Asbabun Nuzul Surah Ali ‘Imraan (2)

5 Feb

asbabun nuzul surah al-qur’an

28. “Janganlah orang-orang mukmin mengambil orang-orang kafir menjadi wali[192] dengan meninggalkan orang-orang mukmin. barang siapa berbuat demikian, niscaya lepaslah ia dari pertolongan Allah, kecuali Karena (siasat) memelihara diri dari sesuatu yang ditakuti dari mereka. dan Allah memperingatkan kamu terhadap diri (siksa)-Nya. dan Hanya kepada Allah kembali (mu).”
(Ali ‘Imraan: 28)

[192] Wali jamaknya auliyaa: berarti teman yang akrab, juga berarti pemimpin, pelindung atau penolong.

Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir dari Sa’id atau ‘Ikrimah, yang bresumber dari Ibnu ‘Abbas bahwa Al-Hajjaj bin ‘Amr yang mewakili Ka’b bin al-Asyraf, Ibnu Abil Haqiq, serta Qais bin Zaid (tokoh-tokoh Yahudi) telah memikat segolongan kaum Anshar untuk memalingkan mereka dari agamanya. Rifa’ah bin al-Mundzir, ‘Abdullah bin Jubair serta Sa’d bin Hatsamah memperingatkan orang-orang Anshar tersebut dengan berkata: “Hati-hatilah kalian dari pikatan mereka, dan janganlah terpaling dari agama kalian.” Mereka menolak peringatan tersebut. Maka Allah menurunkan ayat tersebut di atas (Ali ‘Imraan: 28) sebagai peringatan agar tidak mmenjadikan orang-orang kafir sebagai pelindung kaum Mukminin.

31. Katakanlah: “Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu.” Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
(Ali ‘Imraan: 31)

Diriwayatkan oleh Ibnul Mundzir yang bersumber dari al-Hasan. Bahwa ada suatu kaum di zaman Nabi saw. yang berkata: “Demi Allah, hai Muhammad, sesungguhnya kami benar-benar yakin cinta kepada Rabb kami.” Maka Allah menurunkan ayat tersebut di atas (Ali ‘Imraan: 31) sebagi tuntunan bagaimana seharusnya mencintai Allah.

58. “Demikianlah (kisah ‘Isa), kami membacakannya kepada kamu sebagian dari bukti-bukti (kerasulannya) dan (membacakan) Al Quran yang penuh hikmah.”
(Ali ‘Imraan: 58)

59. “Sesungguhnya misal (penciptaan) Isa di sisi Allah, adalah seperti (penciptaan) Adam. Allah menciptakan Adam dari tanah, Kemudian Allah berfirman kepadanya: “Jadilah” (seorang manusia), Maka jadilah Dia.”
(Ali ‘Imraan: 59)

60. “(apa yang Telah kami ceritakan itu), Itulah yang benar, yang datang dari Tuhanmu, Karena itu janganlah kamu termasuk orang-orang yang ragu-ragu.”
(Ali ‘Imraan: 60)

61. “Siapa yang membantahmu tentang kisah Isa sesudah datang ilmu (yang meyakinkan kamu), Maka Katakanlah (kepadanya): “Marilah kita memanggil anak-anak kami dan anak-anak kamu, isteri-isteri kami dan isteri-isteri kamu, diri kami dan diri kamu; Kemudian marilah kita bermubahalah kepada Allah dan kita minta supaya la’nat Allah ditimpakan kepada orang-orang yang dusta[197].”
(Ali ‘Imraan: 61)

[197] Mubahalah ialah masing-masing pihak diantara orang-orang yang berbeda pendapat mendoa kepada Allah dengan bersungguh-sungguh, agar Allah menjatuhkan la’nat kepada pihak yang berdusta. nabi mengajak utusan Nasrani Najran bermubahalah tetapi mereka tidak berani dan Ini menjadi bukti kebenaran nabi Muhammad s.a.w.

62. “Sesungguhnya Ini adalah kisah yang benar, dan tak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Allah; dan Sesungguhnya Allah, dialah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.”
(Ali ‘Imraan: 62)

Driiwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim yang bersumber dari al-Hasan, bahwa ada dua orang rahib (pastur) dari Najran menghadap Rasulullah saw. dan berkata: “Siapa bapak ‘Isa?” Rasulullah tidak cepat-cepat menjawab sebelum mendapat petunjuk Allah. Maka turunlah ayat tersebut (Ali ‘Imraan: 58-60) kepadanya yang menjelaskan tentang siapa ‘Isa.

Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim dari Al-‘Aufi, yang bersumber dari Ibnu ‘Abbas bahwa segolongan kaum Nasrani Najran yang dipimpin langsung oleh kepala dan wakilnya, menghadap Rasulullah saw. dan berkata: “Mengapa tuan menyebut sahabat kami?” Nabi saw. menjawab: “Siapakah dia ?” Mereka berkat: “’Isa, yang tuan anggap sebagai hamba Allah.” Maka Nabi menjawab: “Benar.” Mereka berkata: “Apakah tuan tahu yang seperti ‘Isa, atau diberitahu tentang dia?” Kemudian mereka keluar dari Rasulullah saw.. Dan tiada lama kemudian datanglah Jibril menyampaikan ayat tersebut di atas (Ali ‘Imran: 59-60) yang menegaskan adanya orang yang seperti ‘Isa.

Diriwayatkan oleh al-Baihaqi di dalam kitab ad-Dalaa-il, dari Salamah bin Abi Yasyu’, dari bapaknya, yang bersumber dari datuknya. Bahwa sebelum turun surah an-Naml ayat 31, Rasulullah saw. menulis surat kepada orang Najran seperti berikut: “Dengan Nama Rabb Ibrahim, Ishaq, dan Ya’qub, dari Muhammad, Nabi Allah,” sampai akhir hadits. Selanjutnya dalam hadits itu dikemukakan bahwa kaum Najran mengutus Syurahbil bin Wada’ah al-Hamdani, ‘Abdullah bin Syuhrabil al-Ashbahi, dan Jabbar al-Haritsi untuk menghadap Rasulullah saw.. Kemudian terjadi dialog, akan tetapi masih tertunda satu masalah, yaitu pertanyaan mereka: “Bagaimana pendapat tuan tentang ‘Isa.” Nabi menjawab: “Belum ada isyarat padaku tentang itu. Tapi cobalah kalian bermalam sampai besok, agar aku dapat menerangkan hal itu.” Keesokan harinya turunlah ayat tersebut di atas (Ali ‘Imraan: 59-62) yang menegaskan siapa ‘Isa.

Diriwayatkan oleh Ibnu Sa’d di dalam Kitab ath-Thabaqaat, yang bersumber dari al-Azraq bin Qais. Bahwa ketika Uskup Najran dan wakilnya menghadap Rasulullah saw., beliau menjelaskan kepada keduanya tentang Islam. Mereka berkata: “Kami telah lebih dahulu masuk Islam sebelum tuan.” Nabi saw. bersabda: “Kalian berdusta, karena ada tiga hal yang menghalangi kalian masuk Islam, yaitu 1. Kalian mengatakan bahwa Allah mempunyai anak. 2. Kalian memakan daging babi. 3. Kalian bersujud kepada patung.” Kedua orang itu bertanya: ”Kalau begitu siapakah bapak ‘Isa?” Pada waktu itu Rasulullah tidak mengetahui bagaimana harus menjawabnya. Maka turunlah ayat tersebut di atas (Ali-‘Imraan: 59-62) sebagai tuntunan kepada Rasulullah saw. untuk menjawabnya. Kemudian Rasulullah saw. mengajak mengadakan mulaa’anah*, akan tetapi mereka menolak dan memilih membayar jiyah (upeti), maka pulanglah mereka.

*Mulaa’anah artinya saling bersumpah untuk dilaknat oleh Allah swt, apabila ucapannya tidak benar.

Sumber: Al-Qur’an;
Asbabun Nuzul, KHQ Shaleh dkk;

Tinggalkan komentar