Tafsir Al-Qur’an Surah Qaaf (8)

13 Mar

Tafsir Ibnu Katsir Surah Qaaf
Surat Makkiyyah; Surat ke 50: 45 ayat

 

Firman-Nya: wa minal laili fasabbihHu (“Dan bertasbihlah kamu kepada-Nya pada malam hari.”) maksudnya, kerjakanlah shalat untuk-Nya. Sebagaimana firman-Nya yang artinya: “Pada  sebagian malam hari kerjakanlah shalat tahajjud sebagai suatu ibadah tambahan bagimu. Rabbmu pasti akan mengangkatmu  ke tempat yang terpuji.” (al-Israa’: 79)

Wa adbaaras sujuud (“Dan setiap selesai shalat.”) Ibnu Abi Najih meriwayatkan dari Mujahid, dari Ibnu ‘Abbas, yaitu tasbih yang dibaca  setiap selesai shalat. Hal itu diperkuat dengan apa yang ditegaskan dalam kitab ash-Shahihain, dari Abu Hurairah, bahwasannya ia bercerita: “Orang-orang miskin dari kalangan kaum Muhajirin datang seraya berkata: ‘Ya Rasulallah, orang-orang kaya telah berjalan dengan derajat yang tinggi dan kenikmatan yang lestari [tetap], mereka mengerjakan shalat sebagaimana kami mengerjakannya, mereka juga berpuasa sebagamana kami mengerjakannya, dan mereka bersedekah sedang kami tidak dapat bersedekah, mereka memerdekakan [budak] sedang kami tidak dapat melakukannya.’ Beliau bersabda: ‘Maukah kalian aku beritahu [tentang] sesuatu yang jika kalian mau mengerjakannya, maka kalian akan dapat menyusul orang yang telah mendahului kalian, dan tidak seorangpun setelah kalian yang dapat menyusul kalian, dan kalian menjadi sebaik-baik orang di tengah-tengah mereka, kecuali orang yang beramal seperti apa yang kalian kerjakan itu, yaitu hendaklah kalian membaca  tasbih, tahmid dan takbir setelah selesai shalat sebanyak tigapuluh tiga kali.’ Kemudian mereka berkata: ‘Ya Rasulallah, saudara-saudara kami memberitahukan apa yang kami kerjakan itu kepada orang-orang kaya, sehingga mereka mengerjakan hal yang sama.’ Maka beliau bersabda: ‘Yang demikian itu adalah karunia Allah  yang diberikan kepada siapa saja yang dikehendaki-Nya.’”

Pendapat kedua menyatakan bahwa yang dimaksud dengan firman Allah Ta’ala: wa adbaaras sujuud (“Dan setiap selesai shalat”)  yaitu shalat dua rakaat setelah magrib. Hal itu telah diriwayatkan dari ‘Umar, ‘Ali serta putranya, Hasan, Ibnu ‘Abbas, Abu Hurairah, dan Abu Umamah. Hal itu juga dikemukakan oleh Mujahid, ‘Ikrimah, asy-Sya’bi, an-Nakha’i, al-Hasan, Qatadah, dan lain-lain. Imam  Ahmad meriwayatkan dari ‘Ali, ia berkata: “Rasulullah saw. senantiasa mengerjakan shalat dua rakaat setiap selesai mengerjakan shalat wajib, selain shubuh dan ‘Ashar.” ‘Abdurrahman mengatakan: “Setiap kali setelah shalat.” Demikian yang diriwayatkan oleh Abu Dawud dan an-Nasa-i, dari hadits Sufyan ats-Tsauri. wallaaHu a’lam.

tulisan arab alquran surat qaaf ayat 41-45“41. dan dengarkanlah (seruan) pada hari penyeru (malaikat) menyeru dari tempat yang dekat. 42. (yaitu) pada hari mereka mendengar teriakan dengan sebenar-benarnya Itulah hari ke luar (dari kubur). 43. Sesungguhnya Kami menghidupkan dan mematikan dan hanya kepada Kami-lah tempat kembali (semua makhluk). 44. (yaitu) pada hari bumi terbelah-belah Menampakkan mereka (lalu mereka ke luar) dengan cepat. yang demikian itu adalah pengumpulan yang mudah bagi kami. 45. Kami lebih mengetahui tentang apa yang mereka katakan, dan kamu sekali- kali bukanlah seorang pemaksa terhadap mereka. Maka beri peringatanlah dengan Al Quran orang yang takut dengan ancaman-Ku.” (Qaaf: 41-45)

Allah Ta’ala berfirman: wastami’ (“dan dengarkanlah”) hai Muhammad, yauma yunaadil munaadi mim makaaning qariib (“Pada hari penyeru [malaikat]  menyeru dari tempat yang dekat.”) Qatadah menceritakan bahwa Ka’ab  al-Ahbar  berkata: “Allah Ta’ala memerintahkan salah satu  malaikat  untuk berseru di atas batu di Baitul Maqdis: ‘Wahai sekalian tulang belulang yang hancur berantakan dan bagian-bagian yang telah terputus-putus, sesungguhnya Allah Ta’ala telah menyuruh kalian berkumpul untuk mengikuti hari perhitungan.’”

Yauma yasma’uunash shaihata bil haqqi (“[Yaitu]  pada hari mereka mendengar teriakan dengan sebenar-benarnya.”) yakni tiupan sangkakala yang benar-benar akan terjadi, yang kebanyakan dari mereka selalu meragukannya, dzaalika yaumul khuruuj (“Itulah hari keluar”) yakni dari kubur. Innaa nahnu nuhyii wa yumiitu wa ilainal mashiir (“Sesungguhnya Kami  menghidupkan dan mematikan  dan hanya kepada Kami-lah tempat kembali [semua makhluk].”) maksudnya, Dialah yang mengawali penciptaan, lalu mengembalikannya. Dan mengulangi penciptaan itu lebih mudah  daripada memulai, dan kepada-Nya seluruh makhluk akan kembali.  Yang masing-masing akan diberi balasan  sesuai dengan amalnya, jika berbuat baik maka ia akan mendapat kebaikan dan jika berbuat buruk  maka ia akan mendapatkan keburukan yang setimpal.

Dan firman Allah Ta’ala: yauma tasyaqqaqul ardlu ‘anHum  siraa’an (“Pada hari  bumi terbelah-belah menampakkan mereka [lalu mereka keluar] dengan cepat.”)  yang demikian bahwa Allah menurunkan hujan dari langit yang menumbuhkan jasad-jasad makhluk secara keseluruhan dalam kuburan mereka, sebagaimana Dia menumbuhkan biji-bijian dalam tanah dengan air. Jika jasad-jasad itu  telah sempurna, maka Allah memerintahkan Israfil agar meniup sangkakala, lalu keluarlah ruh-ruh dari lubang tiupan bertebaran antara langit dan bumi. Kemudian Allah berfirman: “Demi keperkasaan dan kemuliaan-Ku, hendaklah setiap ruh kembali kepada jasad yang dulu pernah dihuninya.” Kemudian setiap ruh itu kembali kepada jasad jasadnya masing-masing, menjalar ke seluruh tubuh seperti menjalarnya bisa di dalam tubuh orang yang dipatuk ular. Dan bumi pun terbelah untuk mengeluarkan mereka, lalu mereka berdiri menuju ke tempat penghisaban dengan cepat dan tergesa-gesa untuk memenuhi perintah Allah. muHthi’iina iladdaa’i yaquulul kaafiruuna Haadzaa yaumun ‘asir (“Mereka datang dengan cepat kepada penyeru itu. Orang-orang kafir berkata: ‘Ini adalah hari yang menyulitkan.’” (al-Qamar: 8).

Dan firman Allah: yauma yad’uukum fatastajibuuna bihamdiHi wa tadzunnuuna il labitstum illaa qaliilan (“Yaitu pada hari Dia memanggilmu, lalu kamu mematuhi-Nya sambil memuji-Nya dan kamu mengira bahwa kamu tidak berdiam [di dalam kubur] kecuali hanya sebentar saja.”) (al-Israa’: 52) dan di dalam kitab Shahih Muslim diriwayatkan dari Anas, bahwa Rasulullah bersabda: “Aku adalah orang yang pertama kali dibukakan oleh bumi.”

Firman Allah Ta’ala: dzaalika hasyrun ‘alainaa yasiir (“Yang demikian itu adalah pengumpulan yang mudah bagi Kami.”) maksudnya, pengembalian itu merupakan suatu hal yang mudah dan ringan bagi Kami. Sedang firman Allah: nahnu a’lamu bimaa yaquuluun (“Kami lebih mengetahui tentang apa yang mereka katakan.”) maksudnya, pengetahuan Kami meliputi segala apa yang dikatakan orang-orang musyrik kepadamu, yaitu berupa kedustaan. Karenanya, jangan sampai hal itu membuatmu merasa takut.

Firman Allah Ta’ala: wa maa anta ‘alaiHim bijabbaar (“Dan kamu sekali-sekali  bukanlah pemaksa terhadap mereka.”) artinya, engkau bukan orang yang memaksa mereka untuk beriman. Engkau tidak lain hanyalah seorang penyampai. Al-Farra’ berkata: “Aku pernah mendengar masyarakat Arab berkata: ‘Jabbara fulaanun fulaanan ‘alaa kadzaa.’ (Si fulan memaksa si fulan untuk melakukan ini).”

Kemudian Allah berfirman: fadzakkir  bil qur-aani may yakhaafu  wa’iid (“Maka, beri peringatanlah dengan al-Qur’an orang yang takut kepada ancaman-Ku.”) maksudnya, sampaikanlah risalah Rabbmu. Sesungguhnya hanya orang yang takut  ancaman dan mengharapkan janji Allah sajalah yang menjadikannya sebagai peringatan: innaka laa taHdii man ahbabta wa lakinnallaaHa yaHdii may yasyaa’ (“Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang dikehendaki-Nya.”)(al-Qashash: 56)

Oleh karena itu disini Allah berfirman: wa maa anta ‘alaiHim bijabbaar. fadzakkir  bil qur-aani may yakhaafu  wa’iid  (“Dan kamu sekali-sekali  bukanlah pemaksa terhadap mereka. Maka, beri peringatanlah dengan al-Qur’an orang yang takut kepada ancaman-Ku.”) Qatadah berkata: “Ya Allah, jadikanlah kami termasuk orang yang takut kepada ancaman-Mu dan mengharapkan pahala-Mu. Wahai Rabb Yang Mahaberbuat baik, wahai Rabb yang Mahapemurah.”

Sekian.

2 Tanggapan to “Tafsir Al-Qur’an Surah Qaaf (8)”

  1. fulanah 28 Januari 2015 pada 11.47 #

    BarakAllaahu fiikum. Syukron untuk postingannya.

    • untungsugiyarto 28 Januari 2015 pada 14.41 #

      Ya iyyaakum, terimakasih juga sudah bersedia berkunjung ke blog ini. Silakan dishare agar manfaatnya menjadi lebih luas.

Tinggalkan komentar