Tag Archives: perhiasan

Pakaian dan Perhiasan Ahli Surga

16 Feb

Pakaian dan Perhiasan Ahli Surga
Surga Kenikmatan Yang Kekal; Berita Akhirat; Mahir Ahmad Ash-Shufiy

Tidak diragukan lagi bahwa pakaian adalah salah satu unsur keindahan, fitnah, gengsi dan kenikmatan. Itulah sebabnya manusia di dunia sangat memiliki kecenderungan terhadap sisi ini, bahkan mereka sangat mementingkan masalah mode berbusana, termasuk dalam jenis dan macamnya, terlebih lagi di kalangan perempuan. Mereka saling berkompetisi dalam hal berbusana, dengan kadar jauh di atas laki-laki.

Allah menguji hamba-hamba-Nya dari kalangan orang-orang beriman laki-laki. Mereka tidak diperkenankan menggunakan sutra dan emas. Namun dihalalkan untuk perempuan. Sedangkan penggunaan wadah atau bejana yang terbuat dari emas dan perak dilarang bagi laki-laki dan perempuan. Semua itu akan diberikan pada saat di akhirat. Pencegahan tersebut semata-mata demi ketaatan mereka kepada Allah swt.

Tentang pakaian dan perhiasan ahli surga, Allah swt. berfirman:
“Sesunggunya mereka yang beriman dan beramal saleh, tentulah Kami tidak akan menyia-nyiakan pahala orang-orang yang mengerjakan amalan(nya) dengan yang baik. Mereka Itulah (orang-orang yang) bagi mereka surga ‘Adn, mengalir sungai-sungai di bawahnya; dalam surga itu mereka dihiasi dengan gelang emas dan mereka memakai pakaian hijau dari sutera Halus dan sutera tebal, sedang mereka duduk sambil bersandar di atas dipan-dipan yang indah. Itulah pahala yang sebaik-baiknya, dan tempat istirahat yang indah;” (al-Kahfi: 30-31)

“[dalam surga itu] mereka dihiasi dengan gelang mas dan mereka memakai pakaian hijau dari sutera Halus dan sutera tebal” maksudnya, di surga mereka mengenakan perhiasan dengan gelang emas.
Para mufassir mengatakan, “Tak seorangpun dari ahli surga, kecuali di tangannya terdapat tiga perhiasan, satu dari emas, satu dari perak, dan satu dari mutiara. Sebab Allah berfirman, “Mereka memakai pakaian sutera Halus yang hijau dan sutera tebal dan dipakaikan kepada mereka gelang terbuat dari perak, dan Tuhan memberikan kepada mereka minuman yang bersih.” (al-Insaan: 21) dan “(bagi mereka) syurga ‘Adn mereka masuk ke dalamnya, di dalamnya mereka diberi perhiasan dengan gelang-gelang dari emas, dan dengan mutiara, dan pakaian mereka didalamnya adalah sutera.” (Fathir: 33)

Diriwayatkan dalam sebuah hadits: “Perhiasan orang mukmin akan sampai sejauh mana sampainya anggota badan yang basah oleh air wudlu.” (HR Muslim dalam al-Mukhtashar)

“dan mereka memakai pakaian hijau dari sutera Halus dan sutera tebal” maksudnya mereka mengenakan pakaian berwarna-warni yang terbuat dari sutra yang halus dan yang tebal.
Menurut Imam Thabari, maksud ayat di atas adalah mereka mengenakan perhiasan tebal yang terbuat dari emas, pakaian yang terbuat dari sutra, terhalus dan tebal.

Firman Allah yang artinya:
“Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa berada dalam tempat yang aman, (yaitu) di dalam taman-taman dan mata-air-mata-air; mereka memakai sutera yang Halus dan sutera yang tebal, (duduk) berhadap-hadapan,” (ad-Dukhaan: 51-53)

“Sesungguhnya Allah memasukkan orang-orang beriman dan mengerjakan amal yang saleh ke dalam surga-surga yang di bawahnya mengalir sungai-sungai. di surga itu mereka diberi perhiasan dengan gelang-gelang dari emas dan mutiara, dan pakaian mereka adalah sutera.” (al-Hajj: 23)

“(bagi mereka) syurga ‘Adn mereka masuk ke dalamnya, di dalamnya mereka diberi perhiasan dengan gelang-gelang dari emas, dan dengan mutiara, dan pakaian mereka didalamnya adalah sutera.” (Fathir: 33)

“Maka Tuhan memelihara mereka dari kesusahan hari itu, dan memberikan kepada mereka kejernihan (wajah) dan kegembiraan hati. Dan Dia memberi balasan kepada mereka karena kesabaran mereka (dengan) surga dan (pakaian) sutera,” (al-Insaan: 11-12)

Seluruh ayat di atas menjelaskan keberadaan pakaian dan perhiasan di surga, yang pada kenyataannya hanya namanya yang sama, tapi barangnya tak satupun yang menyerupai pakaian dan perhiasan di dunia. Kenikmatan di surga tidak akan dapat dijangkau oleh lintasan bayangan dan khayalan, atau pemikiran manusia.

Diriwayatkan dalam sebuah hadits dari Barra’ bin Azib disebutkan, “Aku hadiahakan pakaian tenun dari sutra.” Lalu mereka saling membicarakan di antara mereka. Rasulullah saw. bersabda, “Apakah kalian menyenanginya?” Mereka menjawab, “Ya, wahai Rasulallah.” Lalu Rasulullah saw. bersabda, “Demi Allah yang diriku berada dalam kekuasaan-Nya, sapu tangan Sa’ad bin Muyad di surga lebih baik daripada pakaian ini.” (HR Bukhari dan Muslim)

Diceritakan dari Umar bin Sa’ad bin Mu’ad bahwa ‘Atharad bin Hajib menghadiahkan kepada Rasulullah saw. sebuah pakaian dari sutera halus, sebagaimana raja Kisra, lalu orang-orang berkumpul. Mereka pun menyentuh dan memegangnya dan mereka kagum, lalu berkata, “Wahai Rasulallah, apakah pakaian ini turun kepadamu dari langit?” Rasulullah saw. bersabda, “Apa yang kalian kagumi? Demi Allah yang diriku berada dalam kekuasaan-Nya, sapu tangan Sa’ad bin Muyad di surga lebih baik daripada pakaian ini. Hai nak, bawalah pakaian ini ke Abi Jahm, dan datanglah kepadaku dengan anbijah [buah mangga]!” (HR Thabrani dalam Mu’jam Kabir)

Dari Abdullah bin Amr bin Ash ra. bahwa ketika ia dan para shahabat berada di sisi Rasulullah saw., datanglah seseorang lalu bertanya, “Wahai Rasulallah, kabarkanlah kepadaku tentang pakaian surga, apakah buatan ataukah tenunan?” sebagian shahbat ada yang tertawa. Lalu Rasulullah saw. bersabda, “Mengapa kalian tertawa? Kalau ia tidak tahu, ia akan bertanya kepada orang yang tahu.” Rasulullah saw. duduk sebentar, kemudian bersabda, “Dimana orang yang bertanya tentang pakaian surga tadi?” Mereka menjawab, “Itu dia, wahai Rasulallah.” Rasulullah saw. bersabda, “Tidak, tapi dihasilkan dari buah-buahan surga.” [Rasulullah saw. mengulang sabdanya sebanyak tiga kali]. (HR Ahmad dan Nasa’i)

Dari Ibnu Abbas ra. bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Kurma surga itu cabang-cabangnya adalah zamrud hijau, warnanya emas merah, daunnya adalah kiswah ahli surga, sebagian jadi kain perca dan sebagian jadi perhiasannya. buahnya seperti Qilal dan Dila’, lebih putih dari susu, lebih manis dari madu, lebih lembut dari yoghurt, dan tidak ada noda sedikitpun.” (HR Hakim, Abu Nu’aim, Baghawy, Ibnu Abi Ad-Dun-ya, Baihaqi, Ibnul Mubarak, dan Abu Syaikh)

&

Pakaian dan Perhiasan

21 Nov

·  Pakaian

  • Etika berpakaian
    • Menutup aurat dengan pakaian: 7:26
  • Pakaian wanita
    • Wanita memanjangkan bajunya: 24:31, 33:59
    • Tabarruj (menampakkan kecantikan dan perhiasan)
      • Wanita yang keluar rumah dengan perhiasannya: 24:60
      • Menampakkan perhiasan di depan muhrim: 24:31, 33:55
    • Hijab: 24:31, 24:60, 33:53, 33:55, 33:59
    • Menutup muka wanita: 24:31
    • Keringanan hijab terhadap orang tua: 24:60
    • Perhiasan pada pakaian wanita: 24:31

·  Perhiasan

  • Perhiasan yang dilarang
    • Tato dan orang yang membuat tato: 4:119
    • Menyambung rambut: 4:119
    • Meperbaiki gigi agar tampak lebih cantik: 4:119
  • Permainan dan hiburan
    • Bermain judi
      • Hukum Berjudi: 2:219, 5:90, 5:91
      • Kerusakan akibat berjudi: 5:91
    • Hiburan dengan nyanyian: 17:64, 53:61