Asbabun Nuzul Surah Al-Hasyr

15 Jan

asbabun nuzul surah alqur’an

Diriwayatkan oleh al-Bukhari yang bersumber dari Ibnu ‘Abbas bahwa surat al-Anfal turun waktu perang Badr, sedangkan surah al-Hasyr turun pada waktu Perang Bani Nadlir.

1. Telah bertasbih kepada Allah apa yang ada di langit dan bumi; dan dialah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
2. Dia-lah yang mengeluarkan orang-orang kafir di antara ahli Kitab dari kampung-kampung mereka pada saat pengusiran yang pertama*. kamu tidak menyangka, bahwa mereka akan keluar dan merekapun yakin, bahwa benteng-benteng mereka dapat mempertahankan mereka dari (siksa) Allah; Maka Allah mendatangkan kepada mereka (hukuman) dari arah yang tidak mereka sangka-sangka. dan Allah melemparkan ketakutan dalam hati mereka; mereka memusnahkan rumah-rumah mereka dengan tangan mereka sendiri dan tangan orang-orang mukmin. Maka ambillah (Kejadian itu) untuk menjadi pelajaran, Hai orang-orang yang mempunyai wawasan.
3. Dan jika tidaklah Karena Allah Telah menetapkan pengusiran terhadap mereka, benar-benar Allah mengazab mereka di dunia. dan bagi mereka di akhirat azab neraka.
4. Yang demikian itu adalah Karena Sesungguhnya mereka menentang Allah dan Rasul-Nya. barangsiapa menentang Allah dan Rasul-Nya, Sesungguhnya Allah sangat keras hukuman-Nya.
5. Apa saja yang kamu tebang dari pohon kurma (milik orang-orang kafir) atau yang kamu biarkan (tumbuh) berdiri di atas pokoknya**, Maka (semua itu) adalah dengan izin Allah; dan Karena dia hendak memberikan kehinaan kepada orang-orang fasik.
(al-Hasyr: 1-5)

* yang dimaksud dengan ahli Kitab ialah orang-orang Yahudi Bani Nadhir, merekalah yang mula-mula dikumpulkan untuk diusir keluar dari Madinah.
** Maksudnya: pohon kurma milik musuh, menurut kepentingan dan siasat perang dapat ditebang atau dibiarkan tumbuh.

Diriwayatkan oleh al-Hakim, dan dishahihkannya, yang bersumber dari ‘Aisyah bahwa kira-kira enam bulan setelah perang Badr, segolongan kaum Yahudi Bani Nadlir yang bertempat tinggal dan berkebun kurma di wilayah kota Madinah, dikepung oleh Rasulullah saw.. Mereka diusir keluar Madinah, dan hanya dibolehkan membawa harta kekayaan sekedarnya yang terpikul oleh unta mereka. Merekapun tidak dibenarkan membawa senjata. Ayat ini (al-Hasyr: 1-5) turun berkenaan dengan peristiwa tersebut, yang melukiskan bahwa orang yang berkhianat akan mendapat balasannya.

Yahudi Bani Nadlir adalah kaum yang berkhianat kepada Rasulullah saw. Pada saat Rasulullah saw akan mengadakan pembicaraan tentang kaum Muslimin yang dibunuh kaum Yahudi, beliau dikhianati. Mereka menyimpan batu di atas pintu masuk supaya beliau tertimpa batu tersebut (‘Ainul Yaqin hal 71).

Diriwayatkan oleh al-Bukhari dll, yang bersumber dari Ibnu ‘Umar bahwa Rasulullah saw. pernah membakar pohon-pohon kurma Bani Nadlir dan menebang sebagiannya lagi. Ayat ini (al-Hasyr: 5) turun sebagai keterangan bahwa tindakan Rasulullah saw. bersama para sahabatnya, yang dilukiskan khusus terhadap Bani Nadlir itu, dibenarkan oleh Allah Swt.

Diriwayatkan oleh Abu Ya’la dengan sanad yang daif, yang bersumber dari Jabir bahwa Rasulullah saw. pernah memberi izin menebang pohon-pohon kurma, tapi kemudian melarangnya dengan keras. Para shahabat menghadap Rasulullah saw. dan bertanya: “Ya Rasulullah. Apakah kami ini berdosa karena telah menebang sebagian pohon kurma dan membiarkan sebagiannya lagi ?” Ayat ini (al-Hasyr: 5) turun berkenaan dengan peristiwa tersebut, yang membenarkan tindakan mereka.

Diriwayatkan oleh Ibny Ishaq yang bersumber dari Yazid bin Ruman. Diriwayatkan pula oleh Ibnu Jarir yang bersumber dari Qatadah dan Mujahid bahwa ketika Rasulullah saw. sampai ke tempat Bani Nadlir, mereka telah bersembunyi di dalam benteng. Rasulullah saw. memerintahkan menebang pohon kurma dan membakarnya (sehingga berasap). Bani Nadlir berteriak-teriak memanggil Rasulullah saw : “Hai Muhammad. Engkau telah melarang membuat kerusakan di muka bumi dan mencela orang yang membuat kerusakan, akan tetapi mengapa engkau menebang pohon kurma dan membakarnya ?” Ayat ini (al-Hasyr: 5) turun berkenaan dengan peristiwa tersebut, yang membenarkan Rasulullah dalam memusnahkan kaum fasik.

9. Dan orang-orang yang Telah menempati kota Madinah dan Telah beriman (Anshor) sebelum (kedatangan) mereka (Muhajirin), mereka (Anshor) ‘mencintai’ orang yang berhijrah kepada mereka (Muhajirin). dan mereka (Anshor) tiada menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap apa-apa yang diberikan kepada mereka (Muhajirin); dan mereka mengutamakan (orang-orang Muhajirin), atas diri mereka sendiri, sekalipun mereka dalam kesusahan. dan siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka Itulah orang orang yang beruntung
(al-Hasyr: 9)

Diriwayatkan oleh Ibnu Mundzir yang bersumber dari Yazid al-Asham bahwa kaum Anshar berkata: “Ya Rasulullah, bagi dualah tanah ini untuk kami (kaum Anshar) dan kaum Muhajirin.” Nabi saw. bersabda: “Tidak. Penuhi sajalah keperluan mereka dan bagilah buah kurmanya. Tanah ini tetap kepunyaanmu.” Mereka menjawab: “Kami ridha atas keputusan itu.” Maka turunlah ayat ini (al-Hasyr: 9) yang menggambarkan sifat-sifat kaum Anshar yang tidak mementingkan diri sendiri.

Diriwayatkan oleh al-Bukhari yang bersumber dari Abu Hurairah bahwa seorang laki-laki menghadap Rasulullah saw dan berkata: “Ya Rasulullah. Saya lapar.” Rasulullah meminta makanan kepada istri-istrinya, akan tetapi ternyata tidak ada makanan sama sekali. Kemudian Rasulullah saw bersabda: “Siapa di antara kalian yang malam ini yang bersedia memberi makan kepada tamu ini ? Mudah-mudahan Allah memberi rahmat kepadanya.” Seorang Anshar menjawab: “Saya ya Rasulullah.” Kemudian iapun pergi kepada istrinya dan berkata: “Suguhkan makanan yang ada kepada tamu Rasulullah.” Istrinya menjawab: “Demi Allah tidak ada makanan kecuali sedikit untuk anak-anak.” Suaminya berkata: “Bila mereka ingin makan, tidurkan mereka dan padamkan lampunya. Biarlah kita menahan lapar malam ini.” Istrinya melaksanakan apa yang diminta suaminya. Keesokan harinya Rasulullah saw. bersabda: “Allah kagum dan gembira karena perbuatan suami-istri itu.” Ayat ini (al-Hasyr: 9) turun berkenaan dengan peristiwa tersebut, yang melukiskan perbuatan orang yang memperhatikan kepentingan orang lain.

Diriwayatkan oleh Musaddad di dalam Musnadnya dan Ibnul Mundzir, yang bersumber dari Abul Mutawakkil an-Naji bahwa tamu Rasulullah itu bernama Tsabit bin Qais bin Syammas. Ayat ini (al-Hasyr: 9) turun berkenaan dengan peristiwa tersebut.

Diriwayatkan oleh al-Wahidi dari Muharib bin Ditsar yang bersumber dari Ibnu ‘Umar bahwa salah seorang shahabat Rasulullah saw diberi kepala kambing. Dalam hatinya shahabat itu berkata: “Mungkin orang lain lebih memerlukannya daripada aku.” Seketika itu juga kepala kambing itu dikirimkan kepada kawannya, tapi oleh kawannya dikirimkan lagi kepada yang lainnya (sampai tujuh rumah). Akhirnya kepala kambing itu kembali lagi kepada yang pertama. Ayat ini (al-Hasyr: 9) turun berkenaan dengan peristiwa tersebut, yang melukiskan bahwa setiap umat Islam selalu memperhatikan nasib sesamanya.

11. Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang munafik yang Berkata kepada Saudara-saudara mereka yang kafir*** di antara ahli kitab: “Sesungguhnya jika kamu diusir niscaya kamipun akan keluar bersamamu; dan kami selama-lamanya tidak akan patuh kepada siapapun untuk (menyusahkan) kamu, dan jika kamu diperangi pasti kami akan membantu kamu.” dan Allah menyaksikan bahwa Sesungguhnya mereka benar-benar pendusta.

***Maksudnya: Bani Nadhir.

Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim yang bersumber dari as-Suddi bahwa beberapa orang bani Quraizah masuk Islam, tetapi di antara mereka terdapat orang-orang munafik. Orang-orang munafik itu berkata kepada bani Nadlir: “Sekiranya kalian diusir, kamipun akan keluar bersamamu.” Ayat ini (al-Hasyr: 11) turun berkenaan dengan peristiwa tersebut, yang melukiskan sifat-sifat orang munafik yang selalu berdusta.

Sumber: Asbabunnuzul KHQ. Shaleh dkk

Tinggalkan komentar