Tag Archives: pertama

Orang yang Pertama-tama Dibakar Dalam Neraka

28 Jan

At-Tadzkirah; Bekal Menghadapi Kehidupan Abadi;
Imam Syamsuddin al-Qurthubi

Menurut riwayat Muslim dari Abu Hurairah ra. dia berkata, saya mendengar Rasulullah saw. bersabda:

“Sesungguhnya orang yang pertama-tama diputuskan perkaranya pada hari kiamat adalah orang yang [nampaknya] mati syahid. Allah memberitahu orang itu nikmat-nikmat yang telah Dia berikan kepadanya, dan orang itu pun mengakuinya.

‘Kalau begitu, apa yang telah kamu lakukan dengan nikmat-nikmat itu?’ tanya Allah kepadanya. Dia menjawab, ‘Hamba telah berperang di jalan-Mu, sehingga hamba mati syahid.’
‘Bohong kamu,’ kata Allah, ‘tetapi kamu berperang supaya dikatakan: Fulan pemberani, dan itu telah dikatakan orang.’ Maka diperintahkanlah supaya dia diseret pada wajahnya, lalu dileparkan ke neraka.

Lalu, orang yang belajar ilmu dan mengajarkannya, serta membaca al-Qur’an. Allah memberitahu dia nikmat-nikmat yang telah Dia berikan kepadanya, dan orang itu mengakuinya. Maka Allah bertanya, ‘Kalau begitu, apa yang telah kamu lakukan dengan nikmat-nikmat itu?’
Orang itu menjawab, ‘Hamba telah belajar ilmu dan mengajarkannya, serta membaca al-Qur’an karena-Mu.’

‘Bohong kamu,’ kata Allah, ‘tetapi kamu belajar supaya dikatakan alim, dan kamu membaca al-Qur’an supaya disebut qari’, dan itu telah dikatakan orang.’ Maka diperintahkanlah supaya dia diseret pada wajahnya, lalu dilemparkan ke dalam neraka.

Lalu, orang yang telah dilapangkan Allah rezekinya, dan Dia beri berbagai macam harta. Orang itu didatangkan, lalu Allah memberitahu dia nikmat-nikmat yang telah Dia berikan kepadanya, dan orang itu mengakuinya. Maka Allah bertanya, ‘Kalau begitu, apa yang telah kamu lakukan dengan nikmat-nikmat itu?’
Orang itu berkata, ‘Hamba tidak membiarkan satu jalan pun, yang Engkau ingin supaya diberi nafkah, melainkan hamba memberinya nafkah.’
‘Bohong kamu,’ kata Allah, ‘tetapi kamu melakukan demikian supaya dikatakan dermawan, dan itu telah dikatakan orang.’ Maka diperintahkanlah supaya orang itu diseret pada wajahnya, lalu dilemparkan ke dalam neraka.’” (HR Muslim)

Hadits yang semakna dengan ini, telah diriwayatkan pula oleh Abu Isa at-Timidzi, dimana pada akhirnya Abu Hurairah mengatakan, “Kemudian Rasulullah saw. memukul lututku seraya bersabda, ‘Hai Abu Hurairah, mereka bertiga itu adalah makhluk Allah yang pertama-tama dibakar dalam neraka pada hari kiamat.’”

&

Do’a apabila melihat permulaan buah

4 Jan

Kumpulan Doa dalam Al-Qur’an dan Hadits;
Said bin Ali Al-Qahthani

doa apabila melihat permulaan buah

Ayat Al-Qur’an yang Pertama Kali Turun (1)

6 Mei

‘Ulumul Qur’an; Ilmu-ilmu al-Qur’an; Mannaa’ Khalil al-Qattaan

Ungkapan bahwa Rasulullah saw. menerima Al-Qur’an yang diturunkan kepadanya itu mengesankan suatu kekuatan yang dipegang seseorang dalam menggambarkan segala yang turun dari tempat yang lebih tinggi. Hal itu karena tingginya kedudukan al-Qur’an dan agungnya ajaran-ajarannya yang dapat merubah perjalanan hidup umat manusia, menghubungkan langit dengan bumi, dan dunia dengan akhirat.

Pengetahuan mengenai sejarah perundang-undangan Islam dari sumber pertama dan pokok –yaitu al-Qur’an- akan memberikan kepada kita gambaran mengenai pentahapan hukum dan penyesuaiannya dengan keadaan tempat hukum itu diturunkan, tanpa adanya kontradiktif antara yang lalu dengan yang akan datang. Hal demikian memerlukan pembahasan mengenai apa yang pertama kali turun dan apa yang terakhir kali turun. Hal itu memerlukan pembahasan mengenai segala perundang-undangan ajaran-ajaran Islam, seperti makanan, minuman, peperangan dan lain sebagainya.

Pendapat yang paling shahih mengenai yang pertama kali turun ialah firman Allah:
“Bacalah dengan menyebut nama Rabb-mu yang telah menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Rabb-mu lebih Pemurah. Yang mengajarkan manusia dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.” (al-‘Alaq: 1-5)

Pendapat ini didasarkan kepada suatu hadits yang diriwayatkan oleh dua syaikh ahli hadits dan yang lainnya, dari ‘Aisyah ra. yang mengatakan: “Sesungguhnya yang mula-mula terjadi bagi Rasulullah saw. adalah mimpi yang benar di waktu tidur. Dia melihat dalam mimpi itu datangnya bagaikan terangnya pagi hari. Kemudian beliau suka menyendiri. Beliau pergi ke gua Hira untuk beribadah beberapa malam. Untuk itu beliau membawa bekal. Kemudian beliau pulang ke Khadijah ra. maka Khadijah pun membekalinya dengan bekal seperti terdahulu.
Di gua Hira beliau dikejutkan oleh suatu kebenaran. Seorang malaikat datang kepadanya dan mengatakan: “Bacalah.” Rasulullah menceritakan: maka akupun menjawab: “Aku tidak pandai membaca.” Malaikat itu kemudian memelukku sehingga aku merasa amat payah. Lalu aku dilepaskan, dan dia berkata lagi: “Bacalah.” Maka akupun menjawab: “Aku tidak pandai membaca.” Lalu ia merangkulku yang kedua kali sampai aku kepayahan. Kemudian ia melepaskan lagi dan berkata: “Bacalah.” Aku menjawab: “Aku tidak pandai membaca.” Maka ia merangkulku yang ketiga kalinya sehingga aku kepayahan, kemudian dia berkata: “Bacalah dengan menyebut nama Rabb-mu yang telah menciptakan….” sampai dengan “apa yang tidak diketahuinya.” (Hadits)

Dikatakan pula bahwa yang pertama kali turun adalah firman Allah: Yaa ayyuHal muddatstsir (wahai orang yang berselimut), ini didasarkan pada hadits: Dari Abu Salamah bin Abdurrahman, ia berkata: Aku telah bertanya kepada Jabir bin Abdullah: “Yang manakah di antara al-Qur’an itu yang turun pertama kali?” dia menjawab: “Yaa ayyuHal muddtatstsir.” Aku bertanya lagi: “Ataukah iqra’ bismirabbik?” Ia menjawab: “Aku katakan kepadamu apa yang dikatakan Rasulullah saw. kepada kami: “Sesungguhnya aku berdiam diri di gua Hira. Maka ketika habis masa diamku, lalu aku turun dan aku telusuri lembah. Aku lihat ke muka, ke belakang, ke kanan dan ke kiri. Lalu aku melihat ke langit, tiba-tiba aku melihat Jibril yang amat menakutkan. Maka aku pulang ke Khadijah. Khadijah memerintahkan mereka untuk menyelimuti aku. Mereka pun menyelimuti aku. Lalu Allah menurunkan: “Wahai orang yang berselimut. Bangkitlah, lalu berilah peringatan.”

Mengenai hadits Jabir ini dapatlah dijelaskan bahwa pertanyaan itu mengenai surah yang diturunkan secara penuh. Jabir menjelaskan bahwa surah Muddatstsir-lah yang diturunkan secara penuh sebelum surah Iqra’ selesai diturunkan, karena yang turun pertama sekali dari surah Iqra’ hanyalah permulaannya saja. hal yang demikian itu juga diperkuat oleh hadits Abu Salamah dari Jabir yang terdapat dalam shahih Bukhari dan Muslim. Jabir berkata: “Aku telah mendengar Rasulullah saw. ketika ia berbicara mengenai terputusnya wahyu, maka katanya dalam pembicaraan itu: ‘Ketika aku berjalan, aku mendengar suara dari langit. Lalu aku angkat kepalaku, tiba-tiba aku melihat malaikat yang mendatangi aku di gua Hira itu duduk di atas kursi antara langit dan bumi, lalu aku pulang dan aku katakan: Selimuti aku! Mereka pun menyelimuti aku. Lalu Allah menurunkan: Yaa ayyuHal muddatstsir.’”

Hadits itu menunjukkan bahwa kisah tersebut lebih kemudian daripada kisah di gua Hira, atau Muddatstsir itu adalah surah pertama yang diturunkan setelah terhentinya wahyu. Jabir telah mengeluarkan yang demikian itu dengan ijtihadnya, akan tetapi riwayat Aisyah lebih mendahuluinya. Dengan demikian, maka ayat al-Qur’an yang pertama kali turun secara mutlak ialah “iqra’” dan surah pertama kali yang diturunkan setelah terhentinya wahyu ialah “Yaa ayyuHal muddatstsir.” Dan surah pertama kali yang turun untuk risalah ialah “Yaa ayyuHal muddatstsir” dan untuk kenabiannya adalah “iqra’”.

Dikatakan pula bahwa yang pertama kali turun adalah surah al-Fatihah. Mungkin yang dimanksud adalah surah yang pertama kali turun secara lengkap.

Disebutkan juga bahwa yang pertama kali turun adalah “bismillaaHir rahmaanir rahiim”. Karena bismillaaH itu turun mendahului setiap surah. Dalil-dalil kedua pendapat di atas hadits-hadits mursal. Pendapat pertama didukung oleh hadits Aisyah itulah pendapat yang kuat dan masyhur.
(bersambung ke bagian 2)