Arsip | 15.18

Berharap Kepada Allah (1)

30 Apr

Riyadhush shalihin; Imam nawawi; al-Qur’an-Hadits

Firman Allah: “Katakanlah, “Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap dirinya sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (az-Zummar; 53)

Firman Allah: “Dan Kami tidak menjatuhkan azab (yang demikian itu) melainkan hanya kepada orang-orang yang sangat kafir.” (Saba’: 17)

Firman Allah: “Sesungguhnya telah diwahyukan kepada kami bahwa siksa itu (ditimpakan) atas orang-orang yang mendustakan dan berpaling.” (Thaha: 48)

Firman Allah: “Dan rahmat-Ku meliputi segala sesuatu.” (al-A’raaf: 156)

Dari ‘Ubadah bin Shamit ra. ia berkata: Rasulullah saw. bersabda: “Siapa saja yang bersaksi, bahwa tidak ada tuhan selain Allah Yang Maha Esa dan tidak menyekutukannya, dan sesungguhnya Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya, dan bahwa Isa adalah hamba dan utusan –Nya serta bukti kekuasaannya yang diberikan kepada Maryam dan ruh daripada-Nya; serta bersaksi bahwa Surg dan neraka itu itu adalah haq (benar-benar ada) maka Allah akan memasukkannya ke dalam surga sesuai dengan amal perbuatannya.” (HR Bukhari dan Muslim)

Dalam riwayat Muslim dikatakan: “Siapa saja yang bersaksi bahwa tidak ada tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah, maka Allah mengharamkannya dari api neraka.”

Dari Abu Dzar ra. ia berkata: Rasulullah saw. bersabda: “Allah ‘Azza wa Jalla berfirman: Siapa saja yang mengerjakan satu kebaikan, ia akan dibalas dengan sepuluh kali lipat atau lebih. Dan siapa saja yang mengerjakan satu kejahatan, ia akan dibalas dengan satu kejahatan atau Aku mengampuninya. Siapa saja yang mendekat kepada-Ku sejengkal, maka aku mendekat kepadanya sehasta. Siapa saja yang mendekat kepada-Ku sehasta, maka Aku mendekat kepadanya sedepa. Siapa saja yang datang kepadaku dengan berjalan, maka aku datang kepadanya dengan berlari. Dan siapa saja yang menghadap kepadaku dengan membawa dosa seisi bumi banyaknya, sedangkan ia tidak menyekutukan Aku dengan sesuatupun, maka aku akan menerimanya dengan ampunan sebanyak isi bumi juga.” (HR Muslim)

Dari Jabir ra. ia berkata: Seorang Badui datang kepada Nabi saw. dan bertanya: “Apakah dua hal yang sudah pasti itu?” Beliau menjawab: “Siapa saja meninggal dunia sedangkan ia tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu, maka ia masuk surga. Dan siapa saja yang meninggal dunia sedangkan ia menyekutukan Allah dengan sesuatu, maka ia masuk neraka.” (HR Muslim)

Dari Anas ra. ia berkata: Ketika Nabi saw. bepergian, ditemani Mu’adz beliau memanggil: “Wahai Mu’adz.” Ia menjawab: “Ya, ada apa ya Rasulallah?” Beliau memanggil lagi: “Wahai Mu’adz.” Ia menjawab: “Ya, ada apa ya Raasulallah?” Beliau memanggil lagi: “Wahai Mu’adz.” Ia menjawab: “Ya, ada apa ya Raasulallah?” Ini adalah panggilan yang ketiga kalinya. Kemudian beliau bersabda: “Seorang hamba yang bersaksi, bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya, dengan sebenar-benar keluar dari lubuk hati, Allah pasti mengharamkan dirinya dari api neraka.” kemudian Mu’adz bertanya: “Wahai Rasulallah, apakah saya diperbolehkan memberitahukan hal ini kepada orang banyak supaya mereka gembira?” beliau bersabda: “Kalau mereka mengetahui, mungkin akan sembrono.”Tatkala Mu’adz akan meninggal ia memberitahukan hal itu karena takut berdosa.” (HR Bukhari dan Muslim)

Dari Abu Hurairah ra. atau Abu Sa’id al-Khudriy, ia berkata: ketika perang Tabuk, para shahabat menderita kelaparan. Maka mereka berkata: “Wahai Rasulallah, andaikan engkau mengizinkan, kami akan menyembelih binatang kami untuk dimakan, sehingga dapat menambah kekuatan kami.” Rasulullah saw. bersabda: “Laksanakanlah.” Kemudian Umar ra. datang dan berkata: “Wahai Rasulallah, andaikan engkau memberi izin mereka, maka kendaraan kita tinggal sedikit, tetapi perintahkanlah mereka yang masih mempunyai sisa-sisa bekal makanan, untuk mengumpulkannya kemudian berdoalah kepada Allah agar sisa bekal makanan itu membawa berkah bagi mereka. Dengan demikian semoga Allah memberi keberkahan terhadap sisa bekal makanan itu bagi mereka.” Rasulullah saw. bersabda: “Ya, benar.”
Kemudian beliau menghamparkan kain dan menyeru kepada orang-orang yang masih mempunyai sisa bekal makanan untuk mengumpulkan pada kain itu. Ada seseorang yang menyerahkan segenggam jagung, ada yang menyerahkan segenggam kurma dan ada juga yang menyerahkan segenggam kurma dan ada pula yang menyerahkan sepotong roti, sehingga terkumpul sisa-sisa bekal makanan yang sedikit itu.
Kemudian Rasulullah berdoa agar sisa-sisa makanan yang sedikit itu diberi berkah. Sesudah itu beliau bersabda: “Ambillah dengan membawa bejana (wadah) kalian masing-masing.” Maka mereka membawa bejana dan diisi dengan makanan dari kain yang terhampar itu sampai akhirnya semua bejana mereka penuh dan makan dengan kenyang, bahkan pada kain itu masih tersisa makanan. Kemudian Rasulullah saw. bersabda: “Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan aku adalah utusan-Nya. Tidak ada seorang hamba pun yang merasa bimbang terhalang dari surga, ketika menghadap kepada Allah dengan dua kalimat ini.” (HR Muslim)

Dari Abu Hurairah ra. ia berkata: Rasulullah saw. bersabda: “Tatkala Allah menciptakan makhluk, Ia menulis pada suatu kitab. Kitab itu berada di sisi-Nya di atas ‘Arsy, bertulis: “Sesungguhnya rahmat-Ku mengalahkan murka-Ku.” (HR Bukhari dan Muslim)

Takut Kepada Allah (2)

30 Apr

Riyadhush Shalihin; Imam Nawawi; al-Qur’an – Hadits

Dari al-Miqdad ra. ia berkata: Saya mendengar Rasulullah saw. bersabda: “Pada hari kiamat matahari didekatkan kepada para makhluk, sehingga jaraknya kira-kira hanya satu mil.” Sulaim bin ‘Amir yang meriwayatkan dari al-Miqdad, berkata: “Demi Allah, saya tidak mengerti yang dimaksud oleh Rasulullah dengan mil itu; apakah ukuran jarak pada perjalanan ataukah mil yang biasa dipakai untuk mencelaki mata.” Rasulullah saw. bersabda: “Manusia tenggelam dalam keringat sesuai dengan amal perbuatannya. Di antara mereka ada yang terbenam sebatas kedua mata kakinya, sebatas pusarnya, dan ada pula yang terbenam sampai pada mulutnya.” Rasulullah saw. memberikan isyarat dengan tangan ke arah mulut beliau.” (HR Muslim)

Dari abu Hurairah ra. ia berkata: Rasulullah saw. bersabda: “Pada hari kiamat manusia akan berkeringat, sehingga setinggi tujuh puluh hasta, dan mereka akan tenggelam dalam lautan keringat, sehigga ada yang mencapai telinga mereka.” (HR Bukhari dan Muslim)

Dari Abu Hurairah ra. ia berkata: Kami bersama-sama Rasulullah saw. tiba-tiba terdengar suara gemuruh. Beliau bertanya: “Apakah kamu tahu, bunyi apakah ini?” kami menjawab: “Allah dan Rasul-Nya lah yang lebih tahu.” Beliau bersabda: “Ini adalah suara batu yang dilemparkan ke dalam neraka sejak tujuh puluh tahun. Batu itu sekarang baru sampai ke dasar neraka, maka kalian mendengar suara gemuruhnya.” (HR Muslim)

Dari ‘Adiy bin Hatim ra. ia berkata: Rasulullah saw. bersabda: “Seseorang di antara kalian akan berbicara langsung dengan Tuhannya, padahal di antara dia dengan Tuhannya tidak ada juru bahasa, kemudian ia melihat ke kanan, tiada terlihat kecuali amal yang pernah diperbuatnya, ia melihat ke kiri tiada terlihat kecuali amal yang diperbuatnya, dan ia melihat ke depan tiada yang terlihat kecuali api yang tepat di depannya. Maka takutlah kalian terhadap neraka walaupun hanya bersedekah dengan separuh kurma.” (HR Bukhari dan Muslim)

Dari Abu Dzarr ra. ia berkata: Rasulullah saw. bersabda: “Sesungguhnya aku takut melihat apa yang tidak kamu lihat. Langit itu berkeriut-keriut; di situ tidak ada tempat untuk bisa menyisipkan empat jari-jari melainkan ada malaikat yang meletakkan dahinya untuk bersujud kepada Allah Ta’ala. Demi Allah, seandainya kalian mengetahui apa yang aku ketahui, niscaya kalian akan sedikit sekali tertawa dan pasti akan banyak menangis, dan kamu tidak akan bersuka ria dengan istrimu di perduan. Bahkan kalian akan keluar ke tempat-tempat yang ramai untuk memohon pertolongan kepada Allah Ta’ala.” (HR Tirmidzi)

Dari Abu Barzah Nadlah bin ‘Ubaid al-Aslamiy ra. ia berkata: Rasulullah saw. bersabda: “Kedua kaki seseorang tidak akan bergerak, sebelum ditanya tentang umurnya, untuk apa ia habiskan. Tentang ilmunya untuk apa ia pergunakan. Tentang hartanya darimana ia peroleh dan untuk apa ia belanjakan. Dan tentang badannya, untuk apa ia rusakkan.” (HR Tirmidzi)

Dari Abu Hurairah ra. ia berkata: Rasulullah saw. membaca ayat: yauma-idzin tuhadditsu akhbaaraHaa (“Pada hari itu bumi menceritakan beritanya.”) Kemudian beliau bertanya: “Tahukah kalian, apa yang diberitakan oleh bumi?” Para shahabat menjawab: “Allah dan Rasul-Nya yang lebih tahu.” Beliau bersabda: “Sesungguhnya berita bumi, adalah bumi menjadi saksi terhadap terhadap semua perbuatan manusia, baik laki-laki maupun perempuan, yang mereka perbuatan di atasnya. Bumi ini akan berkata: “Ia telah berbuat begini dan begitu pada hari ini dan hari itu.” Inilah yang diberitakan oleh bumi.” (HR Tirmidzi)

Dari Abu Sa’id al-Khudriy ra. ia berkata: Rasulullah saw. bersabda: “Bagaimana aku bisa bersenang-senang padahal malaikat meniup sangkakala telah memasukkan ke dalam mulut dan ia hanya menunggu ijin, kapan ia diperintah untuk meniup sangkakalanya.” Berita ini terasa berat sekali oleh para shahabat, kemudian beliau bersabda: “Ucapkanlah: hasbunallaaHu wa ni’mal wakiil (Allah yang mencukupi kami dan Ia sebaik-baik yang menjamin.)”

Dari Abu Hurairah ra. ia berkata: Rasulullah saw. bersabda: “Siapa saja yang takut, ia harus berangkat lebih pagi, dan siapa saja yang berangkat lebih pagi, ia pasti akan lebih cepat sampai pada tempat tujuan. Ingatlah bahwa dangangan Allah itu mahal. Ingatlah dagangan Allah itu surga.” (HR Tirmidzi)

Dari ‘Aisyah ia berkata: Saya mendengar Rasulullah saw. bersabda: “Manusia akan dikumpulkan nanti pada hari kiamat dalam kedadaan tidak beralas kaki dan telanjang bulat.” Saya bertanya: “Wahai Rasulallah, waktu itu laki-laki dan perempuan berkumpul, mereka dapat saling memandang kepada yang lain?” Beliau menjawab: “Wahai ‘Aisyah, pada saat itu urusannya sangat berat, sehingga mereka tidak sempat memperhatikan hal-hal demikian itu.” (HR Bukhari dan Muslim)
Dalam riwayat lain dikatakan: “Urusan pada saat itu lebih penting daripada saling pandang di antara mereka.”

Takut Kepada Allah (1)

30 Apr

Riyadhush Shalihin; Imam Nawawi; al-Qur’an – Hadits

Firman Allah: “Dan hanya kepada-Ku lah kamu harus takut (tunduk).” (Al-Baqarah: 40)

Firman Allah: “Sesungguhnya azab Tuhan-mu benar-benar keras.” (al-Buruuj: 12)

Firman Allah: “Dan Begitulah azab Tuhanmu, apabila Dia mengazab penduduk negeri-negeri yang berbuat zalim. Sesungguhnya azab-Nya itu adalah sangat pedih lagi keras. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat pelajaran bagi orang-orang yang takut kepada azab akhirat. hari kiamat itu adalah suatu hari yang semua manusia dikumpulkan untuk (menghadapi) nya, dan hari itu adalah suatu hari yang disaksikan (oleh segala makhluk). dan Kami Tiadalah mengundurkannya, melainkan sampai waktu yang tertentu. di kala datang hari itu, tidak ada seorangun yang berbicara, melainkan dengan izin-Nya; Maka di antara mereka ada yang celaka dan ada yang berbahagia. Adapun orang-orang yang celaka, Maka (tempatnya) di dalam neraka, di dalamnya mereka mengeluarkan dan menarik nafas (dengan merintih),” (Huud: 106)

Firman Allah: “Dan Allah memperingatkan kamu terhadap diri (siksa)Nya.” (Ali Imraan: 28)

Firman Allah: “Pada hari ketika manusia lari dari saudaranya, dari ibu dan bapaknya, dari istri dan anak-anaknya. Setiap orang dari mereka pada hari itu mempunyai urusan yang cukup menyibukkannya.” (Abasa: 34-37)

Firman Allah: “Hai manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu; Sesungguhnya kegoncangan hari kiamat itu adalah suatu kejadian yang sangat besar (dahsyat). (ingatlah) pada hari (ketika) kamu melihat kegoncangan itu, lalailah semua wanita yang menyusui anaknya dari anak yang disusuinya dan gugurlah kandungan segala wanita yang hamil, dan kamu Lihat manusia dalam Keadaan mabuk, Padahal sebenarnya mereka tidak mabuk, akan tetapi azab Allah itu sangat kerasnya.” (al-Hajj: 1-2)

Allah berfirman: “Dan bagi orang yang takut akan saat menghadap Rabb-nya ada dua surga.” (ar-Rahman: 46)

Allah berfirman: “dan sebahagian mereka menghadap kepada sebahagian yang lain saling tanya-menanya. Mereka berkata: “Sesungguhnya Kami dahulu, sewaktu berada di tengah-tengah keluarga Kami merasa takut (akan diazab)” Maka Allah memberikan karunia kepada Kami dan memelihara Kami dari azab neraka. Sesungguhnya Kami dahulu menyembah-Nya. Sesungguhnya Dia-lah yang melimpahkan kebaikan lagi Maha Penyayang.” (ath-Thuur: 25-28)

Dari Ibnu Mas’ud ia bercerita: Rasulullah saw. yang selalu benar dan dipercaya itu, bercerita kepada kami: bahwa tiap-tiap manusia itu terkumpul penciptaannya dalam perut ibu selama empat puluh hari berupa air mani, kemudian berupa gumpalan darah selama empat puluh hari, kemudian berupa daging selama empat puluh hari, lalu diutuslah malaikat dan meniupkan roh ke dalamnya serta diperintah pula untuk mencatat empat kalimat, yaitu mencatat tentang rizky, ajal, amal perbuatan dan tentang celaka dan bahagianya. Demi Dzat yang tiada tuhan selain Dia, sesungguhnya salah seorang di antara kamu beramal dengan amalnya ahli surga, sehingga jarak dia dengan surga hanya sehasta, namun karena ia telah tercatat sebagai ahli neraka, maka tiba-tiba ia melakukan amalan amalan ahli neraka, sampai akhirnya ia masuk neraka. Dan salah seorang di antara kamu sekalian beramal dengan amalnya ahli neraka, sehingga sehingga jarak antara dia dengan neraka hanya sehasta, tetapi karena ia telah tercatat sebagai ahli surga, maka tiba-tiba dia melakukan amalah ahli surga sampai akhirnya dia masuk surga.” (HR Bukhari dan Muslim)

Dari Ibnu Mas’ud ra. ia berkata: Rasulullah saw. bersabda: “Pada hari kiamat neraka jahanam akan dibentangkan dengan tujuh puluh ribu kendali, tiap-tiap kendali ditarik oleh tujuh puluh ribu malaikat.” (HR Muslim)

Dari Nu’man bin Basyir ra. ia berkata: Saya mendengar Rasulullah saw. bersabda: “Sesungguhnya seringan-ringannya siksa ahli neraka pada hari kiamat, ialah seseorang yang di bawah kedua tumitnya diletakkan dua bara api yang dapat mendidihkan otaknya. Sedangkan ia berpendapat bahwa tidak ada seorangpun yang lebih berat siksaannya daripada itu, padahal itu adalah siksaan yang paling ringan bagi ahli neraka.” (HR Bukhari dan Muslim)

Dari Samurah bin Jundub ra. ia berkata: Nabi saw. bersabda: “Di antara ahli neraka ada yang disiksa dengan api sebatas pada kedua mata kakinya, sebatas kedua lututnya, sebatas pusarnya, dan ada pula yang disiksa dengan api sebatas bahunya.” (HR Muslim)

Dari Ibnu Umar ra. ia berkata: Rasulullah saw. bersabda: “Di kala manusia berdiri, menunggu panggilan tuhan semesta alam, ada salah seorang di antara mereka yang terbenam dalam keringatnya sampai pada kedua daun telinganya.” (HR Bukhari dan Muslim)

Dari Anas ra. ia berkata: Rasulullah saw. pernah berkhutbah, dan saya belum pernah mendengar khutbah yang seperti itu. Beliau bersabda: “Seandainya kamu mengetahui apa yang aku ketahui, niscaya kalian akan sedikit sekali tertawa dan pasti akan banyak menangis.” Kemudian para sahabat Rasulullah saw. menutup wajah mereka sambil menangis terisak-isak. (HR Bukhari dan Muslim)

Menghukumi Menurut Dhahirnya

30 Apr

Riyadhush Shalihin; Imam Nawawi; Al-Qur’an dan Hadits

Allah berfirman: “Jika mereka bertobat dan mendirikan shalat serta menunaikan zakat, maka berilah kebebasan kepada mereka untuk berjalan.” (at-Taubah: 5)

Dari Umar ra. ia berkata: Rasulullah saw. bersabda: “Aku diperintahkan untuk memerangi manusia, sehingga mereka bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan Nabi Muhammad adalah utusan Allah, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat. Apabila mereka telah melaksanakan, maka terjagalah darah dan harta mereka, kecuali dalam kewajiban Islam. Adapun perhitungan mereka terserah pada Allah Ta’ala.” (HR Bukhari dan Muslim)

Dari Abdullah Thariq bin Asy-yam ra. ia berkata: saya mendengar Rasulullah saw. bersabda: “Siapa saja yang mengucapkan ‘laa ilaaHa illallaaH [tidak ada Tuhan kecuali Allah] dan ingkar terhadap yang disembah kecuali Allah, maka haramlah diganggu harta dan darahnya. Adapun perhitungannya terserah pada Allah Ta’ala.” (HR Muslim)

Dari Ma’bad al-Miqdad bin al-Aswad ra. ia berkata: Saya bertanya kepada Rasulullah saw.: “Bagaima pendapatmu seandainya saya bertemu dengan seorang kafir dan kami berperang, kemudian ia memotong salah satu tangan saya, kemudian ia menyembunyikan diri daripadaku dengan berlindung di balik pohon serta berkata: “Saya sekarang masuk Islam karena Allah.” Maka apakah boleh saya membunuhnya setelah ia mengucapkan perkataan itu wahai Rasulallah?” Beliau menjawab: “Janganlah kemu membunuhnya.” Ma’bad bertanya: “Wahai Rasulallah, ia telah memotong salah satu tangan saya, kemudian mengucapkan perkataan itu.” Jawab beliau: “Janganlah kamu membunuhnya, seandainya kamu membunuhnya, maka ia menduduki kedudukanmu sebelum kamu membunuhnya, dan kamu menduduki kedudukannya sebelum ia mengucapkan perkataan yang diucapkannya itu.” (HR Bukhari dan Muslim)

Dari Usamah bin Zaid ra. ia berkata: “Rasulullah saw. mengutus kami ke Huragah di suku Juhainah. Pada suatu pagi kami menyerbu mereka. Saya dan seorang shahabat Anshar, berpapasan dengan salah seorang di antar mereka. Ketika kami telah mengepungnya, ia mengucapkan “Laa ilaaHa illallaaH” (Tiada Tuhan selain Alla); shahabat Anshar tadi melepaskannya tetapi saya menikamnya dengan tombak sehingga terbunuh. Ketika kami sampai di Madinah, berita itu telah sampai pada Nabi saw. maka beliau memanggil saya: “Hai Usamah, kenapa kamu membunuh orang padahal ia telah mengucapkan “Laa ilaaHa illallaaH”?” Saya menjawab: “Wahai Rasulallah, sesungguhnya ia hanya berusaha menyelamatkan diri.” Beliau bersabda: “Kenapa kamu membunuh orang padahal ia telah mengucapkan “Laa ilaaHa illallaaH”?” Beliau mengulang-ulang sabdanya itu sehingga perasaan saya ingin andaikan saya baru masuk Islam hari itu.” (HR Bukhari)

Dalam riwayat lain dikatakan: Rasulullah saw. bertanya: “Apakah ia telah mengucapkan “Laa ilaaHa illallaaH” kemudian kamu membunuhnya?” Saya menjawab: “Wahai Rasulallah, sesungguhnya ia mengucapkan kalimat itu hanya karena takut pada pedang.” Beliau bertanya: “Apakah sudah kamu belah dadanya, sehingga kamu mengetahui isi hatinya, apakah ia mengucapkan kalimat itu dengan tulus atau tidak?” Beliau mengulang-ulangi pertanyaan itu, sehingga perasaan saya ingin untuk baru masuk Islam pada hari itu.”

Dari Jundub bin Abdullah ra. ia berkata: Rasulullah saw. mengutus suatu pasukan muslimin untuk memerangi pasukan musyrik. Ketika kedua pasukan itu saling berhadapan, ada seorang musyrik yang mendekati seorang muslim dan membunuhnya. Kemudian ada seorang muslim yang mencari lengahnya dan membunuhnya. Dan kami yakin bahwa orang itu adalah Usamah bin Zaid. Ketika Usamah mengangkat pedangnya orang musyrik itu mengucapkan “Laa ilaaHa illallaaH” tetapi kemudian Usamah membunuhnya. Ketika juru kabar sampai di hadapan Rasulullah saw. ia menanyakan dan menceritakan tentang jalannya peperangan, sehingga ia menceritakan tentang bagaimana orang itu bertindak. Setelah itu beliau memanggil Usamah dan bertanya: “Kenapa kamu membunuhnya?” Usamah menjawab: “Wahai Rasulallah, sesungguhnya ia sangat merugikan pasukan muslimin dan ia telah membunuh fulan dan si fulan. Ia membahayakan pasukan kita. Oleh karena itu saya bermaksud untuk menyerangnya. Tetapi ketika melihat pedang, ia mengucapkan “Laa ilaaHa illallaaH.” Rasulullah saw. bertanya: “Kamu terus membunuhnya?” Usamah menjawab: “Ya.” Beliau bersabda: “Bagaimana kamu mempertanggungjawabkan “Laa ilaaHa illallaaH” nanti apabila hari kiamat tiba?” Usamah berkata: “Wahai Rasulallah, mohonkan ampun untuk diri saya.” Beliau bersabda: “Bagaimana kamu mempertanggungjawabkan “Laa ilaaHa illallaaH” nanti apabila hari kiamat tiba?” beliau tidak bersabda apa-apa selain hanya: “Bagaimana kamu mempertanggungjawabkan “Laa ilaaHa illallaaH” nanti apabila hari kiamat tiba?” (HR Muslim)

Dari Abdullah bin Utbah bin Mas’ud, ia berkata: “Saya mendengar Umar bin Khaththab ra. berkata: “Sesungguhnya manusia pada masa Rasulullah saw. itu diberi keputusan dengan petunjuk wahyu, dan sekarang wahyu itu telah terhenti. Oleh karena itu, sekarang kami memberi keputusan kepada kalian sesuai dengan perbuatan yang nampak bagi kami. Maka siapa saja yang nampa berbuat baik kepada kami niscaya kami mempercayai dan mendekatinya dan kami tidak perlu mempermasalahkan urusan batin. Allah lah yang memperhitungkan masalah batinnya. Dan siapa saja yang nampak berbuat jahat kepada kami niscaya kami tidak mempercayai dan membenarkannya walaupun ia mengatakan bahwa batinnya (niat)nya baik.” (HR Bukhari)