Tag Archives: Asbabun nuzul

Asbabun Nuzul

9 Mar

Ilmu Al-Qur’an (‘Ulumul Qur’an)
Studi Ilmu-ilmu Al-qur’an; Mannaa’ Khaliil al-Qattaan

al-Qur’an diturunkan untuk memberi petunjuk kepada manusia kepada tujuan yang terang dan jalan yang lurus dengan menegakkan asas kehidupan yang didasarkan pada keimanan kepada Allah dan risalah-risalah-Nya. Juga memberikan hal yang telah lalu, kejadian-kejadian yang sekarang serta berita-berita yang akan datang.

Sebagian besar al-Qur’an pada mulanya diturunkan untuk tujuan umum ini, tetapi kehidupan para shahabat bersama Rasulullah saw. telah menyaksikan banyak peristiwa sejarah, bahkan kadang terjadi di antara mereka peristiwa khusus yang memerlukan penjelasan hukum Allah atau masih kabur bagi mereka. kemudian mereka bertanya kepada Rasulullah saw. untuk mengetahui hukum Islam mengenai hal itu. Maka al-Qur’an turun untuk peristiwa khusus tadi atau untuk pertanyaan yang muncul itu. Hal seperti itulah yang dinamakan Asbabun nuzul.

&

Perhatian Para Ulama terhadap Asbabun Nuzul

9 Mar

Ilmu Al-Qur’an (‘Ulumul Qur’an)
Studi Ilmu-ilmu Al-qur’an; Mannaa’ Khaliil al-Qattaan

Para penyelidik ilmu-ilmu al-Qur’an menaruh perhatian besar terhadap pengetahuan tentang asbabun nuzul. Untuk menafsirkan al-Qur’an maka ilmu ini diperlukan sekali, sehingga ada pihak yang mengkhususkan diri dalam pembahasan mengenai bidang ini. Yang terkenal di antaranya adalah Ali bin Madini, guru al-Bukhari, kemudian al-Wahidi dalam kitabnya Asbaabun Nuzuul, kemudian al-Ja’bari yang meringkaskan kitab al-Wahidi dengan menghilangkan isnad-isnadnya, tanpa menambah sesuatu. Menyusul Syaikhul Islam Ibn Hajar yang mengarang satu kitab mengenai asbabun nuzul, satu juz dari naskah kitab ini didapatkan oleh as-Suyuti, tetapi ia tidak dapat menemukan seluruhnya. Kemudian as-Suyuti yang mengatakan tentang dirinya: “Dalam hal ini, aku telah mengarang satu kitab lengkap, singkat dan sangat baik serta dalam bidang ilmu ini belum ada satu kitab pun dapat menyamainya. Kitab ini aku namakan Lubaabul Manquul fi ashaabin Nuzuul.”

&

Beberapa ayat turun mengenai satu orang

6 Mar

Ilmu Al-Qur’an (‘Ulumul Qur’an)
Studi Ilmu-ilmu Al-qur’an; Mannaa’ Khaliil al-Qattaan

Terkadang seorang shahabat mengalami peristiwa lebih dari satu kali, dan al-Qur’an pun turun mengenai setiap peristiwanya. Karena itu banyak ayat yang turun mengenainya sesuai dengan banyaknya peristiwa yang terjadi.

Misalnya apa yang diriwayatkan oleh al-Bukhari dalam kitab “al-Adabul Mufrad” tentang berbakti kepada kedua orang tua. Dari Sa’ad bin Abi Waqash yang mengatakan: “Ada empat ayat al-Qur’an turun berkenaan denganku. Pertama ketika ibuku bersumpah bahwa ia tidak akan makan dan minum sebelum aku meninggalkan Muhammad; lalu Allah menurunkan: ‘

“Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuan tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik.” (QS Luqman: 15)

Kedua, ketika aku mengambil sebilah pedang dan mengaguminya, maka aku berkata kepada Rasulullah saw. “Ya Rasulallah, berikanlah kepadaku pedang ini.” Maka turunlah ayat: “Mereka bertanya kepadamu tentang pembagian harta rampasan perang.” (al-Anfaal: 1)

Ketiga, ketika aku sedang sakit Rasulullah saw. mengunjungiku, aku bertanya kepada beliau: “Ya Rasulallah, aku ingin membagikan hartaku, bolehkah aku mewasiatkan separuhnya?” Beliau menjawab, “Tidak.” Aku bertanya, “Bagaimana kalau sepertiga?” Rasulullah saw. diam. Maka wasiat dengan sepertiga itu diperbolehkan.

Berkenaan dengan wasiat, telah turun firman Allah: “Diwajibkan atas kamu, apabila seseorang di antara kamu kedatangan tanda-tanda maut, jika ia meninggalkan harta yang banyak, berwasiat untuk ibu bapak dan kaum kerabatnya…” (”al-Baqarah: 180) sedang keterangan tegas mengenai turunnya ayat ini tidak terdapat dalam hadits.

Keempat, ketika aku sedang minum minuman keras [khamr] bersama kaum Anshar, seorang dari mereka memukul hidungku dengan tulang rahang unta. Lalu aku datang kepada Rasulullah saw. maka Allah ‘Azza wa Jalla menurunkan larangan minum khamr.”

Dan termasuk dalam kategori ini [yakni, banyaknya ayat yang turun mengenai satu orang] ialah muwafaqah atau kebersesuaian kehendak /sikap Umar bin al-Khaththab dengan wahyu. Dalam hal ini telah turun wahyu yang sesuai dengan pandangannya dalam banyak ayat.

&

Faedah mengetahui asbabun nuzul dalam lapangan pendidikan dan pengajaran

6 Mar

Ilmu Al-Qur’an (‘Ulumul Qur’an)
Studi Ilmu-ilmu Al-qur’an; Mannaa’ Khaliil al-Qattaan

Dalam dunia pendidikan, para pendidik mengalami banyak kesulitan dalam menggunakan media pendidikan yang dapat membangkitkan perhatian anak didik supaya jiwa mereka siap menerima pelajaran dengan penuh minat dan seluruh potensi intelektualnya terdorong untuk mendengarkan dan mengikuti pelajaran.

Tahab pendahuluan dari suatu pelajaran memerlukan kecerdasan brilian, yang dapat menolong guru dalam menarik minat anak didik terhadap pelajarannya dengan berbagai media yang sesuai; serta memerlukan latihan dan pengalaman cukup lama yang dapat memberinya kebijakan dalam memilih metode pengajaran yang efektif dan sejalan dengan tingkat pengetahuan anak didik tanpa kekerasan atau dipaksakan.

Di samping pendahuluan itu bertujuan membangkitkan perhatian dan minat belajar, juga bertujuan memberikan konsepsi menyeluruh mengenai tema pelajaran, agar guru dapat dengan mudah membawa anak didiknya dari hal-hal yang sifatnya umum pada yang khusus, sehingga semua materi pelajaran yang telah ditargetkan dapat dikuasai dengan detail sesudah anak didik itu memahaminya secara umum [garis besarnya].

Pengetahuan tentang asbabun nuzul merupakan media paling baik untuk mewujudkan tujuan-tujuan pendidikan di atas dalam mempelajari al-Qur’anul Karim baik bacaan maupun tafsirnya.

Asbabun Nuzul ada kalanya berupa kisah tentang peristiwa yang terjadi, atau berupa pertanyaan yang disampaikan oleh shahabat kepada Rasulullah saw. untuk mengetahui hukum suatu masalah, sehingga al-Qur’an pun turun sesudah terjadi peristiwa atau pertanyaan tersebut.

Seorang guru sebenarnya tidak perlu membuat pengantar pelajaran dengan sesuatu yang baru dan dipilihnya; sebab jika ia menyampaikan sebab nuzul, maka kisahnya itu sudah cukup untuk membangkitkan perhatian, menarik minat, memusatkan intelektual dan menyiapkan jiwa anak didik untuk menerima pelajaran, serta mendorong mereka untuk mendengarkan dan memperhatikannya.

Mereka segera dapat memahami pelajaran itu secara umum dengan mengetahui asbabun nuzul karena di dalamnya terdapat unsur-unsur kisah yang menarik. Dengan demikian jiwa mereka terdorong untuk mengetahui ayat apa yang diturunkan sesuai dengan sebab nuzul itu serta rahasia-rahasia perundangan dan hukum-hukum yang terkandung di dalamnya, yang kesemuanya itu memberikan petunjuk kepada manusia ke jalan kehidupan yang lurus, jalan menuju kekuatan, kemuliaan dan kebahagiaan.

Para pendidik dalam dunia pendidikan dan pengajaran di bangku-bangku sekolah ataupun pendidikan umum, dalam memberikan bimbingan dan penyuluhannya perlu memanfaatkan konteks asbabun nuzul untuk memberikan rangsangan kepada anak didik yang tengah belajar dan masyarakat umum yang dibimbing. Cara demikian merupakan cara paling bermanfaat dan efektif untuk mewujudkan tujuan-tujuan pendidikan tersebut dengan mempergunakan metode pemberian pengertian paling menarik dan bentuk paling tinggi.

&

Penurunan ayat lebih dahulu daripada hukumnya

6 Mar

Ilmu Al-Qur’an (‘Ulumul Qur’an)
Studi Ilmu-ilmu Al-qur’an; Mannaa’ Khaliil al-Qattaan

Az-Zarkasyi mengemukakan satu macam pembahasan yang berhubungan dengan sebab nuzul yang dinamakan “Penurunan ayat lebih dahulu daripada hukum [maksud]nya.” contoh yang diberikannya dalam hal ini tidaklah menunjukkan bahwa ayat itu turun mengenai hukum tertentu, kemudian pengamalannya datang sesudahnya. Tetapi hal tersebut menunjukkan bahwa ayat itu diturunkan dengan lafadz mujmal [umum], yang mengandung arti lebih dari satu, kemudian penafsiarannya dihubungkan dengan salah satu arti-arti tersebut, sehingga ayat tadi mengacu pada hukum yang datang kemudian.

Dalam al-Burhaan disebutkan: “Ketahuilah bahwa nuzul atau penurunan sesuatu ayat itu terkadang mendahului hukum. Misalnya firman Allah: ‘Sesungguhnya beruntunglah orang yang membersihkan diri [dengan beriman].’ (al-A’la: 14)

Ayat tersebut dijadikan dalil untuk zakat fitrah. Diriwayatkan oleh Baihaqi dengan diisnadkan kepada Ibn Umar, bahwa ayat ini turun berkenaan dengan zakat Ramadhan [zakat fitrah]; kemudian dengan isnad yang marfu’ Baihaqi meriwayatkan pula keterangan yang sama. Sebagian dari mereka berkata: Aku tidak mengerti maksud penakwilan yang seperti ini, sebab surah itu Makki, sedang di Makkah belum ada Idul Fitri dan zakat.”

Dalam menafsirkan ayat tersebut, Baghawi menjawab bahwa nuzul itu boleh saja mendahului hukumnya, seperti firman Allah: “Aku benar-benar bersumpah dengan kota ini; dan kamu [Muhammad] bertempat di kota ini.” (al-Balad: 1-2) surah ini Makki, dan bertempatnya di Makkah ini baru terealisasi sesudah penaklukan kota Makkah, sehingga Rasulullah saw. bersabda, “Aku menempatinya pada siang hari.” (Dari hadits Bukhari dan Muslim).

Demikian pula ayat yang turun di Makkah, yakni: “Golongan itu pasti akan dikalahkan dan akan mundur ke belakang.” (al-Qamar: 45). Umar bin Khaththab mengatakan: “Aku tidak mengerti golongan mana yang akan dikalahkan itu. Namun ketika terjadi perang Badar, aku melihat Rasulullah saw. berkata: ‘Golongan itu pasti akan dikalahkan dan akan mundur ke belakang.”

Kita melihat pada apa yang dikemukakan pengarang al-Burhaan bahwa bentuk redaksi sebab nuzul itu mungkin menunjukkan sebab dan mungkin pula menunjukkan hukum-hukum yang dikandung oleh ayat: “Telah diriwayatkan oleh Baihaqi dengan diisnadkan kepada Ibn Umar bahwa ayat di atas tadi turun mengenai zakat Ramadhan.” Dan ayat-ayat yang disebutkannya bersifat mujmal, mengandung lebih dari satu makna, atau dengan bentuk bahasa pemberitahuan tentang apa yang akan terjadi di masa datang, “Golongan itu pasti akan dikalahkan dan akan mundur ke belakang.” (al-Qamar: 45).

&

Pedoman Mengetahui Asbabun Nuzul

5 Mar

Ilmu Al-Qur’an (‘Ulumul Qur’an)
Studi Ilmu-ilmu Al-qur’an; Mannaa’ Khaliil al-Qattaan

Pedoman dasar para ulama dalam mengetahui asbabun nuzul ialah riwayat shahih yang berasal dari Rasulullah saw. atau dari shahabat. Itu disebabkan pemberitahuan seorang shahabat mengenai hal seperti ini, bila jelas, maka hal itu bukan sekedar pendapat [ra’y], tetapi ia mempunyai hukum marfu’ [disandarkan kepada Rasulullah saw].

Al-Wahidi mengatakan: “Tidak halal berpendapat mengenai asbabun nuzul Kitab kecuali dengan berdasarkan pada riwayat atau mendengar langsung dari orang-orang yang menyaksikan turunnya, mengetahui sebab-sebabnya dan membahas tentang pengertiannya serta bersungguh-sungguh dalam mencarinya.”

Inilah jalan yang ditempuh oleh ulama salaf. Mereka amat berhati-hati untuk mengatakan sesuatu mengenai asbabun nuzul tanpa pengetahuan yang jelas. Muhammad bin Sirin mengatakan: “Ketika kutanyakan kepada ‘Ubaidah mengenai satu ayat al-Qur’an, dijawabnya: ‘Bertakwalah kepada Allah dan berkatalah yang benar. Orang-orang yang mengentahui mengenai apa al-Qur’an itu diturunkan telah meninggal.’”

Maksudnya, para shahabat. Apabila seorang tokoh ulama semacam Ibnu Sirin, yang termasuk tokoh tabi’in terkemuka sudah demikian berhati-hati dan cermat mengenai riwayat dan kata-kata yang menentukan, maka hal itu menunjukkan, orang harus mengentahui benar-benar asbabun nuzul.

Oleh karena itu yang dapat dijadikan pegangan dalam asbabun nuzul ialah riwayat ucapan-ucapan shahabat yang bentuknya seperti musnad, yang secara pasti menunjukkan asbabun nuzul.

As-Suyuti berpendapat bahwa bila ucapan seorang tabi’in secara jelas menunjukkan asbabun nuzul, maka ucapan itu dapat diterima. Dan mempunyai kedudukan mursal bila penyandaran kepada tabi’in itu benar dan ia termasuk salah seorang imam tafsir yang mengambil ilmunya dari para shahabat, seperti Muhahid, ‘Ikrimah, dan Sa’ad bin Jubair serta didukung oleh hadits mursal yang lain.

Al-Wahidi telah menentang ulama-ulama zamannya atas kecerobohan mereka terhadap riwayat asbabun nuzul. Bahkan ia menuduh mereka pendusta dan mengingatkan mereka akan ancaman berat, dengan mengatakan: “Sekarang, setiap orang suka mengada-ada dan berbuat dosa; ia menempatkan kedudukannya dalam kebodohan, tanpa memikirkan ancaman berat bagi orang yang tidak mengetahui sebab turunnya ayat.”

&

Sebab-Sebab Turunnya Al-Qur’an (Asbabun Nuzul)

27 Jan

Sebab-Sebab Turunnya Al-Qur’an (Asbabun Nuzul)
Kejadian dan Peristiwa yang berkenaan dengan turunnya ayat-ayat al-Qur’an

Assalaamu ‘alaikuum warahmatullaaHi wa barakaatuH.

Sebab-sebab turunnya al-Qur’an disebut juga asbabun nuzul alqur’an. Contoh-contoh asbabun nuzul bisa diklik pada tautan-tautan di bawah ini.

Tidak semua ayat al-Qur’an mempunyai asbabun nuzul, untuk lebih jelasnya silakan dibaca selengkapnya keterangan mengenai asbabun nuzul al-Qur’an ini.

Dan jika di antara pengunjung mempunyai data valid yang lebih lengkap mengenai bahasan asbabun nuzul ini, mohon kesediaannya untuk sharing ke sini agar saudara-saudara kita yang ingin mendapatkan informasi tentang ini terbantu.

Terimakasih telah berkunjung. Kritik dan sarannya kami tunggu untuk lebih sempurnanya tulisan dalam blog ini.

&

Asbabunnuzul Surah An-Nashr

10 Sep

Asbabun Nuzul Surah Al-Qur’an

tulisan arab alquran surat an nashr ayat 1-3

“1. apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan, 2. dan kamu Lihat manusia masuk agama Allah dengan berbondong-bondong, 3. Maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan mohonlah ampun kepada-Nya. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penerima taubat.” (surat an-Nashr: 1-3)

Diriwayatkan oleh ‘Abdurrozzaq did lam kitab al-Mushannaf, dari Ma’mar yang bersumber dari az-Zuhri, bahwa ketika Rasulullah saw memasuki kota Makah saat Fathu Makkah, Khalid bin Walid diperintahkan untuk memasuki Makah dari jurusan dataran rendah untuk menggempur pasukan Quraisy (yang menyerangnya) serta merampas senjatanya setelah memperoleh kemenangan. Maka berbondong-bondonglah kaum Quraisy masuk Islam. Surat ini turun berkenaan dengan peristiwa tersebut, sebagai perintah untuk memuji syukur dengan memahasucika Allah atas kemenangan yang telah diraih dan meminta ampunan atas segala kesalahan yang telah dilakukan.

Sumber: Asbabunnuzul, KHQ. Shaleh dk

Asbabun Nuzul Surah Al-Muzzammil

10 Sep

Asbabun Nuzul Surah Al-Qur’an

tulisan arab surah al muzzammil ayat 1-4“1. Hai orang yang berselimut (Muhammad), 2. bangunlah (untuk sembahyang) di malam hari*, kecuali sedikit (daripadanya),
3. (yaitu) seperduanya atau kurangilah dari seperdua itu sedikit.
4. atau lebih dari seperdua itu. dan bacalah Al Quran itu dengan perlahan-lahan.” (Al-Muzammil: 1-4)

* Sholat malam ini mula-mula wajib, sebelum turun ayat ke 20 dalam surat ini. setelah turunnya ayat ke 20 ini hukumnya menjadi sunat.

tulisan arab surah al muzzammil ayat 20“Sesungguhnya Tuhanmu mengetahui bahwasanya kamu berdiri (sembahyang) kurang dari dua pertiga malam, atau seperdua malam atau sepertiganya dan (demikian pula) segolongan dari orang-orang yang bersama kamu. dan Allah menetapkan ukuran malam dan siang. Allah mengetahui bahwa kamu sekali-kali tidak dapat menentukan batas-batas waktu-waktu itu, Maka Dia memberi keringanan kepadamu, karena itu bacalah apa yang mudah (bagimu) dari Al Quran. Dia mengetahui bahwa akan ada di antara kamu orang-orang yang sakit dan orang-orang yang berjalan di muka bumi mencari sebagian karunia Allah; dan orang-orang yang lain lagi berperang di jalan Allah, Maka bacalah apa yang mudah (bagimu) dari Al Quran dan dirikanlah sembahyang, tunaikanlah zakat dan berikanlah pinjaman kepada Allah pinjaman yang baik. dan kebaikan apa saja yang kamu perbuat untuk dirimu niscaya kamu memperoleh (balasan)nya di sisi Allah sebagai Balasan yang paling baik dan yang paling besar pahalanya. dan mohonlah ampunan kepada Allah; Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Al-Muzammil: 20)

Diriwayatkan oleh al-Bazzar dan ath-Thabarani dengan sanad yang lemah, yang bersumber dari Jabir bahwa ketika kaum Quraisy berkumpul di gedung Darun Nadwah, mereka berkata satu sama lainnya: “Mari kita carikan bagi Muhammad nama yang tepat dan cepat dikenal orang.” Mereka berkata: Kaahin (dukun). Yang lainnya menjawab: “Dia bukan dukun.” Yang lainnya berkata lagi: “Majnuun (orang gila).” Yang lainnya menjawab: “Dia bukan orang gila.” Mereka berkata lagi: “Saahir (tukang sihir)”. Yang lainnya menjawab: “Dia bukan tukang sihir.” Kejadian ini sampai kepada Nabi saw sehingga beliaupun menahan diri dengan berselimut dan berkerudung. Maka datanglah malaikat Jibril menyampaikan wahyu, yaa ayyuhal muzzammil (hai orang yang berselimut [Muhammad] (Al-Muzammil: 1)
dan yaa ayyuhal muddatstsir (hai orang yang berkemul [berselimut]) (al-Muddatstsir: 1)

Dalam riwayat lain dikemukakan bahwa ayat ini (Al-Muzammil: 1) turun saat Nabi saw sedang berselimut dengan selimut beludru.(diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim yang bersumber dari Ibrahim an-Nakho’i

Diriwayatkan oleh al-Hakim yang bersumber dari ‘Aisyah. Hadits seperti ini diriwayatkan pula oleh Ibnu Jarir yang bersumber dari Ibnu ‘Abbas dllbahwa setelah turun ayat ini (Al-Muzammil: 1-4), yang memerintahkan agar kaum Muslimin bangun untuk melaksanakan shalat selama kurang lebih setengah malam pada tiap-tiap malam, para sahabat melaksanakannya dengan tekun. Kejadian ini berlangsung selama setahun sehingga menyebabkan kaki mereka bengkak-bengkak. Maka turunlah ayat berikutnya (Al-Muzammil: 20) yang memberikan keringanan untuk bangun malam dan mempersingkat bacaan.

&

Asbabun Nuzul Surah Al-Qur’an

22 Agu

Asbabun Nuzul Surah Al-Qur’an 1 2 3 4 5 6

1. Asbabun Nuzul Surah Al-Fatihah
2. Asbabun Nuzul Surah Al-Baqarah 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
3. Asbabun Nuzul Surah Ali ‘Imraan 1 2 3 4 5 6 7 8 9
4. Asbabun Nuzul Surah An-Nisaa’ 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
5. Asbabun Nuzul Surah Al-Maa-idah 1 2 3 4 5
6. Asbabun Nuzul Surah Al-An’am 1 2 3 4 5
7. Asbabun Nuzul Surah Al-A’raaf
8. Asbabun Nuzul Surah Al-Anfaal 1 2 3 4 5 6
9. Asbabun Nuzul Surah At-Taubah 1 2 3 4 5 6 7 8
10. Asbabun Nuzul Surah Yunus
11. Asbabun Nuzul Surah Huud
12. Asbabun Nuzul Surah Yusuf
13. Asbabun Nuzul Surah Ar-Ra’d
14. Asbabun Nuzul Surah Ibrahim
15. Asbabun Nuzul Surah Al-Hijr
16. Asbabun Nuzul Surah An-Nahl 1 2 3
17. Asbabun Nuzul Surah Al-Israa’ 1 2 3 4 5
18. Asbabun Nuzul Surah Al-Kahfi 1 2
19. Asbabun Nuzul Surah Maryam
20. Asbabun Nuzul Surah Thaahaa
21. Asbabun Nuzul Surah Al-Anbiyaa’
22. Asbabun Nuzul Surah Al-Hajj1 2 3
23. Asbabun Nuzul Surah Al-Mu’minuun
24. Asbabun Nuzul Surah An-Nuur 1 2 3 4 5 6
25. Asbabun Nuzul Surah Al-Furqaan
26. Asbabun Nuzul Surah Asy-Syu’araa’
27. Asbabun Nuzul Surah An-Naml
28. Asbabun Nuzul Surah Al-Qashash
29. Asbabun Nuzul Surah Al-‘Ankabuut
30. Asbabun Nuzul Surah Ar-Ruum
31. Asbabun Nuzul Surah Luqman
32. Asbabun Nuzul Surah As-Sajdah
33. Asbabun Nuzul Surah Al-Ahzab 1 2 3 4 5 6 7
34. Asbabun Nuzul Surah Saba’
35. Asbabun Nuzul Surah Faathir
36. Asbabun Nuzul Surah Yaasiin
37. Asbabun Nuzul Surah Ash-Shaaffaat
38. Asbabun Nuzul Surah Shaad
39. Asbabun Nuzul Surah Az-Zumar
40. Asbabun Nuzul Surah Al-Mu’min
41. Asbabun Nuzul Surah Fushshilat
42. Asbabun Nuzul Surah Asy-Syuura
43. Asbabun Nuzul Surah Az-Zukhruf
44. Asbabun Nuzul Surah Ad-Dukhan
45. Asbabun Nuzul Surah Al-Jaatsiyah
46. Asbabun Nuzul Surah Al-Ahqaaf
47. Asbabun Nuzul Surah Muhammad
48. Asbabun Nuzul Surah Al-Fath
49. Asbabun Nuzul Surah Al-Hujuraat
50. Asbabun Nuzul Surah Qaaf
51. Asbabun Nuzul Surah Adz-Dzaariyaat
52. Asbabun Nuzul Surah Ath-Thuur
53. Asbabun Nuzul Surah An-Najm
54. Asbabun Nuzul Surah Al-Qamar
55. Asbabun Nuzul Surah Ar-Rahmaan
56. Asbabun Nuzul Surah Al-Waaqi’ah
57. Asbabun Nuzul Surah Al-Hadid
58. Asbabun Nuzul Surah Al-Mujaadilah
59. Asbabun Nuzul Surah Al-Hasyr
60. Asbabun Nuzul Surah Al-Mumtahanah
61. Asbabun Nuzul Surah Ash-Shaff
62. Asbabun Nuzul Surah Al-Jumu’ah
63. Asbabun Nuzul Surah Al-Munaafiquun
64. Asbabun Nuzul Surah At-Taghaabun
65. Asbabun Nuzul Surah Ath-Thaalaq
66. Asbabun Nuzul Surah At-Tahrim
67. Asbabun Nuzul Surah Al-Mulk
68. Asbabun Nuzul Surah Al-Qalam
69. Asbabun Nuzul Surah Al-Haaqqah
70. Asbabun Nuzul Surah Al-Ma’aarij
71. Asbabun Nuzul Surah Nuh
72. Asbabun Nuzul Surah Al-Jin
73. Asbabun Nuzul Surah Al-Muzzammil
74. Asbabun Nuzul Surah Al-Muddatstsir
75. Asbabun Nuzul Surah Al-Qiyaamah
76. Asbabun Nuzul Surah Al-Insaan
77. Asbabun Nuzul Surah Al-Mursalaat
78. Asbabun Nuzul Surah An-Naba’
79. Asbabun Nuzul Surah An-Naazi’aat
80. Asbabun Nuzul Surah ‘Abasa
81. Asbabun Nuzul Surah At-Takwiir
82. Asbabun Nuzul Surah Al-Infithaar
83. Asbabun Nuzul Surah Al-Muthaffifiin
84. Asbabun Nuzul Surah Al-Insyiqaaq
85. Asbabun Nuzul Surah Al-Buruuj
86. Asbabun Nuzul Surah Ath-Thaariq
87. Asbabun Nuzul Surah Al-A’laa
88. Asbabun Nuzul Surah Al-Ghaasyiyah
89. Asbabun Nuzul Surah Surah Al-Fajr
90. Asbabun Nuzul Surah Al-Balad
91. Asbabun Nuzul Surah Asy-Syams
92. Asbabun Nuzul Surah Al-Lail
93. Asbabun Nuzul Surah Adl-Dluhaa
94. Asbabun Nuzul Surah Al-Insyirah
95. Asbabun Nuzul Surah At-Tiin
96. Asbabun Nuzul Surah Al-‘Alaq
97. Asbabun Nuzul Surah Al-Qadr
98. Asbabun Nuzul Surah Al-Bayyinah
99. Asbabun Nuzul Surah Al-Zalzalah
100. Asbabun Nuzul Surah Al’Aadiyaat
101. Asbabun Nuzul Surah Al-Qaari’ah
102. Asbabun Nuzul Surah At-Takaatsur
103. Asbabun Nuzul Surah Al-‘Ashr
104. Asbabun Nuzul Surah Al-Humazah
105. Asbabun Nuzul Surah Al-Fiil
106. Asbabun Nuzul Surah Quraisy
107. Asbabun Nuzul Surah Al-Maa’uun
108. Asbabun Nuzul Surah Al-Kautsar
109. Asbabun Nuzul Surah Al-Kaafiruun
110. Asbabun Nuzul Surah An-Nashr
111. Asbabun Nuzul Surah Al-Lahab
112. Asbabun Nuzul Surah Al-Ikhlash
113. Asbabun Nuzul Surah Al-Falaq
114. Asbabun Nuzul Surah An-Naas