Ranjang Neraka, Tempat Tidur dan Naungannya

23 Jan

Neraka, Kengerian dan Siksaannya;
Berita Akhirat; Mahir Ahmad Ash-Shufiy

Allah swt. menjadikan ranjang dari api bagi penghuni neraka yang terdiri dari orang-orang kafir, musyrik, dan munafik. Selain itu, Allah swt menjadikan naungan dari api di atas mereka yang asapnya sebagai penutup dan selimut. Dipan dan kelambu mereka juga terbuat dari api.

Tentang ahli surga, Allah berfirman:

“Mereka bersandar di atas permadani yang bagian dalamnya dari sutra tebal. Dan buah-buahan di kedua surga itu dapat [dipetik] dari dekat.” (ar-Rahmaan: 54)

“Mereka bersandar pada bantal-bantal yang hijau dan permadani-permadani yang indah.” (Ar-Rahmaan: 76)

“Di sana ada dipan-dipan yang ditinggikan, dan gelas-gelas yang tersedia [di dekatnya], dan bantal-bantal sandaran yang tersusun, dan permadani-permadani yang terhampar.” (al-Ghasyiyah: 13-16)

Adapun tentang naungan penghuni surga, Allah juga berfirman:

“… di sana mereka mempunyai pasangan-pasangan yang suci, dan Kami masukkan mereka ke tempat yang teduh lagi nyaman.” (an-Nisaa’: 57)

“Mereka dan pasangan-pasangannya berada dalam tempat yang teduh, bersandar di atas dipan-dipan.” (Yaasiin: 56)

“Dan naungan [pepohonan]nya dekat di atas mereka dan dimudahkan semudah-mudahnya untuk memetik [buah]nya.” (al-Insaan: 14)

Lalu Allah berfirman tentang dipan penghuni neraka, sprei dan naungannya:

“… maka pantaslah baginya neraka jahanam. Dan sungguh [jahanam itu] tempat tinggal terburuk.” (al-Baqarah: 206)

“Katakanlah [wahai Muhammad] kepada orang-orang kafir: ‘Kamu [pasti] akan dikalahkan dan digiring ke dalam neraka jahanam. Dan itulah seburuk-buruk tempat tinggal.’” (Ali Imraan: 12)

“Itu hanyalah kesenangan sementara, kemudian tempat kembali mereka adalah jahanam. [Jahanam] itu seburuk-buruk tempat kembali.” (Ali Imraan: 197)

“…. orang-orang itu mendapat hisab [perhitungan] yang buruk dan tempat kediaman mereka jahanam, dan itulah seburuk-buruk tempat kediaman.” (ar-Ra’d: 18)

“Beginilah [keadaan mereka]. Dan, sungguh, bagi orang-orang yang durhaka pasti [disediakan] tempat kembali yang buruk. [Yaitu] neraka jahanam yang mereka masuki maka itulah seburuk-buruk tempat kembali.” (Shaad: 55-56)

Adapun tentang selimut dan naungan penghuni neraka, Allah swt juga berfirman:

“Sesungguhnya orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami dan menyombongkan diri terhadapnya, sekali-kali tidak akan dibukakan bagi mereka pintu-pintu langit dan tidak (pula) mereka masuk surga, hingga unta masuk ke lubang jarum. Demikianlah Kami memberi pembalasan kepada orang-orang yang berbuat kejahatan. Mereka mempunyai tikar tidur dari api neraka dan di atas mereka ada selimut (api neraka). Demikianlah Kami memberi Balasan kepada orang-orang yang zalim,” (al-A’raaf: 40-41)

“Maka sembahlah olehmu (hai orang-orang musyrik) apa yang kamu kehendaki selain Dia. Katakanlah: ‘Sesungguhnya orang-orang yang rugi ialah orang-orang yang merugikan diri mereka sendiri dan keluarganya pada hari kiamat.’ ingatlah yang demikian itu adalah kerugian yang nyata. Bagi mereka lapisan-lapisan dari api di atas mereka dan di bawah merekapun lapisan-lapisan (dari api). Demikianlah Allah mempertakuti hamba-hamba-Nya dengan azab itu. Maka bertakwalah kepada-Ku Hai hamba-hamba-Ku.” (az-Zumar: 15-16)

Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat tersebut bahwa tempat tidur dari api itu adalah tempat tidurnya orang-orang kafir di dalam neraka. oleh karena itu Allah menyebutkan (“Dan sungguh [jahanam itu] tempat tinggal terburuk.”) hal ini disebutkan karena Allah swt Mahatahu bahwa dipan itu merupakan seburuk-buruk tempat bagi penghuni neraka.

Adapun ayat: (“Bagi mereka tikar tidur dari api neraka dan di atas mereka ada selimut [api neraka]”) merupakan ungkapan ketika mereka dikepung oleh api dari segala penjuru.

(“Di atas mereka ada lapisan-lapisan dari api dan di bawahnya juga ada lapisan-lapisan yang disediakan bagi mereka.”): mereka tidak dapat keluar dan istirahat serta lari ke sisi manapun karena di atas, bawah, kanan, dan kiri mereka terdapat api. Oleh karena itu kemanapun mereka bergerak api selalu mengepungnya. Sungguh neraka adalah perkara yang sangat besar, menakutkan, keras, dan tidak masuk akal kita [di dunia].

Bayangkan, kehidupan yang kekal dan api neraka yang mengepung orang-orang kafir dari segala sisi. Tidak ada rahmat dan tempat keluar, sedangkan azab mereka tidak mereda. Begitu pula dengan kehinaan, pukulan, rasa lapar dan dahaga, kerugian, penyesalan, tangis, air mata, dan teriakan mereka.

Oleh karena itu perhatikanlah ayat: (“Di atas mereka ada lapisan-lapisan dari api dan di bawahnya juga ada lapisan-lapisan yang disediakan bagi mereka. demikianlah Allah mengancam hamba-hamba-Nya [dengan azab itu]. ‘Wahai hamba-hamba-Ku maka bertakwalah kepada-Ku.’”)

Allah menyebutkan api, azabnya, dipannya, selimutnya, dan naungannya hanyalah untuk menakut-nakuti para hamba-Nya, termasuk siksaan dan penderitaan yang ada di dalamnya. Dalam ayat di atas disebutkan dengan jelas [mengancam], maksudnya peringatan itu harus diberikan agar manusia berhati-hati dan berfikir serta kembali ke jalan yang lurus.

Jika setelah ada peringatan itu manusia tidak kembali ke jalan-Nya, mereka itulah orang-orang yang telah hilang pendengaran dan akal fikiran mereka, sebagaimana yang difirmankan Allah tentang para penghuni neraka pada hari kiamat, yaitu ketika mereka ditanya oleh para penjaga neraka, “Apakah belum datang kepada kalian kitab dan peringatan dari Allah?”

“Dan mereka berkata, ‘Sekiranya [dahulu] kami mendengarkan atau memikirkan [peringatan itu] tentulah kami tidak termasuk penghuni neraka yang menyala-nyala.’” (al-Mulk: 10)

Mereka telah menafikan [meniadakan] pendengaran dan akal fikiran mereka sendiri karena orang yang berakal dan berfikir, pasti akan bergetar dari kekafiran dan kemaksiatan mereka sehingga kembali ke jalan Allah swt. agar memperoleh keridlaan-Nya dan surga-Nya yang kekal.

Mahabenar Allah yang telah berfirman yang artinya:

“Allah telah menurunkan Perkataan yang paling baik (yaitu) Al Quran yang serupa (mutu ayat-ayatnya) lagi berulang-ulang*, gemetar karenanya kulit orang-orang yang takut kepada Tuhannya, kemudian menjadi tenang kulit dan hati mereka di waktu mengingat Allah. Itulah petunjuk Allah, dengan kitab itu Dia menunjuki siapa yang dikehendaki-Nya. dan Barangsiapa yang disesatkan Allah, niscaya tak ada baginya seorang pemimpin pun.” (az-Zumar: 23)

*Maksud berulang-ulang di sini ialah hukum-hukum, pelajaran dan kisah-kisah itu diulang-ulang menyebutnya dalam Al Quran supaya lebih kuat pengaruhnya dan lebih meresap. sebahagian ahli tafsir mengatakan bahwa Maksudnya itu ialah bahwa ayat-ayat Al Quran itu diulang-ulang membacanya seperti tersebut dalam mukaddimah surat Al Faatihah.

&

Tinggalkan komentar