Tafsir Ibnu Katsir Surah At-Taubah / Al-Bara’ah ayat 17-18

22 Des

Tafsir Al-Qur’an Surah At-Taubah (Pengampunan)
Surah Madaniyyah; surah ke 9: 129 ayat

tulisan arab alquran surat at taubah ayat 17-18“Tidaklah pantas orang-orang musyrik itu memakmurkan masjid-masjid Allah, sedang mereka mengakui bahwa mereka sendiri kafir. Itulah orang yang sia-sia pekerjaannya, dan mereka itu kekal di dalam neraka. (QS. 9:17) Hanya saja yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, serta tetap mendirikan shalat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapa pun) selain kepada Allah, maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk. (QS. 9:18)” (at-Taubah / al-Bara’ah: 17-18)

Allah berfirman: “Tidak sepatutnya orang-orang yang musyrik memakmurkan masjid-masjid Allah yang didirikan atas nama-Nya semata, tiada sekutu bagi-Nya.” Mereka yang membaca dengan bentuk mufrad, Masjid Allah,” maka yang mereka maksudkan adalah Masjidilharam; masjid yang paling mulia yang ada di muka bumi, yang sejak pertama dibangun untuk pelaksanaan ibadah kepada Allah semata, tiada sekutu bagi-Nya, yang didirikan oleh Ibrahim Khalilurrahman (kekasih Allah). Sedangkan orang-orang kafir itu mengakui dengan sikap dan ucapan mereka, bahwa mereka itu kafir.

Sebagaimana yang dikatakan oleh as-Suddi: “Jika kamu bertanya kepada orang Nasrani, apa agamamu? Ia akan menjawab bahwa ia adalah Nasrani. Jika kamu bertanya kepada orang Yahudi, apa agamamu? Ia akan menjawab bahwa ia adalah Yahudi. Begitu juga dengan orang-orang Shabi-i, ia akan me-ngatakan bahwa ia Shabi-i, dan orang Musyrik ia akan mengatakan bahwa ia musyrik.”

Ulaa-ikah habithat a’maaluHum (“Mereka itulah orang-orang yang sia-sia pekerjaannya.”) Yakni, karena kesyirikan mereka.
Wa fin naari Hum khaaliduun (“Dan mereka kekal di dalam neraka.”)

Untuk itu Allah berfirman: inna maa ya’muru masaajidallaaHi man aamana billaaHi wal yaumil aakhiri (“Yang memakmurkan masjid-masjid Allah hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari akhir.”) Allah menyatakan, bahwa orang-orang yang memakmurkan masjid adalah orang-orang yang beriman, sebagaimana dikatakan oleh Imam Ahmad, dari Abu Sa’id al-Khudri, sesungguhnya Rasulullah saw bersabda:
“Jika kamu melihat seseorang terbiasa pergi ke masjid, maka saksikanlah bahwa dia beriman.”
Allah berfirman: “Yang memakmurkan masjid-masjid Allah hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari akhir.”

Hadits ini juga diriwayatkan oleh at-Tirmidzi, Ibnu Mardawaih al-Hakim dalam Mustadraknya.

Dan firman-Nya: wa aqaamash shalaata (“Dan mendirikan shalat.”) Yakni yang merupakan ibadah badaniyah yang paling agung; wa aataz zakaata (“Dan mengeluarkan zakat.”) Yakni, yang merupakan amal perbuatan yang paling utama di antara amal perbuatan yang bermanfaat bagi makhluk lain.

Dan firman-Nya: wa lam yakhsya illallaaHa (“Dan tidak takut selain kepadaAllah.”) Yakni, tidak merasa takut kecuali kepada Allah saja, dan tidak ada sesuatu yang lain yang ia takuti.
Fa ‘asaa ulaa-ika ay yakuunuu minal muHtadiin (“Maka merekalah yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat pentunjuk.”

Allah berfirman, bahwa merekalah orang-orang yang beruntung, seperti firman-Nya kepada Nabi-Nya, yang artinya:
“Mudah-mudahan Rabbmu mengangkatmu ke tempat yang terpuji.” (QS. Al-Isra’: 79). Yaitu syafa’at.

Setiap kata ‘asaa di dalam al-Qur’an yang bermakna harapan adalah bermaksud kewajiban (keharusan).

&

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

%d blogger menyukai ini: