Tag Archives: Konsep Perkembangan Akal

Pendidikan Islam dan Konsep Perkembangan Akal

21 Jul

Pendidikan Islam di Rumah, Sekolah, dan Masyarakat;
Abdurrahman An-Nahlawi

Dalam pandangan Islam, akal merupakan potensi manusiawi yang paling penting. Itulah yang mendasari pemahaman dan kesempurnaan akal dalam rukun iman. Lebih jauh lagi al-Qur’an menganjurkan penggunaan akal dalam merenungi tanda-tanda kebesaran Allah yang ada pada diri manusia atau yang ada pada alam semesta.

Al-Qur’an mengarahkan akal manusia untuk merenungi penciptaan manusia melalui analogi terhadap hari kebangkitan di akhirat kelak serta kepastian akan balasan Allah sesuai amal perbuatan manusia. Melalui al-Qur’an pula manusia manusia dianjurkan untuk menafakuri penciptaan langit dan bumi serta mengambil hikmah dari penciptaan umat-umat terdahulu. Bagi manusia yang mengingkari anjuran untuk merenungi dan memahami ayat-ayat al-Qur’an, Allah telah memberi predikat sebagai manusia yang bisu, tuli dan buta karena mereka tidak memikirkan apa yang dilihat dan didengarnya. Atau kalaupun mereka memikirkannya, mereka menolak untuk mengakui kebenaran yang mereka temukan. Pada dasarnya, mereka buta karena tidak melihat kebenaran atau ayat-ayat Allah yang ada di alam semesta ini. Mereka juga tuli karena tidak mau mendengarkan kebenaran yang diserukan kepadanyaa atau merenungkan tempatnya kembali nanti.

Jika kita hitung, al-Qur’an mengandung 46 ayat yang menyatakan kata ta’qiluun atau ya’qiluun, 14 ayat yang menyatakan yatafakkaruun atau tatafakkaruun, dan 13 ayat yang menyatakan yafqaHuun. Ayat ayat itu tampil dengan anjuran untuk berfikir atau peringatan untuk orang-orang berakal. Anjuran untuk merenungi al-Qur’an dapat kita temui dalam 4 ayat. Al-Qur’an pun menyajikan 16 ayat yang menyeru orang-orang berakal untuk mengambil pelajaran dari berbagai kisah al-Qur’an atau tanda-tanda alam semesta melalui perenungan atas dalil-dalil yang menunjukkan kekuasan Allah.

Demikianlah, dalam rangka merealisasikan keimanan dan ketundukan kepada Allah, melalui perenungan atas kebesaran-Nya, pendidikan Islam mengajak manusia untuk memanfaatkan akal dalam berargumentasi, mencari kepuasan, merenung dan berobservasi. Pendidikan Islam pun mengajak manusia pada pemanfaatan fasilitas alam semesta sehingga tergalilah berbagai sunnah yang disediakan Allah bagi manusia. Jelasnya, pendidikan Islam mengembangkan akal manusia menurut pola perkembangan yang terbaik sehingga tidak akan pernah ada manusia berakal yang sombong, tidak mau menerima kebenaran.

Pendidikan Islam menghindarkan manusia dari ketulian sehingga manusia terhindar dari eksploitasi nafsu dan syahwat. Begitu juga, pendidikan Islam menghindarkan manusia dari kekerasan hati dan kejumudan akal sehingga manusia terhindar dari pengutamaan atas materi, kedudukan, dan kehormatan yang palsu. Islam pun menawarkan pendidikan yang mengajarkan berfikir sehat, tawadlu, ikhlas menerima kebenaran, jujur dalam keilmuan, dan optimis dalam mengaplikasikan teori-teori yang dia peroleh.

Dengan demikian, mantaplah konsep yang mengatakan bahwa pendidikan Islam bertujuan untuk mengembangkan akal manusia yang disempurnakan dengan pengembangan jasmaniah. Dalam pendidikan Islam, aspek intelektual berkembang dari kecermatan dan kejujuran berfikir serta aplikasi praktis menuju pengakuan akan adanya Dzat Yang Mahatinggi, melalui pencarian petunjuk serta menjauhkan diri dari eksploitasi hawa nafsu. Dengan begitu, manusia akan mudah menemukan argumentasi dan pengetahuan yang meyakinkan, jauh dari praduga.

&