Sifat Tenda Neraka
Neraka, Kengerian dan Siksaannya; Berita Akhirat; Mahir Ahmad Ash-Shufiy
“…. Sesungguhnya Kami telah sediakan bagi orang orang zalim itu neraka, yang gejolaknya mengepung mereka. dan jika mereka meminta minum, niscaya mereka akan diberi minum dengan air seperti besi yang mendidih yang menghanguskan muka. Itulah minuman yang paling buruk dan tempat istirahat yang paling jelek.” (al-Kahfi: 29)
Menurut az-Zajjaj [secara bahasa] suradiq adalah setiap yang melingkupi atau mengepung sesuatu, seperti sobekan kain panjang yang menjadi pembatas kemah atau dinding yang melingkupi sesuatu. Sedangkan menurut Ibnu Qutaibah, ayat [“Yang gejolaknya mengepung mereka”] ditafsirkan bahwa mereka dikepung oleh siksaan, seperti tenda atau kemah yang melingkupi mereka.
Dari Abu Sa’id al-Khudri ra. bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Tenda neraka itu terdiri atas empat dinding yang tebal, setiap dinding jaraknya sejauh perjalanan empat puluh tahun.” (HR at-Turmudzi)
Kepungan tenda atas orang-orang dhalim, kafir dan musyrik di sini serupa dengan pintu neraka yang tertutup rapat atas mereka, sebagaimana ayat sebelumnya. Serupa pula dengan perkataan orang yang mengatakan bahwa tenda itu adalah dinding yang tidak berpintu.
Ketika gejolak api neraka itu telah mengepung mereka dan mereka berasa bimbang, susah dan sedih karena nyala apinya sangat dahsyat, Allah swt berfirman, “Jika mereka meminta pertolongan [minum], mereka akan diberi air seperti besi yang mendidih yang menghanguskan wajah.”
Yang demikian itu karena neraka terkepung oleh dinding-dindingnya sehingga nyala dan gejolak apinya makin bertambah kuat.
Dalam ensiklopedi al-Qur’an, penulisnya menafsirkan bahwa Allah swt telah menyediakan neraka bagi orang-orang dhalim dan kafir. Mereka dikepung dari setiap sisi, seperti kemah atau tenda yang memayungi siapa saja yang berada di bawahnya.
Jika mereka meminta air minum, mereka akan diberi air, seperti endapan minyak atau sesuatu yang meleleh dari hasil tambang, seperti tembaga dan kuningan yang dapat menghanguskan wajah-wajah mereka karena panasnya. Itulah sejelek-jelek minuman dan neraka merupakan sejelek-jelek tempat tinggal.
Dalam tafsir Ibnu Katsir disebutkan bahwa yang dimaksud dengan “yang gejolaknya mengepung mereka” adalah neraka itu mempunyai pagar-pagar yang mengelilingi mereka. sedangkan menurut hadits dari Abu Sa’id al-Khudri ra. bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Tenda [pembatas] neraka itu terdiri atas empat dinding. Ketebalan setiap dindingnya sejauh jarak perjalanan selama empat puluh tahun.” (HR Ahmad dan Turmudzi). Adapun menurut Ibnu Abbas, maksud dari ayat itu bahwa neraka mempunyai empat dinding dari api.
Menurut ash-Shabuni yang dimaksud ayat “Sesungguhnya Kami telah menyediakan bagi orang-orang dhalim neraka, yang gejolaknya mengepung mereka” ini bahwa Allah swt menyediakan api yang menyala-nyala bagi orang-orang yang kafir terhadap-Nya dan rasul-Nya. Api itu dikelilingi oleh pagar-pagar sehingga mengepung mereka, sebagaimana pagar dengan tali-talinya yang kuat.
Berdasarkan semua tafsir di atas, jelaslah bahwa orang-orang yang kafir dan musyrik sedang menunggu berbagai siksaan atau adzab yang menghinakan mereka dari para malaikat yang kejam dan keras, yang tidak pernah berbuat maksiat kepada Allah swt. Allah swt menghinakan orang-orang kafir dan musyrik tersebut dalam berbagai bentuk dan wajah. Dialah yang lebih mengetahui segalanya.
Mereka itulah orang-orang yang mereka-reka untuk membohongi Allah swt. dan rasul-Nya, memusuhi orang-orang yang beriman, dan menyakiti mereka dengan siksaan yang kejam. Hal ini mereka lakukan sepanjang sejarah risalah Allah swt yang diberikan kepada para Rasul-Nya. Allah swt telah bersumpah [di dalam banyak ayat al-Qu’ran] untuk memasukkan mereka ke dalam neraka jahanam dengan merangkak di atas kedua lutut. Tidak hanya itu, bahkan Allah juga akan mengumpulkan mereka bersama setan.
Kata “suradiq” yang disebutkan dalam ayat “ahaatha biHim suraadiquHaa” hanyalah jenis atau bentuk dari beberapa siksaan yang ada di neraka, yang dikhususkan bagi orang-orang yang kafir yang kasar, memaksakan kehendaknya di dunia, dan tidak mengindahkan ketentuan-ketentuan Allah swt. Mereka juga tidak memberikan hak akal dan fikiran mereka untuk merenungkan ciptaan Allah swt. Mereka juga bersekutu dengan setan untuk menolak dan mengingkari ayat-ayat Allah. Dengan demikian, sifat yang terlihat pada mereka hanyalah kejahatan karena mereka sangat memusuhi Allah swt.
&