Tafsir Ibnu Katsir Surah Al-Anbiyaa’ ayat 83-84

3 Agu

Tafsir Al-Qur’an Surah Al-Anbiyaa’ (Nabi-Nabi)
Surah Makkiyyah; surah ke 21: 112 ayat

tulisan arab alquran surat al anbiyaa' ayat 83-84“Dan (ingatlah kisah) Ayyub, ketika ia menyeru Rabbnya: ‘(Ya Rabbku), sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit dan Engkau adalah Yang Maha-penyayang di antara semua penyayang.” (QS. 21:83) Maka Kami pun memperkenankan seruannya itu, lalu Kami lenyapkan penyakit yang ada padanya dan Kami kembalikan keluarganya kepadanya, dan Kami lipat-gandakan bilangan mereka, sebagai suatu rahmat dari sisi Kami dan untuk menjadi peringatan bagi semua yang beribadah kepada Allah. (QS. 21:84)” (al-Anbiyaa’: 83-84)

Allah Ta’ala menceritakan tentang Ayyub as. yang mendapatkan ujian musibah dalam harta, anak dan tubuhnya. Dahulu, beliau memiliki kendaraan, binatang ternak dan tanaman yang banyak sekali, anak yang banyak dan tempat tinggal yang menyenangkan. Lalu, semua yang beliau miliki diuji dengan musibah dan dilenyapkan seluruhnya, kemudian diberi musibah pula tubuhnya, hingga tidak ada seorang pun yang mendekatinya selain isteri yang mengurusnya. Dikatakan bahwa isterinya itu merasa lelah, lalu mempekerjakan seseorang untuk mengurus suaminya itu.

Diriwayatkan bahwa sesungguhnya Nabi bersabda: “Manusia yang paling berat ujiannya adalah para Nabi, kemudian orang-orang yang shalih, kemudian orang-orang yang sebanding dan seterusnya.”

Sesungguhnya Nabiyyullah Ayyub as. sangat sabar, dan karenanya dibuat permisalan seperti itu. Dari Abu Hurairah, bahwa Nabi bersabda: “Ketika Allah telah memberikan kesehatan kepada Ayyub, Dia menurunkan hujan belalang emas yang kemudian diambil dengan tangan Ayyub dan dimasukkan ke dalam bajunya. Lalu, dikatakan kepadanya: ‘Hai Ayyub! Apakah engkau kenyang?’ Dia menjawab: ‘Ya Rabbku, siapakah yang kenyang dari rahmat-Mu?’”
(Hadits ini bersumber dari ash-Shahihain dan akan disebutkan kembali pada tempat yang lain)

Firman-Nya: wa aatainaaHu aHlaHuu wa mitslaHum ma’aHum (“Dan Kami kembalikan keluarganya kepadanya, dan Kami lipat-gandakan bilangan mereka,”) Ibnu ‘Abbas ber-kata: “Mereka dikembalikan kepadanya dengan diri-diri mereka.” Demikian yang diriwayatkan oleh al-‘Aufi dari Ibnu `Abbas dan pendapat senada diriwayatkan pula dari Ibnu Mas’ud dan Mujahid serta dikatakan oleh al-Hasan dan Qatadah. Sebagian mereka mengatakan bahwa nama isterinya adalah Rahmah. Berkata Hammad bin Zaid dari Abu ‘Imran al-Juni, dari Nauf al-Bukali, ia berkata: “Pahala mereka akan didapatkan di akhirat dan yang sebanding dengan itu akan diberikan di dunia.” Aku ceritakan hal itu kepada Mutharrif, lalu ia menjawab: “Wajahnya tidak pernah dikenal sebelum hari itu.” Demikian pula yang diriwayatkan dari Qatadah, as-Suddi dan banyak ulama Salaf. Wallahu a’lam.

Firman-Nya: rahmatam min ‘indinaa (“Sebagai suatu rahmat dari sisi Kami”) yaitu Kami lakukan hal itu sebagai rahmat dari Allah untuk menjadi peringatan bagi semua yang beribadah kepada Allah,”) yaitu Kami jadikan hal itu sebagai rahmat dari Allah; wa dzikraa lil ‘aabidiin (“Dan untuk menjadi peringatan bagi semua yang beribadah kepada Allah.”) yaitu Kami jadikan hal itu sebagai suri tauladan, agar orang yang mendapatkan ujian tidak mengira bahwa Kami melakukan hal itu untuk menghinakan mereka serta agar mereka tetap teguh dalam kesabaran atas takdir dan ujian Allah kepadahamba-Nya sesuai yang dikehendaki-Nya. Dia Mahamemiliki hikmah yangmelimpah dalam masalah itu.

Bersambung

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

%d blogger menyukai ini: