Fiqih Sunnah; Sayyid Sabiq
Dalam melakukan shalat sunnah fajar itu disunnahkan pula membaca surah-surah sebagaimana yang diajarkan oleh Nabi saw. Di antara hadits-hadits yang menerangkannya adalah:
Dari ‘Aisyah ra. katanya: “Rasulullah saw. itu dalam kedua rakaat shalat fajar membaca surah ‘Qul yaa ayyuHal kaafiruun’ dan ‘Qul HuwallaaHu ahad’, serta dibacanya perlahan-lahan [tidak dikeraskan suaranya].” (HR Ahmad dan Thahawi)
Dan dari ‘Aisyah pula bahwa Nabi saw. bersabda: “Kedua shalat itu ialah sebaik-baik surah.” Beliau membaca surah ‘Qul yaa ayyuHal kaafiruun’ dan ‘Qul HuwallaaHu ahad’ dalam masing-masing rakaat fajar itu.” (HR Ahmad dan Ibnu Majah)
Dari Jabir diterangkan bahwa ada seseorang yang shalat sunnah sebelum shubuh dan dalam rakaat pertama ia membaca surah ‘Qul yaa ayyuHal kaafiruun sampai selesai.
Maka bersabdalah Nabi saw.: “Inilah hamba yang mengenal Rabb-nya.” dan dalam rakaat yang penghabisan ia membaca ‘Qul HuwallaaHu ahad’ sampai habis. Nabi saw. bersabda pula: “Inilah hamba yang beriman kepada Rabb-nya.” Thalhah berkata: “Oleh karena itulah saya gemar membaca kedua surah itu dalam kedua rakaat ini.” (HR Ibnu Hibban dan Thahawi)
Dari Ibnu ‘Abbas ra. katanya: “Rasulullah saw. dalam kedua rakaat shalat fajar membaca; maksudnya bahwa Nabi saw. pada rakaat pertama setelah al-Fatihah membaca ayat berikut: Quuluu aamannaa billaaHi wa maa unzila ilainaa wa maa unzila ilaa ibraahiima wa ismaa’iila wa ishaaqa wa ya’quuba wal asbaathi, wa maa uutiya muusaa wa ‘iisaa wa maa uutiyan nabiyyuuna mir rabbiHim laa nufarriqu baina ahadim minHum wa nahnu laHuu muslimuun. [Kami percaya kepada Allah dan kepada apa-apa yang diturunkan kepada kami, juga yang diturunkan kepada Nabi-Nabi: Ibrahim, Ismail, Ishaq, Yakub dan anak-anaknya serta cucu-cucunya; Musa dan Isa dan yang diberikan kepada Nabi-Nabi dari Rabb mereka. tiadalah kami membedakan seseorang pun di antara mereka dan kepada Allah kami menyerahkan diri.” (al-Baqarah: 136)]
Sedang dalam rakaat kedua ialah:
Qul yaa aHlal kitaabi ta’aalau ilaa kalimatin sawaa-im bainanaa wa bainakum allaa na’buda illallaaHa, wa laa nusyrika biHii syai-an, wa laa yattakhidza ba’dlunaa ba’dlan arbaabam min duunillaaHi, fa in tawallau faquulusyHaduu bi annaa muslimuun. [Katakanlah: Hai ahli kitab (Yahudi dan Nasrani), marilah kembali kepada kalimat yang serupa di antara kami dengan kalian, yaitu supaya kita tidak menyembah kecuali kepada Allah dan tidak menyekutukan-Nya dengan suatu apapun dan janganlah sebagian kita mempertuhan yang lain kecuali Allah. Dan apabila mereka mengabaikan seruan itu, maka katakanlah: Saksikanlah oleh kamu sekalian bahwa kami ini benar-benar Muslimin.”] (Ali ‘Imraan: 64)
Juga dalam riwayat Abu Daud dari Ibnu Abbas diterangkan bahwa Rasulullah saw. dalam rakaat pertama membaca: Quuluu aamaannaa billaaHi….[al-Baqarah: 136] dan dalam rakaat kedua membaca: falammaa ahassa ‘iisaa minHumul kufra qaala man anshaarii ilallaaHi, qaalal hawaariyyuuna nahnu anshaarullaaHi aamannaa billaaHi wasyHad bi annaa muslimuun. [Maka ketika Nabi Isa telah merasakan kekafiran mereka ia pun berkata: ‘Siapakah yang akan membelaku dalam menegakkan agama Allah?’ Kaum Hawari menjawab: ‘Kamilah yang akan menjadi pembela Allah. Kami telah beriman kepada Allah, dan saksikanlah bahwa Kami adalah Muslimin yang sebenarnya.” (surah Ali ‘Imraan: 52)
Boleh pula dalam kedua rakaat sunnah Fajar itu seseorang menyingkat dengan hanya membaca surah al-Fatihah saja dengan alasan hadits riwayat ‘Aisyah yang telah disebutkan, yang menerangkan bahwa berdirinya Nabi saw. itu hanyalah sekedar cukup untuk membaca al-Fatihah.
&
Tag:agama, alquran, bahasa indonesia, fajar, fiqh, fiqih, hadits, ilmu fiqih, imam, islam, madzab, Nabi, religion, sunah, sunnah