Tag Archives: pakaian penghuni neraka

Pakaian Penghuni Neraka

23 Jan

Neraka, Kengerian dan Siksaannya;
Berita Akhirat; Mahir Ahmad Ash-Shufiy

Penghuni surga mempunyai pakaian dari sutra tipis dan tebal serta berhiaskan giwang dari emas dan permata, sangat berbeda dengan pakaian yang dimiliki oleh penghuni nereka. Pakaian penghuni surga adalah pakaian kenikmatan, sedangkan pakaian penghuni neraka adalah pakaian kesengsaraan.

“…maka bagi orang kafir akan dibuatkan pakaian-pakaian dari api neraka untuk mereka….” (al-Hajj: 19)

Jika membaca ayat ini, Ibrahim at-Taimiy mengucapkan, “Mahasuci Yang Menciptakan pakaian dari api.” Ibnu Abbas juga berkata, “Orang-orang kafir dibuatkan pakaian dari api, bahkan qaba’ [jenis pakaian], baju, dan kummah [songkok atau kopyah yang bulat]. Mahasuci Allah swt yang tidak dilemahkan oleh sesuatu, baik di bumi, langit, surga, maupun neraka.

Allah berfirman tentang penghuni surga:

“Maka tidak seorang pun mengetahui apa yang disembunyikan untuk mereka, yaitu [bermacam-macam nikmat] yang menyenangkan hati sebagai balasan terhadap apa yang mereka kerjakan.” (as-Sajdah: 17)

Orang-orang kafir tidak mengetahui apa yang Allah sembunyikan bagi mereka dari berbagai macam azab yang lama, bahkan kekekalan mereka di neraka.

“Inilah dua golongan (golongan mukmin dan golongan kafir) yang bertengkar, mereka saling bertengkar mengenai Tuhan mereka. Maka orang kafir akan dibuatkan untuk mereka pakaian-pakaian dari api neraka. Disiramkan air yang sedang mendidih ke atas kepala mereka. Dengan air itu dihancur luluhkan segala apa yang ada dalam perut mereka dan juga kulit (mereka). Dan untuk mereka cambuk-cambuk dari besi. Setiap kali mereka hendak ke luar dari neraka lantaran kesengsaraan mereka, niscaya mereka dikembalikan ke dalamnya. (kepada mereka dikatakan), ‘Rasailah azab yang membakar ini.’” (al-Hajj: 19-22)

Penjelasan makna kalimat:

“Dua golongan”: dua kelompok yang saling bertengkar atau bermusuhan, yaitu kelompok orang-orang mukmin yang bertakwa dan kelompok orang-orang kafir yang banyak dosa.

“Mereka bertengkar mengenai Tuhan mereka”: Berbeda dan berselisih tentang Allah swt. dan agama. Menurut Mujahid, dua kelompok itu adalah orang-orang mukmin dan kafir. Orang-orang mukmin akan menolong agama Allah, sedangkan orang-orang kafir akan berusaha memadamkan cahaya Allah [menentang agama-Nya].

“Maka orang-orang kafir akan dibuatkan pakaian-pakaian dari api [neraka] untuk mereka”: pakaian mereka dipotongkan dari api sesuai dengan ukuran badan mereka agar memakainya kembali ketika kembali ke neraka. menurut al-Qurthubi, api itu diserupakan dengan pakaian karena itulah pakaian mereka. makna dari quti’at adalah dijahit atau direbus. Penyebutan fi’il madhi di sini karena orang yang dijanjikan dengannya pasti akan terjadi.

“Ke atas mereka akan disiramkan air yang sedang mendidih”: dituangkan ke atas mereka air yang sangat panas yang mendidih dengan api neraka.

“Dengan [air mendidih] itu dihancur luluhkan apa yang ada dalam perut dan kulit mereka”: melelehkan apa yang ada di perut, termasuk usus, isi perut, dan kulit.

Ibnu Abbas berkata: “Jika setetes air itu terjatuh ke atas gunung, niscaya akan melelehkannya.” Dalam sebuah hadits disebutkan: “Sesungguhnya hamim itu akan dituangkan ke atas kepala orang-orang kafir dan menembus tengkorak kepala hingga sampai ke perut, kemudian memotong-motong apa yang ada di dalamnya, lalu menembus hingga ke kedua kaki. Itulah air yang meleleh. Setelah itu mereka dikembalikan seperti semula, begitu seterusnya.” (HR Turmudzi). Dikatakan bahwa hadits ini hasan shahih gharib.

Imam al-Fakhr berkata, “Maksud dari dituangkan hamim di atas kepala mereka adalah pengaruhnya sampai ke dalam, sebagaimana pengaruhnya yang tampak di luar. Oleh karena itu, usus dan isi perut mereka meleleh, sebagaimana kulit mereka juga meleleh.

“Dan [azab] untuk mereka cambuk-cambuk dari besi”: bagi mereka [orang-orang kafir], palu dan cambuk dari besi. Palu dan besi ini dipakai untuk memukul dan menghalau mereka.

Dalam sebuah hadits disebutkan: “Seandainya palu dari neraka itu diletakkan di bumi, niscaya akan terkumpul kepadanya semua isi perut bumi, bahkan sampai yang terkecil sekalipun.” (HR Ahmad)

“Setiap kali mereka hendak keluar darinya [neraka] karena tersiksa, mereka dikembalikan [lagi] ke dalamnya”: setiap kali penghuni neraka itu akan keluar dari neraka karena penderitaan yang mereka rasakan di dalamnya, mereka dikembalikan lagi ke dalam neraka.

Hasan berkata: “Neraka memukul penghuninya dengan lidah apinya sehingga ia sampai ke puncak. Ketika itulah ia dipukul dengan palu besi hingga jatuh lagi ke neraka dan baru akan sampai ke dasarnya setelah tujuh puluh tahun.”

“Rasakanlah azab yang membakar ini”: ungkapan ini ditujukan untuk penghuni neraka yang terbakar disebabkan apa yang telah mereka dustakan.

Ibnu Katsir menafsirkan surat al-Hajj ayat 19-22 sebagai berikut:

Dalam kitab shahih Bukhari dan Muslim dari Abu Dzar telah ditetapkan bahwa ayat (“Inilah dua golongan [golongan mukmin dan golongan kafir] yang bertengkar. Mereka bertengkar mengenai Tuhan mereka.”) ini turun berkenaan dengan Hamzah dan dua shahabatnya (Ubaidah dan Ali) serta ‘Utbah dan kedua sahabatnya (Syaibah dan Ali bin ‘Utbah) yang berselisih mengenai Tuhan mereka. peristiwa ini terjadi dalam Perang Badar.

Imam Bukhari meriwayatkan hadits dari Ali bin Abi Thalib bahwa ia berkata, “Akulah orang yang pertama kali berlutut di hadapan Allah untuk berdebat pada hari kiamat.” Kemudian Qais berkata, “Ketika itulah turun ayat: (“Inilah dua golongan [golongan mukmin dan golongan kafir] yang bertengkar. Mereka bertengkar mengenai Tuhan mereka.”).

Maksudnya mereka yang keluar pada perang Badar adalah Ali, Hamzah, Ubaidah, Syaibah bin Rabi’ah, ‘Utbah bin Rabi’ah, dan Al-Walid bin ‘Utbah.”

Menurut Qatadah, yang dimaksud ayat: (“Inilah dua golongan [golongan mukmin dan golongan kafir] yang bertengkar. Mereka bertengkar mengenai Tuhan mereka.”) adalah orang-orang muslim dan ahlil kitab. Ahli kitab berkata, “Nah, kami [diutus] sebelum nabi kalian dan kitab kami [diturunkan] sebelum kitab kalian. Jadi kami lebih utama daripada kalian.”

Orang-orang muslim pun berkata, “Kitab kami sebagai pelengkap dari seluruh kitab sebelumnya dan nabi kami merupakan penutup para nabi. Jadi kami lebih utama daripada kalian. Oleh karena itu Allah swt memenangkan Islam atas siapa saja yang memusuhinya.” Kemudian turunlah ayat tersebut.

Mujahid berpendapat bahwa yang dimaksud ayat tersebut adalah orang kafir dan mukmin yang berselisih mengenai hari kebangkitan.

Lain halnya menurut Ikrimah, yang dimaksud ayat tersebut adalah surga dan neraka. neraka berkata, “Jadikanlah aku sebagai siksa.” Surga juga berkata, “Jadikanlah aku sebagai rahmat.”

Menurut Mujahid dan ‘Atha’, yang dimaksud ayat tersebut adalah orang-orang kafir dan mukmin, yang meliputi semua ucapannya, sebagaimana yang terjadi di dalam perang Badar. Orang-orang mukmin hendak menolong agama Allah, sedangkan orang-orang kafir hendak memadamkan cahaya iman dan mengalahkan kebenaran serta menyebarkan kebathilan.

Pendapat inilah yang dipilih oleh Ibnu Jarir. Oleh karena itu, pada ayat berikutnya dikatakan: (“Maka bagi orang kafir akan dibuatkan pakaian-pakaian dari api [neraka] untuk mereka.”) maknanya mereka dibuatkan pakaian dari bagian api neraka. Sa’id bin Jubair berpendapat bahwa pakaian itu terbuat dari tembaga, yang panasnya melebihi dari yang lain jika meleleh.

“Ke atas kepala mereka akan disiramkan air yang sedang mendidih. Dengan [air mendidih] itu dihancurluluhkan apa yang ada dalam perut dan kulit mereka.”): kepala mereka disiram dengan hamim, yaitu air mendidih yang sangat panas. Sa’id bin Jubair berpendapat, yaitu tembaga yang lebur sehingga melelehkan apa yang ada di perut, baik lemak maupun usus. Begitu juga dengan kulit.

Dari Abu Hurairah ra. bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Sesungguhnya hamim itu akan dituangkan ke atas kepala orang-orang kafir dan menembus tengkorak kepala hingga sampai ke perut, kemudian memotong-motong apa yang ada di dalamnya, lalu menembus hingga ke kedua kaki. Itulah air yang meleleh. Setelah itu mereka dikembalikan seperti semula, begitu seterusnya.” (HR Ibnu Jarir, Turmudzi, dan Ibnu Abi Hatim) dikatakan bahwa hadits ini hasan shahih.

Dalam rirwayat lain disebutkan, “Dan didatangi oleh malaikat Malik yang membawa bejana dengan dua pengapit besi [biasa digunakan untuk tukang pandai besi] karena panasnya. Jika didekatkan ke wajahnya [orang kafir], ia tidak menyukainya.” Kemudian ditambahkan, “Maka diangkatlah palu besi bersamanya [orang kafir], lalu dipukulkan ke kepalanya sehingga kosonglah otak dan tengkorak kepalanya, lalu sampai ke dalam perutnya.” Oleh karena itu dalam ayat berikutnya disebutkan:

(“Ke atas kepala mereka akan disiramkan air yang sedang mendidih. Dengan [air mendidih] itu dihancurluluhkan apa yang ada dalam perut dan kulit mereka.”)

(“Dan [azab] untuk mereka cambuk-cambuk dari besi”) Rasulullah saw. bersabda, “Seandainya palu dari besi itu diletakkan di bumi, niscaya akan berkumpul kepadanya isi perut bumi, bahkan yang terkecil sekalipun.” (HR Ahmad dari Abu Sa’id al-Khudri)

Diriwayatkan bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Seandainya gunung dipukul dengan palu besi itu, pasti akan hancur luluh, kemudian dikembalikan seperti semula. Dan seandainya satu ember dari ghassaq ditumpahkan ke dunia, niscaya penduduk dunia akan busuk.” (HR Ahmad dalam Musnad)

Menurut Ibnu Abbas, orang-orang kafir tersebut dipukul dengan palu besi sehingga setiap anggota tubuhnya jatuh ke lembah. Oleh karena itu mereka meminta untuk dibinasakan.

(“Setiap kali mereka hendak keluar darinya [neraka] karena tersiksa, mereka dikembalikan [lagi] ke dalamnya.”) Sulaiman berpendapat bahwa neraka sangat gelap. Api dan baranya tidak bersinar menerangi. Sedangkan menurut Zaid bin Aslam, para penghuni neraka itu tidak bernafas. Fudhail bin Iyyad berkata, “Demi Allah, mereka tidak akan bisa keluar karena tangan dan kaki mereka terikat kuat. Mereka juga dilemparkan ke atas oleh apinya, lalu dikembalikan lagi dengan palu besinya.”

(“Rasakanlah azab yang membakar ini”) semakna dengan ayat (“Kepada mereka dikatakan: ‘Rasakanlah azab yang membakar ini.’”) maksudnya mereka dihinakan, baik secara perbuatan maupun perkataan.

Wa taral mujrimiina yauma-idzim muqarraniina fil ashfaad. saraabiiluHum min qathiraaniw wa taghsya wujuuHaHumun naar (“Dan pada hari itu engkau akan melihat orang yang berdosa bersama-sama diikat dengan belenggu. Pakaian mereka dari cairan aspal dan wajah mereka ditutup oleh api neraka.”)(QS. Ibrahim: 49-50)

Makna al-asfaad: tali besi [borgol] yang diletakkan di tangan.
saraabiiluHum: baju mereka atau pakaian mereka.
qathiraan: materi yang menyala-nyala atau ter yang meleleh.

Makna dua ayat di atas bahwa pada hari yang mengerikan itu orang-orang yang berdosa dan setan-setan mereka diikat dengan kuat dan dirantai. Menurut al-Qurthubi, tangan dan kaki mereka diikat ke lutut mereka dengan tali dari besi, yaitu belenggu dan rantai.

(“Pakaian mereka dari cairan aspal”): pakaian yang mereka kenakan terbuat dari ter yang meleleh, yaitu materi yang mudah terbakar. Ter biasa dioleskan pada unta yang berkudis agar kudisnya hilang karena panas dan kerasnya. Warna ter adalah hitam dan berbau tidak sedap.

(“Dan wajah mereka ditutup oleh api neraka”): wajah mereka terlingkup api. Inilah balasan atas tipu muslihat dan kesombongan mereka.

Dalam ensiklopedi al-Qur’an disebutkan bahwa pada hari kiamat, orang-orang kafir diikat dengan borgol, yaitu tali besi yang diikatkan di tangan dan kaki, sedangkan pakaian mereka terbuat dari ter [yang hitam dan berbau busuk]. Ter ini dioleskan pada wajah mereka sehingga tubuh mereka terbakar.

Hushain menukil pendapat Ikrimah tentang ayat: (“Pakaian mereka dari cairan aspal”), “Yaitu dari kuningan atau tembaga yang dituangkan dari atasnya. Sedangkan menurut Ma’mar dari Qatadah, pakaian itu terbuat dari tembaga. Dan menurut Ali bin Thalhah, menukil pendapat dari Ibnu Abbas, qathran adalah tembaga yang meleleh.

Dari Abu Malik al-Asy’ari ra. bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Ada empat perkara yang tidak akan ditinggalkan oleh umatku, yaitu berbangga-bangga dengan leluhur, mencela dalam nasab [keturunan], meminta hujan dengan ramalan, dan meratapi mayat. Jika orang yang meratapi mayat tidak sempat bertobat sebelum ia meninggal, pada hari kiamat akan dibangkitkan dengan pakaian yang terbuat dari ter dan baju besi dari karat.” (HR Muslim dalam kitab Shahih dan Ahmad dalam Musnad)

Dari Ibnu Abbas ra. bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Orang yang meratapi mayat dan jika tidak sempat bertobat sebelum ia meninggal, pada hari kiamat akan dibangkitkan dengan pakaian yang terbuat dari ter yang dipanaskan dan berpakaian dari nyala api neraka.” (HR Ibnu Majah)

&