ini turun berkenaan dengan Abu Lahab. Hal itu terjadi pada saat putra Rasulullah saw. wafat. Kemudian Abu Lahab pergi kepada orang-orang musyrik seraya berkata: “Tadi malam Muhammad telah terputus.” Lalu Allah menurunkan ayat berkenaan dengan hal tersebut: inna syaani-aka huwal abtar (“Sesungguhnya orang-orang yang membrencimu, dialah yang terputus.”).

Dan dari Ibnu ‘Abbas, ayat ini turun berkenaan dengan Abu Jahal. Dan dirinya, inna syaani-aka, (sesungguhnya orang yang membencimu), yakni musuhmu. Dan itu mencakup seluruh orang yang mensifati diri dengan hal tersebut, baik yang disebutkan maupun yang lainnya. ‘Ikrimah mengatakan: “Al-Abtar berarti sendirian.” As-Suddi mengatakan: “Mereka itu, jika anak laki-laki salah seorang dari mereka meninggal dunia, maka mereka mengatakan, ‘terputuslah’. Dan ketika anak laki-laki Rasulullah saw. wafat, maka mereka mengatakan: ‘Terputuslah keturunan Muhammad.’ Lalu Allah menurunkan ayat: inna syaani-aka huwal abtar (“Sesungguhnya orang-orang yang membrencimu, dialah yang terputus.”) Dan ini kembali pada apa yang telah kami katakan bahwa al abtar berarti orang yang jika meninggal dunia, maka terputus pula penyebutannya. Kemudian mereka bingung karena kebodohan mereka, dimana jika anak laki-laki beliau wafat, maka terputuslah sebutan beliau. Sekali kali tidak demikian, tetapi Allah mengabadikan beliau di dalam benak semua orang. Dan Dia telah mewajibkan syariat-Nya di atas pundak hamba-hamba-Nya, secara terus-menerus dan untuk selamanya sampai hari kiamat. Mudah-mudahan shalawat dan salam senantiasa terlimpah kepada beliau sampai hari pemanggilan.

Asbabun Nuzul Surah al-Kautsar

5 Jan

asbabun nuzul surah al-qur’an

tulisan arab alquran surat al kautsar ayat 1-3“1. Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak.2. Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu; dan berkorbanlah*.3. Sesungguhnya orang-orang yang membenci kamu Dialah yang terputus**.”(al-Kautsar: 1-3)
   *Yang dimaksud berkorban di sini ialah menyembelih hewan Qurban dan mensyukuri nikmat Allah.
**Maksudnya terputus di sini ialah terputus dari rahmat Allah.
Diriwayatkan oleh al-Bazzar dll, dengan sanad yang sahih, yang bersumber dari Ibnu ‘Abbas bahwa ketika Ka’b bin al-Asyraf (tokoh yahudi) datang ke Mekah, kaum Quraisy berkata kepadanya; “Tuan adalah pemimpin orang Madinah. Bagaimana pendapat tuan tentang  si pura-pura sabar yang diasingkan oleh kaumnya, yang menganggap dirinya lebih mulia dari kami, padahal kami adalah penyambut orang-orang yang melaksanakan haji, pemberi minumnya, serta penjaga Ka’bah ?” Ka’b berkata: “Kalian lebih mulia daripada dia.” Maka turunlah ayat ini (al-Kautsar ayat 3) yang membantah ucapan mereka.
Diriwayatkan oleh Ibn Abi Syaibah di dalam KItab al-Mushannaf dari Ibnul Mundzir, yang bersumber dari ‘Ikrimah bahwa ketika Nabi Muhammad saw diberi wahyu, kaum Quraisy berkata: “Terputuslah hubungan Muhammad dengan kita.” Maka turunlah ayat ini (al-Kautsar ayat 3) sebagai bantahan terhadap ucapan mereka.
Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim yang bersumber dari as-suddi. Juga diriwayatkan oleh al-Baihaqi di dalam Kitab ad-dalaa-il, yang bersumber dari Muhammad bin ‘Ali, dan disebutkan bahwa yang meninggal itu ialah Qasim. Bahwa kaum Quraisy menganggap kematian anak laki-laki itu berarti putus keturunan. Ketika putra Rasulullah saw meninggal, al-‘Ashi bin Wa-il mengatakan bahwa keturunan Muhammad saw telah terputus. Maka surat al-Kautsar ayat 3 ini turun sebagai bantahan terhadap ucapan mereka.
Diriwayatkan oleh al-Baihaqi yang bersumber dari Mujahid bahwa ayat 3 ini turun berkenaan dengan al-‘Ashi bin Wa-il yang berkata, “Aku membenci Muhammad.” Maka ayat ini turun  sebagai penegasan bahwa orang yang membenci Rasulullah akan terputus segala kebaikannya.
Diriwayatkan oleh Aththabarani dengan sanad yang dhaif, yang bersumber dari Ayyub bahwa ketika Ibrahim, putra Rasulullah saw wafat, orang-orang musyrik berkata satu sama lain: “Orang murtad itu (Muhammad) telah terputus keturunannya tadi malam.” Allah menurunkan surat al-Kautsar ayat 1-3 ini yang membantah ucapan mereka.
Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir yang bersumber dari Sa’id bin Jubair bahwa ayat ini (ayat 2) turun pada peristiwa Hudaibiyah, ketika Jibril datang kepada rasulullah memerintahkan kurban dan shalat. Rasulullah segera berdiri seraya menyampaikan khotbah Idul Fitri-mungkin juga khotbah idul Adha (rawi ragu, apakah peristiwa di dalam hadits itu terjadi pada bulan Ramadhan atau pada bulan Zulkaidah) kemudian sholat dua rakaat. Sesudah itu beliau menuju ke tempat kurban, lalu memotong hewan kurban.
Menurut as-Suyuthi, riwayat ini sangat gharib. Matan hadits ini meragukan, karena menyebutkan sholat id didahului khotbah.
Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir yang bersumber dari Syamr bin ‘Athiyyah bahwa ‘Uqbah bin Abi Mu’aith berkata: “Tidak ada seorang pun anak laki-laki Nabi Muhammad saw yang hidup hingga keturunannya terputus.” Ayat ke 3 ini turun sebagai bantahan terhadap ucapan itu.
Diriwayatkan oleh Ibnul Mundzir yang bersumber dari Ibnu Juraij bahwa ketika Ibrahim putra Rasulullah saw wafat, kaum Quraisy berkata, “Serkarang Muhammad menjadi abtar (terputus keturunannya).” Hal ini menyebabkan Nabi Muhammad saw bersedih hati. Maka turunlah ayat ini (al-Kautsar 1-3) sebagai penghibur baginya.
Sumber: asbabunnuzul, KHQ.Shaleh dkk