Kumpulan Doa dalam Al-Qur’an dan Hadits;
Said bin Ali Al-Qahthani
Do’a apabila melihat orang yang mengalami cobaan
1 JanTidak Meminta Orang Lain Rendah Hati Kepadanya
11 AprTidak Meminta Orang Lain Rendah Hati Kepadanya
Ukhuwah Islamiyah; Merajut Benang Ukhuwah Islamiyyah;
DR. Abdul Halim Mahmud
Seseorang hendaknya tidak meminta saudaranya untuk bersikap rendah hati [tawadlu’] kepadanya, namun ia sendiri harus tawadlu’ kepada saudaranya itu.
Tawadlu’ harus dengan niat karena Allah swt. Sikap tawadlu’ kepada orang-orang mukmin merupakan sifat terpuji paling utama bagi seorang muslim. Dan salah satu sifat Nabi Muhammad saw.. Allah swt. telah memerintahkan beliau untuk itu dengan firman-Nya yang artinya: “Rendahkanlah hatimu terhadap orang-orang yang mengikutimu, yaitu orang-orang yang beriman.” (asy-Syu’ara: 215)
Allah memuji orang-orang yang mencintai dan dicintai-Nya, dengan menyebut mereka sebagai orang-orang yang memiliki sifat tawadlu’. Firman-Nya yang artinya: “Hai orang-orang yang beriman, barangsiapa di antara kalian murtad dari agamanya, kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan merekapun mencintai-Nya, mereka lemah lembut terhadap orang-orang mukmin.” (al-Maidah: 54)
Lemah lembut [adzillah] di sini berarti kasih sayang dan lunak perasaan, itulah tawadlu’.
Imam Muslim meriwayatkan dengan sanadnya dari Abu Hurairah ra. ia berkata bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Tidaklah seseorang bertawadlu’ kepada Allah, kecuali Allah pasti mengangkatnya.”
Imam Muslim meriwayatkan dengan sanadnya dari Iyadh bin Hammar ra. ia berkata bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Sesungguhnya Allah telah mewahyukan kepadaku, bahwa hendaknya kalian bertawadlu’ agar tidak ada seseorang yang angkuh kepada orang lain dan tidak ada seseorang yang aniaya kepada orang lain.”
Bukhari meriwayatkan dengan sanadnya dari Anas ra. bahwa pernah terjadi seorang budak perempuan Madinah menggandeng tangan Nabi saw. dan mengikuti beliau pergi kemana saja ia suka.
Abu Asy-Syaikh al-Ashbahani meriwayatkan dengan sanadnya dari Anas ra. ia berkata bahwa Rasulullah saw. biasa menjenguk orang sakit, mengantarkan jenazah, memenuhi undangan budak, dan mengendarai keledai. Pada masa perang Khaibar dan perang bani Quraidhah beliau mengendarai keledai yang tali kekangnya terbuat dari sabut dan di bawah beliau ada kain pelana yang terbuat dari sabut pula.
Sungguh tidak layak apabila seorang muslim meminta saudaranya untuk bersikap tawadlu’ kepada saudaranya yang lain, karena ini bukan merupakan salah satu akhlak dan etika dalam Islam, juga bukan merupakan salah satu sifat yang diamalkan oleh Nabi saw. Beliau tidak suka apabila orang-orang berdiri untuk menghormati beliau ketika beliau datang kepada mereka.
Tirmidzi meriwayatkan dengan sanadnya dari Anas dia berkata, “Tidak ada seseorang yang paling dicintai oleh mereka selain Rasulullah saw., akan tetapi apabila mereka melihat kehadiran beliau, mereka tidak berdiri, karena mereka mengetahui bahwa beliau tidak menyukai hal itu.”
Tirmidzi meriwayatkan dengan sanadnya dari Abu Mujliz, ia berkata bahwa ketika Muawiyah keluar, berdirilah Ibnu az-Zubair dan Ibnu Shafwan begitu melihatnya. Muawiyah pun berkata, “Duduklah kalian berdua! Saya pernah mendengar Rasulullah saw. bersabda, “Barangsiapa merasa senang apabila orang lain berdiri menghormati kehadirannya, hendaklah ia menempati tempatnya di neraka.”
Sebagian salafush shalih mengatakan, “Barangsiapa menuntut kepada orang lain sesuatu yang tidak dituntut kepada dirinya, berarti ia telah membebani mereka. Dan barangsiapa tidak menuntut, berarti ia telah memahami apa yang paling utama untuk mereka.”
&
Jangan Sampai Orang Lain Meminta untuk Dipenuhi Hak-Haknya
16 MarJangan Sampai Orang Lain Meminta untuk Dipenuhi Hak-Haknya
Ukhuwah Islamiyah; Merajut Benang Ukhuwah Islamiyyah;
DR. Abdul Halim Mahmud
Imam Muslim meriwayatkan dengan sanadnya dari Abu Hurairah ra. ia berkata bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Setiap ruas tulang manusia wajib untuk disedekahi, setiap hari selama matahari terbit. Engkau berbuat adil terhadap kedua orang tua adalah sedekah, engkau membantu seseorang yang berkendaraan dengan membantunya menaikkannya atau mengangkatkan barangnya ke atas kendaraannya adalah sedekah, perkataan yang baik adalah sedekah, setiap langkah menuju masjid adalah sedekah, engkau menyingkirkan aral dari jalan juga adalah sedekah.”
Dailami meriwayatkan dalam al-Firdaus dengan sanadnya dari Anas ra. ia berkata bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Ada empat hal yang merupakan hak kaum muslimin atasmu: menolong orang yang berbuat baik di antara mereka, memintakan ampun kepada orang yang berbuat dosa, mendoakan orang yang meninggalkan [berpisah] dan mencintai orang yang bertaubat di antara mereka.”
Empat hak yang disebut ini telah meliputi berbagai amalan lain yang tak terhitung jumlahnya, yang termasuk dalam kategori hak seorang muslim atas saudaranya sesama muslim. Seseorang berkewajiban untuk melaksanakan semua itu dengan inisiatif sendiri secara sukarela.
Bukhari meriwayatkan dengan sanadnya dari Abdullah bin Amr bin Ash ra. Nabi saw. bersabda, “Ada 40 sifat [yang paling tinggi adalah kematian syahadah] dimana tidak seorang pun yang mengamalkan salah satu darinya dengan mengharap pahala-Nya dan mempercayai apa yang dijanjikan untuknya kecuali Allah pasti memasukkannya ke dalam surga.”
Ibnu Hajar mengomentari hadits ini berkata, “Rasulullah saw. telah menganjurkan berbagai macam kebaikan dan kebajikan yang tidak terhitung banyaknya. Tentu saja beliau saw. mengetahui keempat puluh sifat terpuji itu, tetapi beliau tidak menyebutkannya satu persatu, dengan pertimbangan bahwa itu lebih baik bagi kita dibandingkan apabila itu beliau sebutkan secara terperinci.”
Ibnu Bathar berkata, “Saya pernah mendengar bahwa sebagian dari mereka ada yang mencarinya. Orang tersebut menemukan lebih dari empat puluh. Di antara yang ditambahkan adalah: menolong pembantu, membuatkan sesuatu untuk orang yang bodoh, melindungi kehormatannya, memasukkan rasa senang kepadanya, menunjukkan kebaikan, berkata yang baik, mengolah tanah dan menanaminya, membesuk orang sakit, berjabat tangan, mencintai karena Allah, membenci karena-Nya, duduk bercakap-cakap karena Allah, saling menziarahi-menasehati- dan menyayangi yang kesemuanya terdapat dalam hadits-hadits shahih. (Ibnu Hajar, Fathul Bari, Sarh Shahih al-Bukhari, V/290, Darur Riyadh li at-Turats, Kairo, 1407 H/1986 M.)
Adalah bagian dari etika ukhuwah dalam Islam jika seorang muslim melaksanakan semua hal itu. Namun jika tidak dapat menunaikan seluruhnya, atau hanya dapat menunaikan sebagiannya, hendaklah diberikan permakluman dan toleransi. Hanya saja tetap dibarengi dengan usaha yang sungguh-sungguh dalam melaksanakan hak-hak saudaranya itu.
Ukhuwah dalam Islam yang terjalin di antara dua orang muslim tidak akan terjalin kokoh kecuali dengan memperhatikan hak-hak ini dan dengan tidak menuntut dari saudaranya hal-hal yang ia tidak mampu melaksanakannya.
&
Menyampaikan Kepada Saudara Sesama Muslim tentang Pujian Orang Lain
9 MarMenyampaikan Kepada Saudara Sesama Muslim tentang Pujian Orang Lain
Ukhuwah Islamiyah; Merajut Benang Ukhuwah Islamiyyah;
DR. Abdul Halim Mahmud
Tujuan dari “hak seseorang atas saudaranya sesama muslim untuk dibicarakan apa yang disukainya” adalah agar ukhuwah terbangun kokoh dan ikatan-ikatannya terjalin erat. Semua amalan yang diridlai Allah swt. dan bisa membantu terwujudnya tujuan ini merupakan perbuatan yang diperintahkan dan dianjurkan kepada sesama muslim.
Di antara amalan-amalan yang bisa dikatakan sebagai paling berhasil dalam mempererat tari cinta dan ukhuwah dalam Islam adalah, jika seseorang menyampaikan kepada saudaranya pujian yang disampaikan orang lain, selama hal itu berada dalam batas-batas etika Islam. Karena selain hal itu bisa memperkokoh ikatan ukhuwah, ia juga bisa memperbaiki hubungan antara orang yang memuji dengan orang yang dipuji. Kedua hal ini membantu ikatan ukhuwah.
Abu Daud meriwayatkan dengan sanadnya dari as-Saib ra. ia berkata, saya mendatangi Nabi saw. sementara orang-orang memuji dan menyebut-nyebut namaku. Rasulullah saw. pun bersabda, “Saya lebih tahu dari kalian.” (yakni tentang as-Saib). As-Saib ra. berkata, “Engkau benar, tebusanmu adalah ayah dan ibuku. Engkau adalah sekutuku, dan sebaik-baik sekutu adalah engkau. Engkau tidak menipu dan tidak pula mendebat.”
Terkadang, apabila kita tidak memperhatikan tujuan dan sasarannya, ia tampak tidaklah penting. Akan tetapi direnungkan dengan seksama, kita bisa melihat berbagai faedah dari hak ini dalam kemasyarakatan, yang di antaranya dapat disebutkan sebagai berikut:
a. Perilaku ini bisa memperkokoh hubungan antara tiga pihak dari kalangan kaum muslimin, yaitu orang yang memuji, orang yang dipuji, dan orang yang menyampaikan pujian tersebut.
b. Apabila perilaku ini telah menjadi tradisi dan dilaksanakan oleh seluruh kaum muslimin, semakin luaslah wilayah tebaran cinta kasih di kalangan kaum muslimin dan mereka pun semakin memiliki keyakinan diri dalam menghadapi musuh terbesar mereka.
c. Perilaku ini bisa mentradisikan omongan yang baik dalam masyarakat muslim dan membatasi tersebarnya perkataan yang kotor. Ini tentu mengandung kebaikan yang sangat besar. Islam menghendaki agar hubungan yang baik di antara kaum muslimin bisa membudaya. Masyarakat Islam adalah masyarakat yang berdiri di atas kebajikan dan taqwa, jauh dari tolong menolong dalam dosa dan permusuhan. Semua itu bisa tumbuh dan berkembang dengan tersebar luasnya perkataan yang baik dan metradisinya kata pujian seseorang terhadap orang lain dengan segenap etika Islamnya.
&
Keutamaan Mendoakan Orang Lain
21 JunRiyadhush Shalihin; Imam Nawawi; al-Qur’an – Hadits
Firman Allah: “Dan orang-orang yang datang sesudah mereka (Muhajirin dan Anshar), mereka berdoa: “Ya Tuhan kami, berilah ampun kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dulu dari kami.” (al-Hasyr: 10)
Firman Allah: “Dan mohonlah ampunan bagi dosamu dan bagi [dosa] orang-orang Mukmin, laki-laki dan perempuan.” (Muhammad: 19)
Firman Allah: “Dengan mensitir doa Nabi Ibrahim: Yaa Tuhan kami, beri ampunlah aku dan kedua ibu bapakku dan sekalian orang-orang mukmin pada hari terjadinya hisab [hari kiamat].” (Ibrahim: 41)
Dari Abu Darda’ ra. bahwasannya ia mendengar Rasulullah saw. bersabda: “Tiada seorang muslim yang mendoakan saudaranya tanpa sepengetahuan saudaranya, kecuali malaikat berkata: “Dan untukmu pula seperti itu.” (HR Muslim)
Dari Abu Darda’ ra. bahwasannya Rasulullah saw. bersabda: “Doa seorang muslim kepada saudaranya dengan tidak diketahui saudaranya itu mustajab [dikabulkan], pada seorang muslim itu ada malaikat yang diberi tugas supaya tiap ia mendoakan baik kepada saudaranya, maka malaikat yang diberi tugas itu mengucapkan: “Semoga Allah berkenan mengabulkan, dan buat kamu juga seperti itu.” (HR Muslim)